6Tujuan Kewirausahaan dan Penjelasannya\r\n\r\nWritten By Habibullah Al Faruq 19 Aug 2018 Add Comment\r\n\r\nKewirausahaan ternyata menjadi salah satu aspek penting di dalam kehidupan bermasyarakat. Mengapa tidak, masalahnya, dengan kewirausahaan, bisa meningkatkan ekonomi warga sekitar.\r\n\r\n \r\n\r\nDengan 1 wirausahawan yang
Sebutkan tujuan wirausaha untuk siswa dan dunia pendidikan, kecuali?a. Menciptakan unit bisnis baru yang berbasis IPTEK b. Meningkatkan kecakapan siswa sehingga tercipta wirausaha mud yang handal c. agar siswa mendapat penghasilan sampingan selain belajar d. jawaban semua benarJawaban C. agar siswa mendapat penghasilan sampingan selain belajar Dirangkum dari Wikipedia, Brainly dan Ruangguru, sebutkan tujuan wirausaha untuk siswa dan dunia agar siswa mendapat penghasilan sampingan selain pembahasan soal dari kami kamu juga bisa baca tentang pertanyaan selanjutnya yaitu Mengapa dalam memilih lokasi perusahaan harus mempertimbangkan faktor tenaga kerja? beserta jawaban penjelasan dan pembahasan lengkap. Post Views 4
DINASPENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAH RAGA. SMK NEGERI 4 BENGKULU SELATAN. Sebutkan tujuan wirausaha untuk siswa dan dunia pendidikan..! 3. Sebutkan faktor-faktor keberhasilan dalam wirausaha! 4. Sebutkan faktor-faktor kegagalan dalam wirausaha..! 5.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi setiap orang di era globalisasi. Pendidikan mengenalkan nilai-nilai yang mendorong individu untuk memajukan pembangunan negara dan berprestasi. Pendidikan adalah proses mengembangkan keterampilan seseorang untuk menjadi individu yang berguna dan mengembangkan kepribadian yang positif. Untuk menumbuhkan kewirausahaan dan memberikan jawaban untuk masa depan, kita juga perlu menumbuhkan kewirausahaan di bidang pendidikan. Pendidik adalah bagian terpenting dalam mempromosikan kewirausahaan siswa. Keingintahuan dan Kenyamanan Materi yang diberikan guru sederhana atau mudah dipahami. Semakin efektif guru, semakin mudah bagi siswa untuk beradaptasi dengan situasi. Oleh karena itu, kenyamanan siswa dapat membawa kegembiraan bagi guru sebagai pelatih dan tutor. Kewirausahaan adalah suatu tindakan, jiwa, kemampuan untuk membangun sesuatu yang baru, sangat berharga, dan dapat bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Kewirausahaan lebih dari sekedar proses pengembangan perusahaan, itu adalah fenomena yang kompleks. Pengusaha selalu berpikir lateral. Oleh karena itu, orang menginginkan sesuatu yang baru dan lebih suka tampil beda dari yang lain. Dalam kehidupan sekarang ini, peran kewirausahaan sangat penting untuk merangsang kreativitas semua. Peran kewirausahaan adalah memberikan kontribusi yang luas kepada masyarakat dalam menjalankan usaha, meningkatkan kreativitas bagi semua, memperkenalkan produk impor ke luar negeri dan memberikan wawasan dunia usaha. Dalam pendidikan kewirausahaan, terdapat pola pendapat tentang anugerah pendidikan kewirausahaan dalam proses pembelajaran di lembaga formal. Topik diskusi adalah pendidikan kewirausahaan dan pendidikan in-house. Mempertimbangkan diskusi kontekstual dan konseptual antara kewirausahaan dan pendidikan berbasis kerja, siswa sebagai generasi muda dari proses pendidikan perlu diberikan definisi kewirausahaan yang lebih luas. Kewirausahaan dalam pendidikan berarti bahwa sekolah, terutama pengelola sekolah, melakukan upaya terus menerus untuk memenuhi persyaratan sekolah. Kewirausahaan dalam pendidikan bertujuan untuk membentuk manusia seutuhnya secara keseluruhan menjadi satu dengan kepribadian, wawasan dan dalam pendidikan sangat penting karena memberikan dampak positif bagi siswa. Ini berarti Anda dapat mengembangkan keterampilan kepemimpinan, menjadi mandiri, menghadapi tantangan global yang berubah dengan cepat, dan memecahkan masalah yang muncul dalam kehidupan yang baik. Kewirausahaan dalam pendidikan memerlukan mengingat hal-hal penting sistematis, kreatif, inovatif, produktif, dan responsif. Contoh Kimia dapat dengan cepat menjadi kompleks dan membosankan dan sulit untuk dipahami. Hal ini menjadi dilema bagi siswa dan tentunya menjadi masalah bagi pendidik. Kewirausahaan dapat menghilangkan hal ini. Pendidik perlu menemukan cara yang lebih kreatif agar pembelajaran kimia tidak membosankan dan rumit. Selain itu, pendidik juga membutuhkan kewirausahaan untuk menjadi pendidik yang sukses dan inspiratif. Karena hubungan antara kewirausahaan dan pendidikan, hal ini dapat berdampak positif untuk mengetahui keterampilan dan kemampuan siswa dalam kaitannya dengan kemampuannya. Kemunculan wirausaha sejak dini akan membawa masa depan yang cerah bagi negara dan perkembangannya, termasuk dari segi ekonomi. Semakin maju pengembangan keterampilan bisnis, semakin cepat negara akan maju. Generasi muda harus mampu memahami masa depan, terutama dalam menghadapi teknologi yang terus berubah dan berkembang. Jadi kamu harus bisa menjadikannya teman agar dia bisa menggunakannya untuk pembangunan negara melalui sistematis, sebagian besar masyarakat, terutama mahasiswa, takut bangkrut dan kurang motivasi untuk menjadi wirausaha karena tidak memiliki kendali atas keuangan dan keterampilan. Selain itu, karena masih dalam tahap pendidikan, sulit untuk memisahkan waktu bisnis dan studi. Mahasiswa masih rentan terhadap kritik dan reaksi terkait yang memberikan kesan bahwa mereka menyerah pada karir masa depan mereka. Hal ini menyebabkan mereka meninggalkan jiwa wirausaha mereka. Dengan munculnya berbagai situasi tersebut, kewirausahaan perlu ditanamkan pada setiap orang terutama mahasiswa, sehingga dapat memberikan kesan yang positif dalam membangun kewirausahaan. Salah satu cara untuk memberikan pembelajaran kewirausahaan adalah dengan menyertakan diskusi yang mencakup pemahaman tentang kewirausahaan. Pemahaman materi tidak monoton, karena pembelajaran seolah memberikan pemahaman dan arahan baru. Selain itu, mata pelajaran atau kuliah yang terkait dengan kewirausahaan saat ini ditawarkan baik dalam pengantar maupun perencanaan. Hal ini sangat lumrah karena memerlukan pemahaman konsep dan materi yang dapat memberikan pelajaran yang bermakna kepada pelajar sebelum melakukan kegiatan praktik nyata. Kewirausahaan di bidang pendidikan memberikan dampak positif bagi semua pelajar. Ternyata setiap orang perlu memiliki cara kreatif untuk memunculkan ide-ide yang masuk akal dan bisa menjadi wirausaha. Oleh karena itu, Anda dapat menggunakannya untuk membangun kepribadian wirausaha Anda. Ada cara lain untuk membangun kewirausahaan di bidang pendidikan. Dengan kata lain, partisipasi wirausaha dalam kompetisi. Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya

TujuanPembelajaran 1 Siswa atau peserta diklat dapat merumuskan tujuan dan sasaran usaha, serta menetapkan bentuk-bentuk badan usaha. hanya dijadikan sebagai batu loncatan oleh wirausaha untuk membuat bentuk usaha lain yang mungkin lebih besar dan lebih baik dari perusahaan perorangan yang dijalankannya. Ibnoe Soedjono dkk., 1991

13+ Cara Cepat Sebutkan Tujuan Wirausaha Untuk Siswa Dan Dunia Pendidikan Terupdate. 4 pendidikan kewirausahaan menjadi manusia berwatak dan unggul, memberikan kemampuan untuk. Jurusan manajemen mempelajari proses dalam membuat suatu perencanaan pengorganisasian pengendalian serta memimpin berbagai usaha. Tujuan wirausaha untuk siswa dan dunia pendidikan from Untuk memacu kreatifitas, menumbuhkembangkan budaya kewirausahaan &. Meningkatkan jumlah wirausahawan yang berkualitas. Tujuan kewirausahaan untuk siswa dan dunia pendidikan. Sebutkan tujuan kewirausahaan bagi siswa dan dunia. Kemudian, kami sangat menyarankan anda untuk membaca juga soal. Kemudian, kami sangat menyarankan anda untuk membaca juga Tujuan Kewirausahaan Untuk Siswa Dan Dunia Pendidikan?Selama Ini Banyak Orang Penejelasan Dari Pertanyaan Sebutkan Tujuan Wirausaha Untuk Siswa Dan Dunia Dari Encyclopedia Britannica, Sebutkan Tujuan Wirausaha Untuk Siswa Dan Dunia Agar Siswa Mendapat Penghasilan Sampingan Selain Tujuan Wirausaha Untuk Siswa Dan Dunia Wirausaha Untuk Siswa Dan Dunia Pendidikan Berbagai Pendidikan Kewirausahaan Menjadi Manusia Berwatak Dan Unggul, Memberikan Kemampuan Dari Encyclopedia Britannica, Sebutkan Tujuan Wirausaha Untuk Siswa Dan Dunia Agar Siswa Mendapat Penghasilan Sampingan Selain dari 13+ Cara Cepat Sebutkan Tujuan Wirausaha Untuk Siswa Dan Dunia Pendidikan Terupdate. Tujuan kewirausahaan yang pertama ini berdasarkan pemikiran apabila seorang pebisnis,. Dilansir dari encyclopedia britannica, sebutkan tujuan wirausaha untuk siswa dan dunia agar siswa mendapat penghasilan sampingan selain belajar. Kemudian, kami sangat menyarankan anda untuk membaca juga soal. meningkatkan kecakapan siswa sehingga tercipta wirausaha mud yang handal. Tujuan Wirausaha Untuk Siswa Dan Dunia Pendidikan Berbagai Peruntukan. Tujuan kewirausahaan yang pertama ini berdasarkan pemikiran apabila seorang pebisnis,. 4 Pendidikan Kewirausahaan Menjadi Manusia Berwatak Dan Unggul, Memberikan Kemampuan Untuk. Itulah penejelasan dari pertanyaan sebutkan tujuan wirausaha untuk siswa dan dunia Dilansir Dari Encyclopedia Britannica, Sebutkan Tujuan Wirausaha Untuk Siswa Dan Dunia Agar Siswa Mendapat Penghasilan Sampingan Selain Belajar. Oleh karena itu, mereka berakhir dengan keahlian sosialisasi yang baik. Kesimpulan dari 13+ Cara Cepat Sebutkan Tujuan Wirausaha Untuk Siswa Dan Dunia Pendidikan Terupdate. Kewirausahaan yang dicanangkan dan didorong perkembangannnya di setiap negara memiliki beberapa tujuan, antara lain sebagai berikut.
\n\n \n\n\n sebutkan tujuan wirausaha untuk siswa dan dunia pendidikan
Tujuankewirausahaan / pendidikan kewirausahaan bagi siswa : Dengan mempelajari kewirausahaan diharapkan para siswa, mahasiswa, atau masyarakat umum lain mendapatkan banyak manfaat diantaranya: Sebutkan tujuan wirausaha untuk siswa dan dunia pendidikan.kecuali. Untuk menigkatkan pribadi siswa menjadi pribadi yg mampu bersaing di luar. Mempelajari kewirausahaan bermanfaat bagi siswa dan pelajar dari latar belakang sosial dan ekonomi yang berbeda karena mengajarkan orang untuk mengembangkan keterampilan unik dan berpikir di luar kotak. Selain itu, menciptakan peluang, menanamkan kepercayaan, menjamin keadilan sosial dan merangsang ekonomi. Apa saja tiga macam tujuan kewirausahaan? Meningkatkan Jumlah Wirausahawan yang Berkualitas. Mensejahterakan Masyarakat. Menanamkan Semangat Wirausaha di dalam Masyarakat. Menyebarkan Semangat Berinovasi. Menumbuhkan Kesadaran Masyarakat akan Kewirausahaan. Apa tujuan kewirausahaan bagi Anda? Tujuan Kewirausahaan – Kewirausahaan adalah sebuah perilaku, sikap, dan kemampuan untuk mengatur atau memanajemen sebuah usaha dan memiliki daya cipta guna memberikan pelayanan kepada konsumen, serta mendapatkan keuntungan dari aktivitas berniaga. Apa saja peran kewirausahaan dalam pendidikan? Kewirausahaan dalam pendidikan sangat penting karena memberikan dampak positif bagi siswa. Ini berarti Anda dapat mengembangkan keterampilan kepemimpinan, menjadi mandiri, menghadapi tantangan global yang berubah dengan cepat, dan memecahkan masalah yang muncul dalam kehidupan yang baik. Mengapa ilmu kewirausahaan penting untuk dipelajari oleh mahasiswa brainly? Jawaban mahasiswa berwirausaha mereka mungkin akan mendapatkan penghasilan sendiri yang dimana itu bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan sendiri, Penjelasan menciptkan lapangan kerja baru apabila usaha yang mereka buat berkembang dan maju, serta dapat meningkatkan keterampilan mahasiswa itu sendiri. Apa tujuan pembelajaran pendidikan kewirausahaan dalam pendidikan di perguruan tinggi? Pendidikan kewirausahaan untuk meningkatkan spirit dan mengembangkan skill serta knowledge di kalangan mahasiswa agar mereka punya bekal setelah lulus nantinya. Pentingkah pendidikan kewirausahaan pada siswa sekolah dasar? Jadi, intinya pendidikan kewirausahaan sangatlah penting bagi anak sekolah dasar, karena didalam pendidikan kewirausahaan bukan hanya mengajarkan tentang bagaimana menjadi wirausahawan yang baik dan benar, akan tetapi juga mengajarkan tentang nilai-nilai dari kewirausahaan seperti jiwa mandiri, kreatif, inovatif, tidak … Jelaskan apa yang dimaksud dengan tujuan pendidikan? No. 20 Tahun 2003 Tentang sistem pendidikan nasional pasal 3 disebutkan tentang tujuan pendidikan yakni mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri serta menjadi warga negara yang demokratis juga … Apa saja tujuan wirausaha Sebutkan minimal 5? Inilah 5 Tujuan Kewirausahaan Membudayakan semangat kewirausahaan di dalam masyarakat. Menumbuhkembangkan kesadaran dan orientasi masyarakat dalam berwirausaha guna menciptakan masyarakat yang mandiri dan tangguh. Menyebarluaskan semangat inovasi dalam kehidupan bermasyarakat. Apa saja tujuan berwirausaha tuliskan minimal lima? Menambah Jumlah Wirausaha dengan Kualitas Bagus. Melakukan Sosialisasi tentang Wirausaha pada Masyarakat. Membentuk Sikap dan Semangat Wirausaha. Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat. Membuka Lapangan Kerja Baru. Jelaskan arti kewirausahaan dan apa tujuanya? Kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan dan mengelola sesuatu yang baru melalui proses kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang sukses. Kewirausahaan termasuk penggerak roda ekonomi. Apa tujuan pembelajaran dari sikap dan perilaku wirausaha? Salah satu tujuan wirausaha adalah membudayakan perilaku, sikap, dan semangat berkemampuan dalam berwirausaha. Ketika masyarakat melihat kesuksesan, mereka akan belajar untuk berperilaku menjadi orang yang sukses. Mereka juga akan bersemangat dan berjuang dengan gigih agar usaha yang dijalankan berhasil. Apa pentingnya kewirausahaan bagi mahasiswa? Secara garis besar kenapa mahasiswa harus berwirausaha dan kenapa kita juga harus berwirausaha point – pointnya adalah sebagai berikut ; Menumbuhkan motivasi kewirausahaan di kalangan mahasiswa. Membangun sikap mental wirausaha. Meningkatkan kecakapan dan keterampilan para mahasiswa khususnya “sense of business” Apa pentingnya memiliki jiwa kewirausahaan bagi mahasiswa? Dengan mahasiswa berwirausaha mereka mungkin akan mendapatkan penghasilan sendiri yang dimana itu bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan sendiri, menciptkan lapangan kerja baru apabila usaha yang mereka buat berkembang dan maju, serta dapat meningkatkan keterampilan mahasiswa itu sendiri. Jelaskan apa yang dimaksud dengan pendidikan kewirausahaan? Menurut Rosyanti dan Irianto 2019588 Pendidikan Kewirausahaan adalah usaha terencana dan aplikatif untuk meningkatkan pengetahuan, intensi atau niat dan kompetensi peserta didik untuk mengembangkan potensi dirinya dengan diwujudkan dalam perilaku kreatif, inovatif dan berani mengambil serta mengelola resiko. Mengapa seorang siswa harus memilih profesi wirausaha untuk masa depannya? Alasan memilih menjadi pengusaha yang paling utama adalah ingin menghasilkan profit yang lebih besar. Karena dengan memiliki penghasilan yang besar Kamu bisa menikmati hidup yang menyenangkan, bebas dari lilitan hutang, memiliki hidup yang berkecukupan, bahkan bisa jalan-jalan ke luar negeri. Referensi Pertanyaan Lainnya1Benda Kerajinan Kayu Dibuat Dengan Berbagai Teknik Antara Lain Teknik?2Keadaan Ekonomi Pada Masa Orde Baru?3KPK Dari 36 Dan 40?4Jelaskan Tentang Rancangan Dalam Pembuatan Kerajinan Tekstil?5Mengapa Manusia Perlu Berkompetisi Dan Berkolaborasi?6Wirausaha Yang Bertarung Dengan Waktu Merupakan Salah Satu Karakter Dari?7Tujuan Adanya Desire Dalam Sebuah Iklan Adalah?8Macam Macam Besaran Pokok Dan Alat Ukurnya?9Tari Serimpi Merupakan Contoh Tari?10Gerakan Handstand Kedua Yang Berdiri Dengan Alas?
EkohariyantoCom Bse Kelas 12 Sma Prakarya Dan Kewirausahaan Siswa 0111 Di 2020 Sma Sejarah Berkelas . Penerapan alternatif model pembelajaran ini akan mengikuti alur-alur untuk menumbuhkan indikator-indikator kemampuan wirausaha. Tujuan wirausaha untuk siswa. Hal ini dapat dilihat dari penlitian tentang sikap wirausaha siswa.

Di era globalisasi saat ini, wirausaha tidak asing lagi dijumpai di lingkungan masyarakat. Hal ini dikarenakan banyaknya orang yang berlomba-lomba untuk mendapatkan suatu pekerjaan di sebuah perusahaan, namun tidak semua orang dapat diterima di perusahaan tersebut. Sehingga timbul banyak pengangguran dan mereka memilih untuk beralih menjadi wirausahawan. Di dunia pendidikan, wirausaha telah dimasukkan ke dalam kurikulum pembelajaran, tujuannya yaitu melahirkan Siswa yang siap untuk berwirausaha. Untuk itu, karakteristik wirausaha pada Siswa perlu diterapkan melalui kegiatan-kegiatan di sekolah, dengan harapan agar Siswa menjadi terbiasa untuk menerapkannya dan Siswa memiliki karakter yang siap menjadi wirausaha. Penerapan karakteristik wirausaha pada Siswa di sekolah, dapat dilakukan dengan menekankan pola pembelajaran kewirausahaan yang mengarahkan kepada empat prinsip penting yaitu 1 Learning to know, Siswa belajar untuk mengetahui atau memahami kewirausahaan. Prinsip ini dikondisikan agar Siswa aktif mencari tahu dan menciptakan rasa ingin tahu yang besar tentang kewirausahaan; 2 Learning to do, Siswa belajar untuk melakukan wirausaha; 3 Learning to be, Siswa belajar mempraktekkan kegiatan wirausaha. Kegiatan praktik berwirausaha di sekolah dimaksudkan agar Siswa mempunyai pengalaman awal dalam berwirausaha; dan 4 Learning to live together, Siswa belajar untuk bersama dengan yang lain dalam interaksi sosial dalam berwirausaha. Pembelajaran kewirausahaan di sekolah perlu diintegrasikan dengan sikap dan perilaku seperti tanggung jawab, kerja keras, disiplin, semangat belajar, dan lain-lain. Jika sikap-sikap tersebut dapat diterapkan dengan baik dan konsisten, serta dapat terwujud dalam kehidupan keseharian di sekolah, maka secara bertahap akan tumbuh menjadi kebiasaan Siswa dalam kehidupan sehari-hari dalam menunjang keberhasilan dalam membentuk karakteristik wirausaha. Jadi, untuk melahirkan Siswa yang bermental wirausaha, maka perlu adanya pembiasaan penerapan wirausaha di sekolah yang dapat ditempuh melalui kegiatan belajar mengajar, penerapan karakteristik kewirausahaan di sekolah dan praktik berwirausaha. “SMK Negeri 10 Semarang, dari Semarang untuk Indonesia” Penulis Dra. Rodhatin, Guru Mapel Produk Kreatif dan Kewirausahaan

Wirausahaadalah orang yang berani mengusahakan suatu pekerjaan baik untuk diri sendiri ataupun untuk orang lain. Kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. 2. memiliki sifat jujur, selalu disiplin, kreatif dan inovatif, memiliki komitmen tinggi, mandiri serta realistis, memiliki keterampilan personal PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut David Mc Clelland, negara yang mempunyai banyak entrepreneur wirausaha adalah negara yang perekonomiannya mempunyai potensi yang cepat untuk maju dan menjadi negara yang makmur. Oleh karena itu apabila pembelajaran entrepreneuship tidak ada dalam agenda nasional sebuah Negara, cita-cita untuk lepas dari kemiskinan dan bangkit meraih kemakmuran hanyalah utopia. Suatu negara akan makmur apabila mempunyai sedikitnya 2 persen entrepreneur dari jumlah penduduk. Menurut Ciputra, Indonesia hanya memiliki sekitar entrepreneur, atau sekitar 0,18 persen dari populasinya. Sehingga Indonesia masih memerlukan 12 kali entrepreneur lebih banyak dari yang ada sekarang ini. Sekolah atau pendidikan menjadi tempat yang sangat strategis untuk menumbuhkan bakat wirausaha. Beberapa alasan sekolah formal dapat menumbuhkan bakat wirausaha, yaitu Pertama, sekolah adalah lembaga pendidikan yang sangat dipercaya masyarakat untuk masa depan yang lebih baik. Kedua, jaringan sudah ada di seluruh pelosok negeri. Ketiga, melalui sekolah juga bisa menjangkau dan mempengaruhi keluarga anak didik Dr. Riant Nugroho, 2009. Sekolah Menengah Kejuruan merupakan sekolah formal di bawah Departemen Pendidikan nasional, mempunyai tujuan antara lain adalah menghasilkan tamatan yang siap memasuki lapangan kerja secara mandiri sebagai wirausaha entrepreneur . Dengan usia siswa yang rata-rata masih dalam masa yang produktif untuk menerima ilmu pengetahuan dan teknologi termasuk di dalamnya ilmu wirausaha, maka SMK menjadi sangat penting dalam menyiapkan tamatan yang siap berwirausaha. Untuk itu, karakteristik wirausaha di SMK perlu dikondisikan baik melalui jalur kegiatan intrakurikuler, kokurikuler maupun ekstrakurikuler. Sehingga diharapkan dengan kondisi lingkungan yang menerapkan karakteristik wirausaha, siswa menjadi terbiasa untuk menerapkannya dan pada akhirnya akan menjadi karakter kepribadian siswa. B. Rumusan Masalah Dari uraian di atas, penulis menyusun rumusan masalah Bagaimanakah menumbuhkan jiwa wirausaha siswa SMK melalui pembiasaan penerapan karakteristik wirausaha di sekolah ?. C. Tujuan Adapun tujuan penulisan adalah sebagai berikut 1. Menghasilkan tamatan Sekolah Menengah Kejuruan yang siap untuk berwirausaha. 2. Mengembangkan Sekolah Menengah Kejuruan yang dapat menjadi tempat pembiasaan penerapan karakteristik wirausaha. 3. Dapat meningkatkan derajat kemakmuran bagi masyarakat luas. TINJAUAN PUSTAKA A. Hakekat Kewirausahaan Kewirausahaan pada hakekatnya adalah sifat, ciri dan watak seseorang yang memiliki kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia nyata secara kreatif. Istilah kewirausahaan berasal dari terjemahan “Entrepreneurship”, dapat diartikan sebagai “the backbone of economy”, yang adalah syaraf pusat perekonomian atau pengendali perekonomian suatu bangsa. Secara epistimologi, kewirausahaan merupakan suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha atau suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru dan berbeda. Menurut Thomas W Zimmerer, kewirausahaan merupakan penerapan kreativitas dan keinovasian untuk memecahkan permasalahan dan upaya untuk memanfaatkan peluang yang dihadapi sehari-hari. Kewirausahaan merupakan gabungan dari kreativitas, keinovasian dan keberanian menghadapi resiko yang dilakukan dengan cara kerja keras untuk membentuk dan memelihara usaha baru. Menurut Marzuki Usman, pengertian wirausahawan dalam konteks manajemen adalah seseorang yang memiliki kemampuan dalam menggunakan sumber daya, seperti finansial, bahan mentah dan tenaga kerja untuk menghasilkan suatu produk baru, bisnis baru, proses produksi ataupun pengembangan organisasi. Wirausahawan adalah seseorang yang memiliki kombinasi unsur-unsur internal yang meliputi kombinasi motivasi, visi, komunikasi, optimisme, dorongan semangat dan kemampuan untuk memanfaatkan peluang usaha. Sedangkan menurut Sri Edi Swasono, dalam konteks bisnis, wirausahawan adalah pengusaha, tetapi tidak semua pengusaha adalah wirausahawan. Wirausahawan adalah pionir dalam bisnis, inovator, penanggung resiko, yang memiliki visi ke depan dan memiliki keunggulan dalam berprestasi di bidang usaha Sumarsono, 2009. Menurut Thomas Zimmerer dan Norman M. Scarborough dalam Riant Nugroho 2009, entrepreneur wirausaha sebagai seorang yang menciptakan sebuah bisnis baru dengan mengambil resiko dan ketidakpastian demi mencapai keuntungan dan pertumbuhan dengan cara mengidentifikasi peluang dan memnggabungkan sumber daya yang diperlukan untuk mendirikannya. Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa kewirausahaan adalah suatu kemampuan dalam berpikir kreatif dan berperilaku inovatif yang dijadikan dasar, sumber daya, tenaga penggerak, tujuan siasat, kiat dan proses dalam menghadapi tantangan hidup Sumarsono, 2009. Adapun karakteristik wirausaha yang berhasil adalah sebagai berikut 1. Inisiatif, yaitu melakukan sesuatu sebelum diminta atau terdesak keadaan. 2. Asertif, yaitu menghadapi masalah secara langsung dengan orang lain. Meminta orang lain mengerjakan apa yang harus mereka kerjakan. 3. Melihat dan bertindak berdasarkan peluang, yaitu menangkap peluang khusus untuk memulai bisnis baru, mencari dukungan keuangan, lahan, ruang kerja dan bimbingan 4. Orientasi efisiensi, yaitu mencari dan menemukan cara untuk mengerjakan sesuatu dengan lebih cepat atau dengan lebih sedikit biaya. 5. Perhatian pekerjaan dengan kualitas tinggi, yaitu keinginan untjuk menghasilkan atau memasarkan produk atau jasa dengan kualitas tinggi. 6. Perencanaan yang sistematis, yaitu menguraikan pekerjaan yang besar menjadi tugas-tugas atau sasaran-sasaran kecil, mengantisipasi hambatan dan menilai alternative. 7. Pemantauan, yaitu mengembangkan atau menggunakan prosedur untuk memastikan bahwa pekerjaan dapat diselesaikan atau sesuai dengan standar kualitas yang ditetapkan. 8. Komitmen terhadap pekerjaan, yaitu melakukan pengorbanan pribadi atau bisnis yang luar biasa untuk menyelesaikan pekerjaan. Menyingsingkan lengan bersama karyawan dan bekerja di tempat karyawan untuk menyelesaikan pekerjaan. 9. Menyadari pentingnya dasar-dasar hubungan bisnis, yaitu melakukan tindakan agar tetap memiliki hubungan dekat dengan pelanggan. Memandang pribadi sebagai sumber bisnis. Menempatkan jasa baik jangka panjang di atas keuntungan jangka pendek Riant Nugroho, 2009 Karakteristik wirausaha merupakan bagian dari pendidikan kecakapan hidup life skills. Life skills dalam pendidikan kewirausahaan adalah interaksi berbagai pengetahuan dan kecakapan yang sangat penting dimiliki oleh siswa sehingga mereka dapat hidup mandiri sebagai wirausahawan. Maka empat prinsip penting dalam menjalankan pembelajaran kewirausahaan sebagai life skills tidak boleh ditinggalkan, yaitu Learning to know belajar untuk mengetahui kewirausahaan, learning to do belajar untuk melakukan kegiatan wirausaha, learning to be belajar untuk mempraktekkan kegiatan wirausaha, and learning to live together belajar untuk bersama dengan yang lain dalam interaksi sosial dalam berwirausaha. Belajar kewirausahaan bukan hanya sekedar mengajari bagaimana siswa dapat membuat kemudian menjual, melainkan memberikan pengalaman dan kecakapan langsung bagaimana merancang dan mengelola sebuah usaha secara utuh Anonim, 2009 Pelaksanaan life skill kewirausahaan di SMK dapat dilaksanakan melalui pendekatan 1. reorientasi pembelajaran, 2. pengembangan budaya sekolah, pengembangan manajemen sekolah dan hubungan sinergis dengan masyarakat. Melalui reorientasi pembelajaran pada prinsipnya bagaimana mensiasati kurikulum yang berlaku agar kewirausahaan dapat ditumbuhkan secara terprogram. Yaitu dengan mengkaitkan topik diklat dengan karakteristik wirausaha akan mendorong pembelajaran lebih kontekstual dengan kehidupan bermasyarakat dan realistik, karena itulah memang yang diperlukan ketika siswa bekerja di masyarakat. Dalam kaitanya dengan pengembangan budaya sekolah, pembelajaran kewirausahaan di sekolah perlu diaitkan dengan sikap dan perilaku seperti disiplin diri, tanggung jawab, kerjakeras, semangat untuk belajar dan menemukan cara kerja yang lebih baik, peduli lingkungan dan lain sebagainya. Dengan demikian warga sekolah harus memahami hal-hal tersebut , kemudian menjadikannya sebagai nilai-nilai kehidupan dan mewujudkanya dalam perilaku keseharian. Jika sikap-sikap tersebut menjadi nilai kehidupan dan terwujud dalam kehidupan keseharian di sekolah, secara bertahap akan diikuti oleh siswa dan pada akhirnya menjadi kebiasaan sehari-hari. Dengan demikian jika siswa ingin menumbuhkan sikap wirausaha, maka perilaku tersebut harus menjadi bagian dari budaya sekolah. Artinya dalam pengelolaan sumber daya, sekolah harus menerapkan prinsip-prinsip wirausaha. Dalam hal manajemen sekolah, rintisan unit produksi pada SMK perlu dikembangkan. Unti produksi diharapkan dapat menjadi pemicu berkembangnya iklim kewirausahaan di sekolah. Bekerjasama dengan instansi atau unit kerja lain di luar sekolah perlu dikembangkan, untuk wahana belajar para pengelola unit produksi, sekaligus belajar bersinergi dengan unit usaha atau orang lain Anonim, 2003. Kewirausahaan merupakan suatu disiplin ilmu yang perlu dipelajari. Kemampuan seseorang dalam berwirausaha, dapat dimatangkan melalui proses pendidikan. Seseorang yang menjadi wirausahawan adalah mereka yang mengenal potensi dirinya dan belajar mengembangkan potensinya untuk menangkap peluang serta mengorganisir usahanya dalam mewujudkan cita-citanya. Adapun pola pemelajaran kewirausahaan adalah 1. Pembukaan Wawasan, dilakukan melalui kegiatan seperti ceramah, diskusi, mengundang lulusan SMK yang berhasil, mengundang wirausahawan yang berada di sekitar sekolah agar menceritakan keberhasilan dan kegagalan yang pernah mereka alami atau mengunjungi perusahaan, melalui pengamatan langsung melalui pemagangan atau studi banding. 2. Penanaman Sikap Penanaman sikap dilakukan melalui pembiasaan dan pemberanian melakukan sesuatu. Kadang-kadang harus melalui “tekanan”, “keterpaksaan” dalam arti positif antara lain dengan cara pemberian batas waktu deadline 3. Pembekalan Teknis Bertujuan memberi bekal teknis dan bermanfaat bagi perjalanan hidup anak didik, bukan ilmu yang muluk-muluk 4. Pembekalan pengalaman awal Bertujuan mendorong anak didik berani “melangkah”, merasakan kenikmatan keberhasilan dan belajar dari pahitnya kegagalan Sumarsono, 2009. Kehidupan manusia tidak terlepas dari nilai dan nilai itu selanjutnya diinstitusikan. Institusional nilai yang terbaik adalah melalui upaya pendidikan. Kewirausahaan pada dasarnya merupakan nilai-nilai kehidupan. Pandangan Freeman But dalam bukunya Cultural History Of Western Education yang dikutip Muhaimin dan Abdul Mujib menyatakan bahwa hakikat pendidikan adalah proses transformasi dan internalisasi nilai. Proses pembiasaan terhadap nilai, proses rekonstruksi nilai serta proses penyesuaian terhadap nilai. Nilai-nilai yang akan ditransformasikan dalam pendidikan mencakup nilai-nilai religi, nilai-nilai kebudayaan, nilai-nilai sains dan teknologi, nilai-nilai seni, dan nilai keterampilan. Terkait dengan karakter wirausaha, nilai-nilai yang perlu ditransformasikan dalam pendidikan khususnya pendidikan non formal antara lain kejujuran, kedisiplinan, Nilai-nilai yang ditransformasikan tersebut dalam rangka mempertahankan, mengembangkan, bahkan kalau perlu mengubah kebudayaan yang dimiliki masyarakat. Maka, disinilah pendidikan akan berlangsung dalam kehidupan Anonim, 2009 Agar proses transformasi tersebut berjalan lancar, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam melaksanakan proses pendidikan, antara lain 1. Adanya hubungan edukatif yang baik antara pendidik dan terdidik. Hubungan edukatif ini dapat diartikan sebagai suatu hubungan yang diliputi kasih sayang, sehingga terjadi hubungan yang didasarkan atas kewibawaan. Hubungan yang terjadi antara pendidik dan peserta didik merupakan hubungan antara subyek dan subyek. 2. Adanya metode pendidikan yang sesuai. Sesuai dengan kemampuan pendidik, materi, kondisi peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kondisi lingkungan di mana pendidikan tersebut berlangsung. 3. Adanya sarana dan perlengkapan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhuan. Sarana tersebut harus didasarkan atas pengabdian pada peserta didik, harus sesuai dengan stiap nilai yang ditransformasikan. 4. Adanya suasana yang memadai, sehingga proses transformasi nilai-nilai tersebut berjalan wajar, serta dalam suasana yang menyenangkan. Adapun beberapa nilai kewirausahaan yang perlu mendapat perhatian dalam program pendidikan antara lain kejujuran, keberanian, cinta damai, keandalan diri, potensi, disiplin, tahu batas, kemurnian, kesesuaian, setia, dapat dipercaya, hormat, cinta, kasih sayang, peka, tidak egois, baik hati, ramah, adil dan murah hati. Prasetyo, 2009. B. Kedudukan SMK dalam Sistem Pendidikan di Indonesia Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005, pasal 26 ayat 3 bahwa standar kompetensi lulusan pada satuan pendidikan menengah kejuruan SMK bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, ahklak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 tahun 2007, tentang Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan SMK/MAK antara lain bahwa menguasai kompetensi program keahlian dan kewirausahaan baik untuk memenuhi tuntutan dunia kerja maupun untuk mengikuti pendidikan tinggi sesuai dengan kejuruannya. Dari ketentuan peraturan tersebut di atas dapat diambil kesimpulan bahwa SMK mempunyai tujuan agar lulusanya pada akhirnya siap memasuki lapangan kerja dan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Dalam konteks siap memasuki lapangan kerja adalah sebagai tenaga kerja tingkat menengah untuk memenuhi kebutuhan lapangan kerja, maupun secara mandiri berwirausaha sehingga dapat menciptakan lapangan kerja. Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2007 tentang Standar Isi, bahwa struktur kurikulum SMK mencakup antara lain mata pelajaran kewirausahaan dengan jumlah 192 jam. Standar Kompetensi Lulusan pada mata pelajaran kewirausahaan adalah 1. Mampu mengidentifikasi kegiatan dan peluang usaha dalam kehidupan sehari-hari, terutama yang terjadi di lingkungan masyarakatnya 2. Menerapkan sikap dan perilaku wirausaha dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan masyarakatnya 3. Memahami sendi-sendi kepemimpinan dan mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari serta menerapkan perilaku kerja prestatif dalam kehidupannya 4. Mampu merencanakan sekaligus mengelola usaha kecil/mikro dalam bidangnya Pendidikan SMK diselenggarakan dalam bentuk pendidikan sistem ganda. Dimana proses pendidikan mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi tidak hanya dilaksanakan oleh satuan pendidikan SMK, akan tetapi juga melibatkan dunia usaha dan industri. Beban belajar SMK/MAK meliputi kegiatan pembelajaran tatap muka, praktik di sekolah dan kegiatan kerja praktik di dunia usaha/industri ekuivalen dengan 36 jam pelajaran per minggu Dalam penyelenggaraan pendidikan di SMK juga terdapat kelembagaan yang dinamakan Unit Produksi. Penyelenggaraan Unit Produksi adalah pembentukan wadah kegiatan produktif di sekolah yang bertujuan untuk membantu meningkatkan kegiatan belajar berproduksi nyata bagi siswa, sehingga dapat berproduksi sesuai standar dunia kerja serta dapat menanamkan jiwa berbisnis, dan sekaligus membantu sumber dana sekolah. Tujuan diadakan unit produksi adalah sebagaimana tercantum dalam Kepmen Dikbud Nomor 0490/U/1992, Pasal 29, ayat 2, yaitu 1. Memberi kesempatan kepada siswa dan guru mengerjakan pekerjaan praktik yang berorientasi pada pasar. 2. Mendorong siswa dan guru dalam hal pengembangan wawasan ekonomi dan kewirausahaan. 3. Memperoleh tambahan dana bagi penyelenggaraan pendidikan 4. Meningkatkan pendayagunaan sumberdaya pendidikan yang ada di sekolah. 5. Meningkatkan kreativitas siswa dan guru. C. Pengintegrasian Nilai-Nilai Wirausaha ke dalam Mata Pelajaran Integrasi atau pengintegrasian adalah usaha sadar dan terencana terprogram guru, dengan tujuan memadukan tujuan antara nilai-nilai kewirausahaan ke dalam semua mata diklat lintas rumpun, dalam proses pemelajaran sehingga terjadi internalisasi dan personalisasi mempribadi nilai-nilai kewirausahaan untuk diketahui, dipahami, dihayati dan dilaksanakan in action secara tetap konsisten. Pengintegrasian nilai-nilai kewirausahaan sejalan dengan konsep Kurikulum berbasis kompetensi yang menekankan pada kemampuan melakukan kompetensi berbagai tugas dengan standar performasi tertentu, sehingga hasilnya berupa penguasaan seperangkat kompetensi tertentu, sebagai gabungan pengetahuan, keterampilan, nilai sikap dan minat sebagai hasil belajar yang refleksinya adalah berupa kebiasaan berpikir dan bertindak ekonomis ketika menghadapi masalah. Pengintegrasian nilai-nilai kewirausahaan hendaknya memperhatikan potensi lokal daerah masing-masing, sesuai dengan lokasi/tempat siswa tinggal. Pertimbangan lain adalah heterogenitas latar belakang siswa, seperti kehidupan keluarga, sekolah, masyarakat, dan usia tingkat perkembangan siswa, yang pada gilirannya siswa akan memiliki jiwa berwirausaha dan memiliki kesadaran tinggi untuk mengaktualisasikan potensinya secara cerdas dalam kehidupan bermasayarakat. Pengintegrasian mata diklat kewirausahaan hendaknya menekankan pembentukan jiwa wirausaha yang terkandung dalam materi ajar yang sedang dibahas, sehingga guru tidak perlu mencari bahan khusus guna pembentukan jiwa wirausaha dalam mata diklat yang diajarkan. Dalam pemelajaran kewirausahaan, peranan guru sangat penting dan menentukan. Secara metodologis sulit untuk dijelaskan, namun kreatifitas guru merupakan model terbaik bagi siswa. Mengajak siswa mempraktekkan nilai-nilai kewirausahaan, merupakan contoh konkrit bagi guru dalam mengimplementasikan nilai-nilai kewirausahaan dalam kehidupannya sehari-hari. Pemelajaran nilai-nilai kewirausahaan yang diintegrasikan ke dalam mata diklat tertentu menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi. Sumber belajar adalah materi ajar yang berasal dari berbagai sumber dalam mata diklat tertentu tersebut yang memenuhi kriteria edukatif, dan tetap menekankan pada kompetensi siswa, baik secara individual maupun klasikal serta tetap mengacu pada ketuntasan belajar siswa. Kegiatan inti untuk menarik perhatian siswa sehingga termotivasi aktif dan kreatif, maka perlu memperhatikan hal-hal berikut 1. Nilai-nilai kewirausahaan yang diintegrasikan pada mata diklat tertentu dikaitkan dengan apa yang sudah dipahami dan dialami siswa dalam kehidupan sehari-hari, baik secara langsung maupun tidak langsung pemelajaran konstektual. 2. Memberikan kebebasan dan bimbingan kepada siswa dalam memahami konseptualisasi materi nilai-nilai kewirausahaan yang sedang dibahas pemelajaran pencapaian konsep dan konstruktivime 3. Mengupayakan penciptaan kegiatan yang memungkinkan siswa bekerjasama, kolaborasi dalam memahami nilai-nilai moralitas yang sedang dibahas pemelajaran kooperatif 4. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencobakan atau menerapkan materi yang telah dipelajari. 5. Menggunakan berbagai media pemelajaran guna memfasilitasi siswa dalammempertajam dan memahami nilai-nilai kewirausahaan yang sedang dipelajari. 6. Memelihara kedisiplinan dan tanggungjawab siswa selama proses pemelajaran, sekaligus menghindari kegiatan yang berdampak membosankan, mengendurkan semangat belajar dan berakhir dengan gangguan aktivitas dan kreativitas belajar siswa. 7. Pemelajaran diarahkan untuk membiasakan siswa melakukan observasi cermat terhadap realitas kehidupan sekitar lokal, regional, nasional dan global 8. Guru selalu menajadi teladan dalam berpikir, bersikap dan bertindak dalam mengimplementasikan nilai-nilai kewirausahaan yang seharusnya dilakukan Sumarsono, 2009 PEMBAHASAN Sikap dan perilaku wirausaha menjadi sangat penting dalam kehidupan masyarakat. Sikap dan perilaku wirausaha akan tumbuh dan berkembang, manakala karakteristik dari pribadi wirausaha telah terinternalisasi dengan kokoh dalam pribadi setiap siswa. Sehingga dengan terinternalisanya karakteristik wirausaha akan melahirkan sikap dan perilaku wirausaha, yang pada akhirnya akan dapat melahirkan generasi-generasi wirausaha yang semakin banyak. Hal ini harus terus menjadi perhatian, karena bangsa Indonesia masih sangat banyak membutuhkan wirausaha-wirausaha guna meningkatkan kemakmuran rakyat. Dalam upaya melahirkan wirausaha yang tangguh, pendidikan sekolah menjadi salah satu institusi yang mempunyai peranan yang sangat penting. Karena sekolah diharapkan dapat mentranformasikan karakteristik wirausaha kepada siswanya. Terlebih Sekolah Menengah Kejuruan, yang mempunyai tujuan utama yaitu untuk menghasilkan tamatan yang siap untuk memasuki lapangan kerja, baik secara mandiri maupun bekerja pada orang lain. Dalam konteks bekerja secara mandiri, maka tamatan tersebut harus bisa menjadi wirausaha. Dalam upaya menginternalisasi kartakteristik wirausaha dalam diri siswa di SMK, maka harus diciptakan situasi dan kondisi yang membiasakan untuk berfikir, bersikap dan bertindak sebagaimana karakteristik seorang wirausaha. Adapun bentuk pembiasaan penerapan karakteristik wirausaha di SMK dapat dilakukan melalui A. Kegiatan Belajar Mengajar KBM. Kegiatan Belajar mengajar merupakan dua aktivitas yang berlangsung secara bersamaan, simultan dan memiliki fokus yang dipahami bersama. Sebagai suatu aktivitas yang terencana, belajar memilki tujuan yang bersifat permanen, yakni terjadinya perubahan pada anak didik. Perubahan tingkah laku pada siswa, dalam konteks pengajaran jelas merupaka produk dan usaha guru melalui kegiatan mengajar. Hal ini mengajar merupakan suatu aktivitas khusus yang dilakukan guru untuk menolong dan membimbing anak didik memperoleh perubahan dan pengembangan keterampilan, sikap, penghargaan dan pengetahuan Pupuh Fathurrohman dan Sobry Sutikno, 2007. Kegaiatan belajar mengajar di SMK, dalam hal upaya membiasakan penerapan karakteristik wirausaha dapat dilakukan melalui kegiatan 1. Mata pelajaran kewirausahaan Standar kompetensi atau kompetensi dasar yang ada dalam mata pelajaran kewirausahaan terlebih dahulu harus dianalisis sifat-sifatnya seperti pembukaan wawasan, penanaman sikap, pembekalan teknis atau pembekalan pengalaman awal berwirausaha. Sehingga indikator utama dalam tiap kompetensi dasar tidak boleh keluar dari sifatnya tersebut. Selanjutnya kegiatan mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan penilaian pembelajaran secara simultan harus mengacu pada indikator utama yang telah dibuat. Adapun pola pembelajaran kewirausahaan menurut sifat-sifat dilakukan sebagai berikut a. Pembukaan Wawasan, dilakukan melalui kegiatan seperti ceramah, diskusi, mengundang lulusan SMK yang berhasil, mengundang wirausahawan yang berada di sekitar sekolah agar menceritakan keberhasilan dan kegagalan yang pernah mereka alami atau mengunjungi perusahaan, melalui pengamatan langsung melalui pemagangan atau studi banding. b. Penanaman Sikap, dilakukan melalui pembiasaan dan pemberanian melakukan sesuatu. Kadang-kadang harus melalui “tekanan”, “keterpaksaan” dalam arti positif antara lain dengan cara pemberian batas waktu deadline c. Pembekalan Teknis, bertujuan memberi bekal teknis dan bermanfaat bagi perjalanan hidup anak didik, bukan ilmu yang muluk-muluk. Kegiatanya dilakukan melalui pembimbingan dan praktik. d. Pembekalan pengalaman awal, bertujuan mendorong anak didik berani “melangkah”, merasakan kenikmatan keberhasilan dan belajar dari pahitnya kegagalan. Kegiatanya dapat dilakukan melalui praktik. 2. Pengintegrasian ke dalam mata pelajaran Langkah pengintegrasian karakteristik wirausaha kedalam semua mata pelajaran diluar mata pelajaran kewirausahaan dalam upaya membiasakan penerapan karakteristik wirausaha dilakukan, karena karakteristik wirausaha pada dasarnya adalah nilai-nilai kehidupan seorang wirausaha, maka setiap mata pelajaran nilai-nilai itu perlu dimasukan. Pengintegrasian ini dimulai dari proses perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran samapai pada proses penilaiannya. Sehingga kegiatan ini lebih bersifat penanaman sikap perilaku wirausaha. Pemelajaran nilai-nilai kewirausahaan yang diintegrasikan ke dalam mata diklat tertentu menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi. Sumber belajar adalah materi ajar yang berasal dari berbagai sumber dalam mata diklat tertentu tersebut yang memenuhi kriteria edukatif, dan tetap menekankan pada kompetensi siswa, baik secara individual maupun klasikal serta tetap mengacu pada ketuntasan belajar siswa. 3. Pelaksanaan Praktik Kerja Industri Prakerin Sebagai bentuk pelaksanan pendidikan sistim ganda PSG di SMK maka dilaksanakan kegiatan praktik kerja industri prakerin. Prakerin merupakan kegiatan pembelajaran yang dilakukan di dunia usaha atau industri DU/DI, yang dilaksanakan minimal empat bulan selama menempuh pendidikan di SMK. Setidaknya minimal ada tiga capaian yang bisa diperoleh dalam pelaksanaan prakerin, yaitu pembukaan wawasan, penanaman sikap dan pembekalan teknis berwirausaha pada bidang tertentu. Untuk mencapai ketiga hal tersebut, maka kegiatan penilaian prakerin harus diselaraskan pada upaya pembukaan wawasan, penanaman sikap dan pembekalan teknis berwirausaha. Metode penilaian dapat dilakukan melalui portofolio jurnal kegiatan, presentasi dan wawancara, serta pengamatan. Metode penilaian portofolio jurnal kegiatan digunakan untuk mengetahui pengetahuan teknis. Metode presentasi dan wawancara untuk mengetahui pengetahuan teknis dan wawasan wirausaha. Sedangkan metode pengamatan untuk mengetahui keterampilan teknis dan penaman sikap wirausaha. B. Penerapan Nilai-nilai Karaktristik Kewirausahaan di Lingkungan Sekolah Karakteristik wirausahawan dapat ditumbuhkan melalui penerapan nilai-nilai kewirausahaan di lingkungan sekolah. Setiap warga sekolah mulai dari pimpinan, guru, karyawan dan siswa harus konsisten terhadap karakteristik wirausaha menjadi perilaku kehidupan sehari-hari. Sehingga dengan demikian pada akhirnya siswa akan terbiasa dengan pola kehidupan yang sesuai dengan karakteristik wirausaha. Upaya yang bisa dilakukan untuk menumbuhkan jiwa wirausaha melalui budaya sekolah, yaitu dengan cara memasukkan nilai-nilai karakteristik wirausaha ke dalam peraturan yang berlaku di sekolah. Peraturan yang dibuat harus melibatkan semua komponen yang ada di sekolah, serta mengakomodasi kepentingan stakeholder demi kemajuan sekolah, sehingga peraturan itu sudah mengalami uji materiil dari seluruh warga sekolah dan diakui keberadaanya. Peraturan tersebut meliputi 1. Tata tertib siswa 2. Kode etik guru dan karyawan 3. Peraturan lain yang mengatur terhadap siapa saja yang pada saat itu berada di lingkungan sekolah. Dalam upaya menerapkan peraturan yang berlaku di sekolah, maka perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut 1. Sosialisasi peraturan. Kegiatan ini dilakukan agar semua warga sekolah dan stakeholder mengetahui bahwa di sekolah telah diterapkan peraturan. Bentuk sosialisasinya bisa melalui ceramah, brosur, pemasangan di tempat strategis di lingkungan sekolah dan lain-lain. 2. Pelaksanaan 3. Pengawasan 4. Pemberian funishmen dan reward. C. Praktik Kegiatan Berwirausaha Kegiatan praktik berwirausaha di sekolah dimaksudkan agar siswa mempunyai pengalaman awal dalam berwirausaha. Hal ini dapat dilakukan melalui antara lain 1. Keterlibatan dalam Unit Produksi Menempatkan Unit Produksi di sekolah, sebagai motor penggerak keterlaksanaan kewirausahaan. Melalui lembaga ini, mulai dari tataran penanaman konsep, penanaman sikap, pemahaman teknis serta pembekalan pengalaman awal berwirausaha dapat dilakukan. Sebagaimana unit produksi adalah Suatu proses kegiatan usaha yang di lakukan di sekolah, bersifat bisnis profit oriented dengan para pelaku warga sekolah, mengoptimalkan sumber daya sekolah dan lingkungan, dalam berbagai bentuk unit usaha sesuai dengan kemampuan yang di kelola secara profesional. 2. Ekstrakurikuler Wirausaha Kegiatan ekstrakurikuler kewirausahaan di arahkan untuk dapat menanamkan sikap, pemberian pembekalan teknis dan memberikan pengalaman berwirausaha. Adapun tahapan dalam kegiatan ekstrakurikuler kewirausahaan adalah sebagai berikut a. Exploring berlatih menggali peluang b. Planning merencanakan sistem kerja c. Doing praktik inovasi d. Commucating praktik komunikasi e. Reflecting evaluasi dan praktik refleksi PENUTUP A. Simpulan Dari pemaparan tersebut di atas dapat diambil simpulan sebagai berikut 1. Dunia pendidikan dalam hal ini Sekolah Menegah Kejuruan mempunyai peranan yang sangat penting dalam melahirkan generasi wirausaha. 2. Untuk itu Sekolah Menengah Kejuruan perlu di rencanakan, dilaksanakan dan dikendalikan untuk mencapai tujuan yaitu menghasilkan tamatan yang bermental wirausaha 3. Guna melahirkan tamatan yang bermental wirausaha, maka perlu pembiasaan penerapan wirausaha bagi siswa. Pembiasaan penerapan wirausaha di sekolah dapat ditempuh melaui kegiatan belajar mengajar, penerapan nilai-nilai karakteristis kewirausahaan di sekolah dan praktik berwirausaha. 4. Kegiatan belajar mengajar dilakukan melalui pertama, pelaksanaan mata pelajaran kewirausahaan yang dirancang untuk membuka wawasan kewirausahaan, menanamkan sikap kewirausahaan, memberikan bekal pengetahuan praktis dan memberikan pengalaman awal berusaha; kedua, pengintegrasian nilai-nilai karakteristik wirausaha ke dalam semua mata pelajaran. 5. Penerapan nilai-nilai karakteristik kewirausahaan di sekolah dengan membuat peraturan yang memuat nilai-nilai kewirausahaan dan mengikat kepada seluruh warga sekolah dan siapa saja yang ada di lingkungan sekolah. Peraturan tersebut meliputi tata tertib siswa, kode etik guru dan karyawan, serta peraturan lain yang mengatur terhadap siapa saja yang pada saat itu berada di lingkungan sekolah. 6. Kegiatan praktik berwirausaha dilakukan melalui mengikutsertakan siswa dalam kegiatan Unit Produksi dan melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler kewirausahaan. Dengan melibatkan siswa dalam unit produksi, diharapkan penanaman konsep, penanaman sikap, pemahaman teknis serta pembekalan pengalaman awal berwirausaha dapat dilakukan. Sedangkan dengan kegiatan ekstrakurikuler, maka diharapkan dapat menanamkan sikap, pemberian pembekalan teknis dan memberikan pengalaman berwirausaha. B. Saran Adapun saran-saran yang dapat penulis sampaikan bahwa 1. Untuk dapat melahirkan generasi wirausaha maka pembiasaan penerapan karakteristik wirausaha harus dilakukan mulai dari sedini mungkin 2. Sekolah harus dapat mempersiapkan diri sebagai lembaga yang mampu menginternalisasi nilai-nilai wirausaha kepada peserta didiknya. DAFTAR PUSTAKA 1. Ahmad Sonhadji, 2006. Manajemen Berbasis Sekolah dan Masyarakat. PT Nimas Multima. Jakarta. 285 hal 2. Anonim, 2003. Pola Pelaksanaan Pendidikan Kecakapan Hidup. PT SIC bekerjasama dengan Lembaga LPKM Unesa. Surabaya. 86 hal 3. Peran Strategis Guru dalam Menanamkan Sikap Wirausaha pada Siswa di SMK. Diakses 4 Oktober 2010. 4. Membangun Karakter Wirausaha Melalui Pendidikan Berbasis Nilai dalam Pendidikan Non Formal. Diakses 4 Oktober 2010 5. Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Lembaran Negara Republik Indonesia. 6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2007 tentang Standar Isi 7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 tahun 2007 tentang Standar Kompetensi Lulusan. 8. Pupuh Fathurrohman dan Sobry Sutikno, 2007. Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islam. PT. Refika Aditama. Bandung. 156 hal. 9. Prasetyo, 2009. Membangun Karakter Wirausaha melalui Pendidikan Berbasis Nilai dalam Program Pendidikan Non Formal. 10. Riant Nugroho, 2009. Memahani Latar Belakang Pemikiran Entrepreneurship Ciputra. PT. Alex Media Komputindo. Jakarta. 192 hal 11. Sumarsono, 2009. Wirausaha. Diakses 5 Oktober 2010 12. SEJARAHSINGKAT Sejarah singkat Fakultas Teknik berdiri pada tanggal 13 Juli 1999 dengan surat keputusan Dirjen Dikti Nomor. Seleksi Program Sarjana Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri SNMPTN Seleksi yang dilakukan melalui ujian non tulis dan dilaksanakan secara nasional dan serentak oleh seluruh Perguruan Tinggi Negeri di Indonesia dimaksudkan untuk menjaring calon mahasiswa yang
Sebutkan tujuan wirausaha untuk siswa dan dunia Menciptakan unit bisnis baru yang berbasis IPTEK Meningkatkan kecakapan siswa sehingga tercipta wirausaha mud yang handal agar siswa mendapat penghasilan sampingan selain belajar jawaban semua benar Semua jawaban benar Jawaban yang benar adalah C. agar siswa mendapat penghasilan sampingan selain belajar. Dilansir dari Ensiklopedia, sebutkan tujuan wirausaha untuk siswa dan dunia agar siswa mendapat penghasilan sampingan selain belajar. Pembahasan dan Penjelasan Menurut saya jawaban A. Menciptakan unit bisnis baru yang berbasis IPTEK adalah jawaban yang kurang tepat, karena sudah terlihat jelas antara pertanyaan dan jawaban tidak nyambung sama sekali. Menurut saya jawaban B. Meningkatkan kecakapan siswa sehingga tercipta wirausaha mud yang handal adalah jawaban salah, karena jawaban tersebut lebih tepat kalau dipakai untuk pertanyaan lain. Menurut saya jawaban C. agar siswa mendapat penghasilan sampingan selain belajar adalah jawaban yang paling benar, bisa dibuktikan dari buku bacaan dan informasi yang ada di google. Menurut saya jawaban D. jawaban semua benar adalah jawaban salah, karena jawaban tersebut sudah melenceng dari apa yang ditanyakan. Menurut saya jawaban E. Semua jawaban benar adalah jawaban salah, karena setelah saya coba cari di google, jawaban ini lebih cocok untuk pertanyaan lain. Kesimpulan Dari penjelasan dan pembahasan serta pilihan diatas, saya bisa menyimpulkan bahwa jawaban yang paling benar adalah C. agar siswa mendapat penghasilan sampingan selain belajar. Jika anda masih punya pertanyaan lain atau ingin menanyakan sesuatu bisa tulis di kolom kometar dibawah.
Berikut5 manfaat mempelajari kewirausahaan bagi mahasiswa maupun siswa: Wirausaha memberi peluang melakukan perubahan. Memulai sebuah bisnis tidak spontan dan sesuka hati menjatuhkan pilihan ingin membuat usaha apa. Namun memulai bisnis harus melihat peluang yang ada di masyarakat. Biasanya peluang yang dipilih berupa penyediaan kebutuhan yang Pendidikan kewirausahaan telah menjadi populer di berbagai negara, di antaranya di Indonesia. Konsep pendidikan kewirausahaan diajarkan secara terpisah dan tidak semua penyelenggara pendidikan menerapkan konsep tersebut. Bahkan, banyak ahli mempertanyakan apakah kewirausahaan dapat diajarkan? Dengan mengajarkan kewirausahaan dalam pendidikan sejak dini, Kosn, 2017, dapat memperkuat kognitif, keterampilan, dan non-kognitif. Secara sederhana, siswa memiliki minat dan komitmen serta percaya diri yang kuat Nurhafizah, 2018. Namun, konsep yang tidak teratur berdampak negatif terhadap pembentukan jiwa kewirausahaan. Peran penting dalam keberhasilan pendidikan kewirausahaan tidak terlepas dari pendekatan internal, pendekatan operasional, dan pendekatan eksternal. Akhirnya konsep dan strategi pelaksanaan pendidikan kewirausahaan penting untuk dibahas. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Rizky Fajar Ramdhani, Nenny Ika Putri Simarmata Agung Prihatmojo, Nur Kholifah, Muhammad Hasan, Hani Subakti Badawi, Muhammad Nurtanto, Moh Fawaid Penerbit Yayasan Kita Menulis Pendidikan Kewirausahaan Copyright © Yayasan Kita Menulis, 2021 Penulis Rizky Fajar Ramdhani, Nenny Ika Putri Simarmata Agung Prihatmojo, Nur Kholifah, Muhammad Hasan, Hani Subakti Badawi, Muhammad Nurtanto, Moh Fawaid Editor Abdul Karim & Janner Simarmata Desain Sampul Devy Dian Pratama, Penerbit Yayasan Kita Menulis Web e-mail press WA 0821-6453-7176 IKAPI 044/SUT/2021 Katalog Dalam Terbitan Hak cipta dilindungi undang-undang Dilarang memperbanyak maupun mengedarkan buku tanpa Izin tertulis dari penerbit maupun penulis Rizky Fajar Ramdhani., dkk. Pendidikan Kewirausahaan Yayasan Kita Menulis, 2021 xiv; 110 hlm; 16 x 23 cm ISBN 978-623-342-218-5 Cetakan 1, September 2021 I. Pendidikan Kewirausahaan II. Yayasan Kita Menulis Kata Pengantar Berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa tiada kata lain yang patut kami ucapkan selain mengucap rasa syukur, buku yang berjudul “Pendidikan Kewirausahaan’ telah selesai disusun dan berhasil diterbitkan, semoga buku ini dapat memberikan kontribusi keilmuan dan meningkatkan wawasan bagi pihak siapa saja yang memiliki minat terhadap materi tentang Pendidikan Kewirausahaan. Kami mengakui bahwa masih terdapat beberapa kekurangan dan belum sempurna. Kami mengharapkan saran dan masukan untuk perbaikan. kritik dan saran dari pembaca tentu sangat dperlukan karena bagian dari upaya kami untuk terus melakukan perbaikan dan penyempurnaan buku di masa yang akan datang dan disesuaikan dengan pertumbuhan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi IPTEK Terakhir, kami ucapkan terima kasih kepada pihak yang telah mendukung dan terlibat, turut andil dalam menyelesaikan seluruh proses penyusunan hingga sampai penerbitan buku, sehingga buku ini dapatr hadir di hadapan para pembaca. Semoga buku ini bermanfaat baik untuk penulis maupun pihak pembaca dan ikut serta memberikan edukasi bagi pembangunan ilmu pengetahuan di indonesia. Agustus, 2021 Tim Penulis vi Pendidikan Kewirausahaan Daftar Isi Kata Pengantar ................................................................................................... v Daftar Isi ............................................................................................................. vii Daftar Gambar .................................................................................................. xi Daftar Tabel ....................................................................................................... xiii Bab 1 Hakikat Dan Konsep Pendidikan Kewirausahaan Pendahuluan ................................................................................................. 1 Hakikat Pendidikan Kewirausahaan .......................................................... 2 Konsep Pendidikan Wirausaha ................................................................... 5 Pengertian Pendidikan Kewirausahaan ............................................. 5 Pentingnya Pendidikan Kewirausahaan ............................................ 6 Kurikulum Pendidikan Kewirausahaan ............................................ 6 Tujuan Dan Manfaat Pendidikan Kewirausahaan ........................... 7 Bab 2 Pendidikan Kewirausahaan Di Sekolah Pendahuluan ................................................................................................. 9 Tujuan Program Pendidikan Kewirausahaan Di Sekolah ........................ 11 Nilai-Nilai Values Dalam Kewirausahaan .............................................. 12 Prinsip Pembelajaran Kewirausahaan ........................................................ 15 Prinsip Pembelajaran Inovatif ............................................................ 15 Prinsip Pengintegrasian Pada Setiap Satuan Pendidikan ................. 16 Model Pendidikan Kewirausahaan Pada Setiap Satuan Pendidikan ....... 18 Bab 3 Latar Belakang Dan Esensi Kewirausahaan Pendahuluan ................................................................................................. 19 Esensi Kewirausahaan ................................................................................. 20 Esensi Karakter Wirausaha ......................................................................... 22 Faktor Penghambat Kewirausahaan ........................................................... 25 Keuntungan Berwirausaha .......................................................................... 26 Kerugian Berwirausaha ............................................................................... 27 viii Pendidikan KewirausahaanBab 4 Pengertian Dan Ciri-Ciri Kewirausahaan Pendahuluan ................................................................................................. 29 Definisi Kewirausahaan .............................................................................. 30 Konsep Kewirausahaan ...................................................................... 32 Terminologi Kewirausahaan .............................................................. 32 Pendekatan Teori Kewirausahaan ..................................................... 33 Ciri-Ciri Kewirausahaan ............................................................................. 35 Bab 5 Model Proses Kewirausahaan Untuk Anak Usia Dini Membangun Paradigma Awal Kewirausahaan Dan Anak Usia Dini .... 39 Pendidikan Kewirausahaan Dan Kecakapan Hidup Umum Anak Usia Dini .. 41 Dasar Teori Model Proses Kewirausahaan Untuk Anak Usia Dini ....... 44 Kasus Pendidikan Kewirausahaan Model Transfer Pengetahuan Berbasis Teori Kognitif Sosial Bandura .................................................................... 49 Bab 6 Kurikulum Berorientasi Pada Kecakapan Hidup Hakikat Kurikulum Berbasis Kecakapan Hidup Life Skills .................. 53 Prinsip, Tujuan, Dan Manfaat Kurikulum Berbasis Kecakapan Hidup Lift Skills ................................................................................................... 55 Penerapan Kurikulum Berbasis Kecakapan Hidup Lift Skills .............. 57 Bab 7 Life Skill Sebagai Unsur Dalam Bidang Kewirausahaan Pendahuluan ................................................................................................. 65 Pengertian Life Skills .................................................................................. 66 Pentingnya Life Skills ................................................................................. 68 Macam-Macam Life Skills ......................................................................... 69 Sikap Dan Perilaku Wirausaha ................................................................... 70 Life Skills Bagi Generasi Muda ................................................................. 70 Optimalisasi Life Skills ............................................................................... 72 Bab 8 Konsep Dan Strategi Pelaksanaan Pendidikan Kewirausahaan Pendahuluan ................................................................................................. 75 Apakah Kewirausahaan Dapat Diajarkan? ................................................ 76 Konsep Pendidikan Kewirausahaan ........................................................... 76 Strategi Pelaksanaan Pendidikan Kewirausahaan ..................................... 81 Daftar Isi ix Bab 9 Pendidikan Yang Berwawasan Kewirausahaan Untuk Anak Usia Dini Audni Pendahuluan ................................................................................................. 85 Wawasan Kewirausahaan ........................................................................... 88 Pendidikan Karakter Kewirausahaan ................................................ 89 Kewirausahaan Sejak Usia Dini ........................................................ 90 Ekosistem Kewirausahaan .......................................................................... 92 Ruang Lingkup Ekosistem Kewirausahaan ............................................... 93 Daftar Pustaka .................................................................................................... 96 Biodata Penulis .................................................................................................. 105 Bab 8 Konsep dan Strategi Pelaksanaan Pendidikan Kewirausahaan Pendahuluan Pendidikan kewirausahaan telah menjadi populer di berbagai negara, di antaranya di Indonesia. Konsep pendidikan kewirausahaan diajarkan secara terpisah dan tidak semua penyelenggara pendidikan menerapkan konsep tersebut. Bahkan, banyak ahli mempertanyakan apakah kewirausahaan dapat diajarkan? Dengan mengajarkan kewirausahaan dalam pendidikan sejak dini, Kosn, 2017, dapat memperkuat kognitif, keterampilan, dan non-kognitif. Secara sederhana, siswa memiliki minat dan komitmen serta percaya diri yang kuat Nurhafizah, 2018. Namun, konsep yang tidak teratur berdampak negatif terhadap pembentukan jiwa kewirausahaan. Peran penting dalam keberhasilan pendidikan kewirausahaan tidak terlepas dari pendekatan internal, pendekatan operasional, dan pendekatan eksternal. Akhirnya konsep dan strategi pelaksanaan pendidikan kewirausahaan penting untuk dibahas. 76 Pendidikan Kewirausahaan Apakah Kewirausahaan dapat Diajarkan? Dapatkah kewirausahaan diajarkan? Ini adalah pertanyaan yang diperdebatkan para ahli. Thompson 2004, berpendapat bahwa kewirausahaan tidak mungkin diajarkan karena berkaitan dengan kepribadian dan karakteristik psikologis seperti bakat bawaan bukan keterampilan yang diwariskan. Garavan & O′Cinneide, 1994, mempertegas bahwa tidak semua orang bida menjadi wirausaha dan tidak setiap individu perlu menjadi wirausaha. Kewirausahaan dapat diajarkan dan diwariskan kepada orang lain, Keogh & Galloway, 2004 dengan memperhatikan beberapa aspek Klein & Bullock, 2006; Kuratko, 2005. Akhirnya, paradigma kewirausahaan mulai bergeser tentang apa, bagaimana dan mengapa. Kewirausahaan adalah seni dan ilmu pengetahuan penjelasan di atas, penting untuk memberikan pengalaman pada siswa dalam mengembangkan keterampilan kewirausahaan. Kewirausahaan dapat dibentuk dan ditanamkan sejak dini melalui lingkungan keluarga dan lingkungan pendidikan yang relevan dan memadai. Tujuan pendidikan kewirausahaan dikelompokkan menjadi tiga kategori utama yaitu 1 pendidikan melalui kewirausahaan yaitu belajar menjadi pengusaha dengan mengembangkan berbagai keterampilan kognitif seperti akuntansi, keuangan, pemasaran, dan pengertian sumber daya manusia; 2 pendidikan tentang kewirausahaan yaitu untuk meningkatkan kesadaran akan peran yang dimainkan oleh pengusaha dan kewirausahaan sebagai peluang karir potensial dan pekerjaan yang relevan di masa depan; dan 3 pendidikan kewirausahaan yaitu pembelajaran kewirausahaan melalui pengembangan berbagai keterampilan non-kognitif diantaranya kreativitas, pengambilan risiko, ketekunan yang dibutuhkan oleh tenaga kerja, Hytti, 2003; Kholifah & Nurtanto, 2016. Konsep Pendidikan Kewirausahaan Konsep pendidikan kewirausahaan pada usia dini jenjang PAUD, TK, SMP, SMA atau SMK, Diploma, dan Perguruan Tinggi belum menjadi tujuan bersama. Sedangkan membangkitkan minta atau pasion berwirausaha harus diajarkan sejak dini, melalui pengenalan, memahami tujuan, memiliki minat, Bab 8 Konsep dan Strategi Pelaksanaan Pendidikan Kewirausahaan 77 membentuk kreasi dan memiliki pilihan yang tepat. Obschonka et al., 2011, menyampaikan bahwa keterampilan kewirausahaan yang diberikan sejak awal, kemungkinan besar dari mereka siswa dapat meluncurkan usaha mereka sendiri di kemudian hari. Pendidikan kewirausahaan harus diyakini sebagai salah satu proses yang konsisten dan berkelanjutan dari PAUD hingga SMK, sedangkan pada jenjang akademik atau perguruan tinggi merupakan level pengembangan. Sejauh ini, kurikulum pendidikan kewirausahaan belum memiliki konstruksi yang utuh dan terpadu, hanya pada kalangan dan sekolah tertentu. Sedangkan, penanaman jiwa wirausaha yang tidak utuh atau acah tidak simultan dapat berdampak negatif terhadap keterampilan wirausaha bagi siswa. Bahkan, pendidikan wirausaha harus memperhatikan perkembangan siswa dan kebutuhan siswa dalam mempelajari dan menguasai keterampilan tersebut. Artinya, jangan memberikan keterampilan melebihi level yang seharusnya. Investasi dalam pengembangan keterampilan kewirausahaan siswa terutama keterampilan non-kognitif paling efektif yaitu di usia 8-11 tahun pendidikan SD. Gambar Orientasi Kompetensi berdasarkan Jenjang Pendidikan Berdasarkan gambar atau merujuk pada pendidikan PAUD, TK, SD, dan SMP pertengahan, merupakan fase penguatan minat dan pembiasaan melalui aspek lingkungan. Pada jenjang pre school yaitu PAUD dan TK lingkungan belajar yang terbentuk meliputi belajar dari lingkungan keluarga dan sebagian waktu belajar dari lingkungan sekolah. Tahap ini adalah dunia permainan anak di mana mereka harus dibuat senang melalui dunia bermain bersama. Tentunya pada jenjang PAUD usia 1-4 tahun, orang tua mulai mengenalkan dan menanamkan konsep yang berkaitan dengan dunia wirausaha. Misalnya mengenal nama-nama buah, berhitung, memberikan kesempatan anak untuk 78 Pendidikan Kewirausahaan memilih sesuatu sehingga anak memiliki alasan yang kuat, mengajarkan cara berbagi, berinteraksi atau komunikasi terhadap sesama, menabung dan aktivitas lainnya yang terarah dan mendukung pada konsep berwirausaha. Sedangkan pada saat belajar di sekolah, guru memonitoring aktivitas anak, menstimulasi permainan berwirausaha, dan aktivitas lainnya. Pada usia tersebut, adalah pembentukan non-kognitif atau sikap sebagai modal awal untuk mengenal lingkungan kewirausahaan. Gambar Mengenalkan Kewirausahaan Melalui Permainan Pasar-Pasaran, Ima Indarwati, 2020 Pada jenjang pendidikan TK yaitu usia 5-7 tahun, anak proaktif terlibat dalam berbagai aktivitas. Pada fase ini perkembangan anak sampai pada kemampuan berpikir logis sederhana. Peran orang tua dalam konsep berwirausaha di rumah dapat mengkonstruksi anak agar membantu tugas di rumah dan memberikan reward setiap selesai tugas. Hal ini akan membuat anak antusias dalam menyelesaikan pekerjaan. Misalnya setiap pekerjaan rumah di hargai dengan uang jajan tambahan, namun dari uang yang diperoleh sebagian di tabung atau disedekahkan dengan memberikan pemahaman dari tujuan yang dilakukan. Konsep ini mampu menstimulasi secara cepat dalam membentuk keterampilan non-kognitif. Sedangkan pada pendidikan di sekolah TK, guru dapat mengajarkan berbagai permainan. Misalnya bermain pasar-an tujuannya adalah mengenalkan uang. Guru dapat membuat lingkungan seperti kondisi sebenarnya atau menggunakan media secara real. Selain itu, mengajarkan peran antara penjual dan pembeli secara bergantian pada kantin sehat dengan pengawasan penuh dari guru. Bahkan, guru dapat mengajarkan anak dengan melakukan aktivitas langsung di sekolah melalui berkebun, merawat tanaman, bersih kelas merupakan faktor mediasi dalam pembentukan keterampilan non-kognitif. Guru juga dapat mengajak ke tempat pengrajin atau pasar tradisional yang tidak membahayakan. Tujuan pada jenjang ini adalah pembentukan minat atau Bab 8 Konsep dan Strategi Pelaksanaan Pendidikan Kewirausahaan 79 ketertarikan dalam berwirausaha dengan cara melibatkan secara langsung melalui pengawasan atau monitoring guru. Gambar Mengenalkan Kewirausahaan Melalui Peran Penjual dan Pembeli TK Alfaatih Official, 2020 Pada jenjang pendidikan Sekolah Dasar lihat gambar usia 7-13 tahun berorientasi pada dasar kemandirian yaitu siswa mampu melakukan pekerjaan rutin. Pada fase ini adalah langkah tepat dalam pembentukan sikap dan keterampilan berwirausaha secara sederhana. Keterampilan kewirausahaan diajarkan melalui praktik, misalnya membuat telur asin, bolu kukus, kerajinan tangan, menghias sekolah dari bahan tidak pakai, mengubah limbah menjadi produk, membuat sapu dari sabut kelapa atau kemoceng dari rafia, dan lain sebagainya. Untuk mempercepat keterampilan tersebut perlu dibentuk komunitas yaitu kakak kelas mengajak adik kelas untuk bersama-sama menyelesaikan projek baik pada saat mata pelajaran berbasis karya atau saat istirahat. Hal yang terpenting adalah peran guru dalam mengemas pembelajaran dan menyediakan sumber daya kebutuhan, selanjutnya mendistribusikan hasil karya kepada masyarakat sekitar. Hal yang paling penting bagi siswa jenjang SD adalah mendapatkan hasil dari karya yang terjual, hal ini dapat memperkuat motivasi dan semangat juang yang tinggi. Dalam hal ini, non-kognitif yang muncul adalah kreativitas, ketekunan, pro-aktif dalam kegiatan dan kepercayaan diri. Pada jenjang pendidikan Sekolah Menengah Pertama SMP dan Sekolah Menengah Atas SMA, Madrasah Aliyah MA, dan Sekolah Menengah Kejuruan SMK yaitu usia 14-19 tahun merupakan penguatan wirausaha yang tergabung dalam komunitas masyarakat secara luas. Pada tahap ini semua kompetensi kewirausahaan diajarkan yaitu knowledge, skills, dan attitudes. 80 Pendidikan Kewirausahaan Siswa diajarkan cara-cara berwirausaha secara utuh, mulai dari perencanaan, pengelolaan, risiko berwirausaha, teknik menawarkan produk, mengestimasi keuntungan dan lain sebagainya. Untuk mempercepat tujuan, maka pihak sekolah harus bekerja sama dengan centra atau pengrajin lokal, di mana siswa sebagai pembuat produk. Gambar Penanaman Kewirausahaan Melalui Komunitas Bazar Cipal Cipul, 2020 Konstruksi pengetahuan yang dibutuhkan meliputi memperoleh, menghasilkan, menganalisis, memanipulasi dan menyusun informasi terkait menjalankan bisnis skala micro. Keterampilan yang diajarkan yaitu manajemen keuangan, akutansi, pemasaran dan sumber daya. Sikap atau non-kogntif yang diajarkan kecenderungan mengambil risiko, kreativitas, kebutuhan untuk berprestasi, kemanjuran diri, produktivitas, ketekunan dan analisis. Bagaimanapun, kemandirian pada jenjang ini adalah kemandirian terkontrol, yaitu guru masih terlibat dalam pekerjaan siswa. Gambar Penanaman Kewirausahaan Melalui Network Husni Turion, 2016 Bab 8 Konsep dan Strategi Pelaksanaan Pendidikan Kewirausahaan 81 Pada jenjang yang lebih tinggi yaitu usia lebih dari 20 tahun, seharusnya sudah menjalankan dan memiliki pilihan yang kuat. Mereka mengikuti kursus spesifik untuk memperkuat bisnis yang dijalani. Misalnya keterampilan dalam menghindari risiko rendah, kinerja strat-up atau berwirausaha berbasis teknologi. Pada jenjang ini siswa sebagai pelaku dan mampu bertahan pada risiko yang dihadapi. Saya memberikan contoh pada beberapa fenomena di level mahasiswa yang mengelola usaha diantaranya memiliki usaha loundry, servis kendaraan, jasa konstruksi seperti pembuatan pengaman jendela, pemasangan kanopi, stem kendaraan atau pencucian helm, dan lain sebagainya. Pada tahap ini, mempertegas bahwa mereka terbentuk dari lingkungan sejak dini dan atau diajarkan konsep berwirausaha secara langsung dari pelaku utama. Strategi Pelaksanaan Pendidikan Kewirausahaan Pendidikan kewirausahaan telah menjadi populer dan menjadi salah satu tujuan penting bagi pendidikan di Indonesia. Beberapa tujuan pentingnya kewirausahaan adalah menciptakan lapangan kerja baru, menyerap tenaga kerja, meningkatkan penerimaan pajak, menciptakan nilai tambah barang dan jasa, mendorong inovasi dan kemandirian masyarakat, mengurangi kesenjangan ekonomi dan sosial, dan menjadi indikator keunggulan dan daya saing antar negara. Berdasarkan data Global Enterpreneurship Index GEI tahun 2018 sejumlah 137 negara, Indonesia menempati posisi 94. Dengan jumlah wirausaha saat ini sebanyak 3% dan target wirausaha tahun 2030 sebanyak 4% dari jumlah penduduk Indonesia. Guna mencapai target peningkatan wirausaha muda, dan salah satu upaya mempercepat potensi di sektor pendidikan adalah melibatkan semua peran yang berkontribusi aspek berwirausaha. Strategi pendekatan teridentifikasi dalam keberhasilan pendidikan berwirausaha yaitu pendekatan internal, pendekatan operasional, dan pendekatan eksternal. Pendekatan internal meliputi prasarana-sarana, interaksi, aktivitas dan inovasi. Pendekatan eksternal meliputi komunitas, even sosial, mentor, pelaku wirausaha sebagai guru tamu, mitra kerjasama, dan organisasi. Sedangkan pendekatan operasional terdiri dari pembelajaran, penelitian dan ekstra kurikuler lihat gambar 82 Pendidikan Kewirausahaan Keberhasilan dalam membentuk siswa atau lulusan yang memiliki keterampilan berwirausaha melalui pendidikan mempertimbangkan sejauh mana peran leader atau kepala sekolah dalam menjalankan perannya. Jika, wirausaha hanya diajarkan dalam mata pelajaran tertentu dan waktu yang terbatas, maka ini permasalahan awal yang harus dipahami bersama. Kunci keberhasilan berwirausaha adalah pembiasaan atau budaya berwirausaha, Masitoh, 2005. Strategi yang tepat harus dimulai dari top manajemen yaitu kepala sekolah dan seluruh civitas akademik dalam mewujudkan budaya berwirausaha. Top manajemen atau manajemen puncak harus menetapkan bahwa kewirausahaan menjadi bagian dari visi dan pendekatan oprasional sebagai tindakan dari misi. Seluruh struktur organisasi sekolah diharuskan memiliki program kerja yang saling terintegrasi untuk pencapaian visi sekolah. Lebih disarankan bila memiliki struktur terpisah yaitu koordinator bidang kewirausahaan yang mengatur ritme tentang perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan refleksi untuk pengembangan program berikutnya. Siswa diberikan fasilitas terutama komunitas atau melalui program ko-kurikuler yang mendukung peminatan dalam berwirausaha. Gambar Konsep Kewirausahaan berbasis Pendekatan Ekosistem Pendidikan Bab 8 Konsep dan Strategi Pelaksanaan Pendidikan Kewirausahaan 83 Berdasarkan permen 13 tahun 2007 tentang kompetensi kewirausahaan kepala sekolah diantaranya 1 menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan sekolah; 2 bekerja keras untuk mencapai keberhasilan sekolah sebagai organisasi pembelajar yang efektif; 3 memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai pemimpin sekolah; 4 pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam menghadapi kendala yang dihadapi sekolah; 5 memiliki naluri kewirausahaan dalam mengelola kegiatan produksi atau jasa sekolah sebagai sumber belajar siswa. Dengan demikian kewirausahaan merupakan kompetensi yang harus dikuasai oleh kepala sekolah dan menjamin bahwa pendidikan kewirausahaan berjalan dengan baik. Tenaga pengajar yaitu guru yang mengampu pembelajaran kewirausahaan harus memiliki keterampilan utuh dan upgrade skill sesuai kebutuhan pasar saat ini. Sejauh ini banyak guru yang mengajarkan secara teoritis sedangkan mereka bukan pelaku praktis. Tentunya, secara konseptual tidak tepat, di mana guru tidak pernah memiliki bisnis dan harus mentransfer pengalamannya. Maka dari itu, penunjukan guru harus tepat dan selektif sesuai kompetensi atau mendatangkan dari pihak lain. Bekerja sama dengan pelaku bisnis atau wirausaha untuk terlibat dalam penyusunan kurikulum, aktivitas program wirausaha, memberikan kesempatan magang guru inkubasi di tempat usaha, kesempatan kunjungan bagi siswa merupakan strategi yang tepat untuk melihat secara langsung kondisi real. Tanpa pengalaman secara langsung, pendidikan berwirausaha merupakan konsep teoritis yang mengalami banyak risiko pada saat dipraktikkan. Misalnya kegagalan dalam membuat produk, atau sulit dalam pemasaran, sulit dalam memunculkan ide kreatif sesuai kebutuhan pelanggan, dan lain sebagainya. Selain itu, dukungan dari orang tua siswa menjadi salah satu faktor penting. Di mana, aktivitas di luar sekolah dapat di support secara langsung oleh orang tua. Akhirnya strategi pelaksanaan pendidikan kewirausahaan yang tepat adalah melibatkan seluruh ekosistem di internal dan eksternal dalam memperkuat program kewirausahaan di sekolah. Faktor terpenting adalah keterlibatan pelaku usaha dan orang tua dalam memberikan dukungan dan kondisi secara nyata. 84 Pendidikan Kewirausahaan Agus Wibowo.2011.Pendidikan Kewirausahaan Konsep dan Strategi. Yogyakarta. Pustaka Pelajar Ahmad Sanusi.2014. Menelaah Potensi Perguruan Tinggi untuk Membina Program kewirausahaan dan Mengantar Kehadiran Pewirausaha Muda. Makalah Seminar Kewirausahaan, Inkubator Bisnis Bandung, STMB-KADIN Jabar Ahmad, N., & Seymour, R. G. 2020. Defining Entrepreneurial Activity. 22. Alma,Prof. Edisi Revisi. Penerbit Alfabeta. Bandung Anonim. 2021.Program Kewirausahaan Merdeka Belajar Kampus Merdeka 2021. Panduan Kewirausahaan Mahasiswa Indonesia PKMI 2021. Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Ditjen Pendidikan Tinggi KementerianPendidikan dan Kebudayaan. Jakarta Ardiati, L. 2021. Perbandingan Teori Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini Jean Piaget dan Lev Vygotsky serta Relevansinya Terhadap Pendidikan Islam [Masters, IAIN BENGKULU]. Aunurrahman. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Bandung Alfabeta. Axelsson, K 2015, 'Entrepreneurial Learning in Education Preschool as a Take-Off for the Entrepreneurial Self' Journal of Education and Training, vol. 2, no. 2, pp. 40-58. Axelsson, K. 2017. Entrepreneurship in a School Setting Introducing a Business Concept in a Public Context. 227, 132. Bandura, A 1986. Social Foundations of Thought and Action A Social Cognitive Theory. Englewood Cliffs, NJ Prentice-Hall. 98 Pendidikan Kewirausahaan Cahyowati, C. 2012. Manajemen Pembelajaran Dengan Menggunakan Pendekatan Beyond Centres And Circle Time Di Tk Aisyiyah Joyosuran Surakarta Tahun Pelajaran 2010/2011 [Universitas Muhammadiyah Surakarta]. Chaudhary, B., & Mukhopadhyay, K. 2012 Syzygium cumini L. Skeels A potential source of nutraceuticals’, Int J Pharm Biol Sci, 21, pp. 46-53. Cipal Cipul. 2020. Pengenalan Kewirausahaan Siswa Kelas 6. David Wijaya.2017.Manajemen Keuangan Konsep dan Penerapannya. Jakarta PT. Grasindo Dimyati & Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta Rineka Cipta. Ditjen Dikti 2009. Materi Training on Trainers. Pendidikan Kewirausahaan. Jakarta Kemdiknas 13- 17 Juli Djamarah, Syaiful Bahri & Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta Rineka Cipta. Drucker, P. F. 2002. Innovation and Entre-preneurship. perfect bound. Drucker, Peter, F. 1959. Innovation and Entrepreneurship Practice and Principles. New York Harper & Row Publishers Filser, M., Kraus, S., Roig-Tierno, N., Kailer, N., & Fischer, U. 2019. Entrepreneurship as Catalyst for Sustainable Development Opening the Black Box. Sustainability, 1116, 4503. Garavan, T. N., & O′Cinneide, B. 1994. Entrepreneurship Education and Training Programmes A Review and Evaluation – Part 1. Journal of European Industrial Training, 188, 3–12. Geoffrey, G. Meredith, et. Al 1996 Kewirausahaan Teori Dan Praktek. Jakarta PT Pustaka Binaman Presindo. Hägg, G., & Kurczewska, A. 2020. Towards a Learning Philosophy Based on Experience in Entrepreneurship Education. Entrepreneurship Education and Pedagogy, 32, 129–153. Daftar Pustaka 99 Hakim, D. 2012. Pengembangan Pendidikan Kewirausahaan Berdasarkan Nilai-Nilai Budaya Untuk Membentuk Daya Saing Dan Karakter Bangsa. Prosiding Seminas, 12, Article 2. Hanafi, I., & Sumitro, E. A. 2019. Perkembangan Kognitif Menurut Jean Piaget dan Implikasinya dalam Pembelajaran. Alpen Jurnal Pendidikan Dasar, 32, Article 2. Harris & Gibson, 2008. Eximining the Entrepreneurial Attitudes of US business students. Education Training, 50 7, 568 – 81 Hasan, M 2018, 'Pendidikan Ekonomi Informal Bagaimana Pendidikan Ekonomi Membentuk Pengetahuan Pada Bisnis Keluarga?' JEKPEND Jurnal Ekonomi dan Pendidikan, vol. 1, no. 2, pp. 30-37. Hasan, M 2020, Literasi dan Perilaku Ekonomi Transfer Pengetahuan Kewirausahaan dalam Perspektif Pendidikan Ekonomi Informal. Bandung Media Sains Indonesia. Husni Turion. 2016. Kewirausahaan di sekolah SMA video model pembelajaran Direktorat PSMA Kemdikbud 2016. Hytti, U. 2003. State-of-art enterprise education in Europe Results from Entredu project. Small Business Institute. Idris, F., Hassan, Z., Ya’acob, A., Gill, S. K., & Awal, N. A. M. 2012. The Role of Education in Shaping Youth’s National Identity. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 59, 443–450. Ima Indarwati. 2020, September. Main Pasar-Pasaran—Mengenalkan Kewirausahaan Pada Anak TK. Irawan, F. J., & Ningrum, N. 2016. Pengaruh Penggunaan Model Cooperative Learning Tipe Group Investigation GI Terhadap Hasil Belajar Prakarya Dan Kewirausahaan PKWU Siswa Kelas X Semester Genap SMK Negeri 1 Metro Tp 2015-2016. PROMOSI Jurnal Program Studi Pendidikan Ekonomi, 42, Article 2. Kasmir.2007. Kewirausahaan. PT Raja Grafindo Perkasa. Jakarta. 100 Pendidikan Kewirausahaan KBBI. 2016. Pendidikan. Diakses pada tanggaal 25 Juli 2021 Keehner, M. M., Tendick, F., Meng, M. V., Anwar, H. P., Hegarty, M., Stoller, M. L., & Duh, Q. Y. 2004 Spatial ability, experience, and skill in laparoscopic surgery’, The American Journal of Surgery, 1881, pp. 71–75. Keogh, W., & Galloway, L. 2004. Teaching enterprise in vocational disciplines Reflecting on positive experience. Management Decision, 423/4, 531–541. Kepmendiknas, 2010. Bahan Pelatihan Penguatan Metodologi Pembelajaran Berdasarkan Nilai-Nilai Budaya untuk membentuk daya saing bangsa. Pendidikan Kewirausahaan. Jakarta Kerr, S. P., Kerr, W. R., & Xu, T. 2017. Personality Traits of Entrepreneurs A Review of Recent Literature. 52. Kholifah, N., & Nurtanto, M. 2016. Pengembangan Pendidikan Kewirausahaan Dalam Menanamkan Nilai-Nilai Enterpreneurship Untuk Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean MEA. 8. Kholifah, N., & Nurtanto, M. 2016. Pengembangan Pendidikan Kewirausahaan Dalam Menanamkan Nilai-Nilai Entrepreneurship Untuk Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean MEA. 8. Kholifah, N., Syamwil, R., & Supraptono, E. 2020. Model Pembelajaran Keterampilan Tata Busana Terintegrasi Kewirausahaan. 7. Kim, J. Y., Choi, D. S., Sung, & Park, J. Y. 2018. The role of problem solving ability on innovative behavior and opportunity recognition in university students. Journal of Open Innovation Technology, Market, and Complexity, 41, 4. Klein, P. G., & Bullock, J. B. 2006. Can Entrepreneurship Be Taught? Journal of Agricultural and Applied Economics, 382, 429–439. Kosn, N. N. A. Mohd. 2017. Implementasi Permainan Tradisional Indonesia di Taman Kanak-Kanak Kota Padang. Pedagogi Jurnal Ilmu Pendidikan, 151, 85–93. Daftar Pustaka 101 Kuncoro,A & Rusdianto,H 2016. The influence of Entrepreneurship Subject on Students? Interest in Entrepreneurship by Hidden Curriculum as Intervening Variabel. Dinamika Pendidikan, 11 1, 7. Https// Kuratko, D. F. 2005. The Emergence of Entrepreneurship Education Development, Trends, and Challenges. Entrepreneurship Theory and Practice, 295, 577–597. Majid, ArAbdul. 2014. Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Bandung Remaja Rosdakarya. Marwiyah, S. 2012 Konsep pendidikan berbasis kecakapan hidup’, Jurnal Falasifa, 31, pp. 75–97. Mashar, R. 2015. Emosi Anak Usia Dini dan Strategi Pengembangannya 1st ed., Vol. 1. Kencana. Masitoh, M. 2005. Strategi Pembelajaran TK. Penerbit Universitas Terbuka. 2021. "Jumlah wiraausaha Indonesia Jauh di Bawah Malaysia dan Thailand". diakses pada tanggal 25 Juli 2021. Moloney, M., & Pettersen, J. 2016. Early Childhood Education Management Insights into business practice and leadership 1st ed.. Routledge. Mulyani, E. 2011. Model Pendidikan Kewirausahaan di Pendidikan Dasar dan Menengah. Jurnal Ekonomi dan Pendidikan. Vol. 8 Mustofa, K. 2010 Model pendidikan dan pelatihan Konsep dan Aplikasi. Bandung Alfabeta. Nassif, V. M. J., Ghobril, A. N., & Silva, N. S. da. 2010. Understanding the entrepreneurial process A dynamic approach. BAR - Brazilian Administration Review, 72, 213–226. Nurhafizah, N. 2018. Bimbingan Awal Kewirausahaan pada Anak Usia Dini. Jurnal Konseling dan Pendidikan, 63, 205–210. 102 Pendidikan Kewirausahaan Obschonka, M., Silbereisen, R. K., Schmitt-Rodermund, E., & Stuetzer, M. 2011. Nascent entrepreneurship and the developing individual Early entrepreneurial competence in adolescence and venture creation success during the career. Journal of Vocational Behavior, 791, 121–133. Polanyi, M 1966, The Tacit Dimension. London Routledge & Kegan Paul. Prawirokusumo 1997 Kewirausahaan. Yogyakarta Gajah Mada. Purnomo, I. A. D. 2015 Studi Tentang Penanaman Modal Asing di Indonesia’, Jurnal ekonomi Pembangunan, pp. 26–47. Ratih, K. 2017. Mempersiapkan Calon Guru yang Berkualitas Ada Apa Dengan Praktik Pedagogi di Sekolah? Sanjaya, Wina. 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta Kencana. Saroni, Muhammad. 2012. Mendidik dan Melatih Entrepreneur Muda. Yogyakarta Ar-Ruzz Media Schumpeter J 1934 The Theory of Economic Development. Harvard U An Inquiry into Profits, Capital, Credit, Interest and the Business Cycle. Schumpeter J. 1934. The Theory of Economic Development. An Inquiry into Profits, Capital, Credit, Interest and the Business Cycle. Harvard University Shane, S & Venkataraman,S 2000. The promise of entrepreneurship as a field of research. Academy of Management Review, 25, 217 - 226 Soeharto Prawiro. 1997. Kewirausahaan. Bandung. Penerbit Alfabeta Soesarsono. 2002. Pengantar Kewirausahaan, Buku I, Jurusan Teknologi Industri, IPB, Bogor. Stam, E., & van de Ven, A. 2019. Entrepreneurial ecosystem elements. Small Business Economics. Subakti, Hani. 2019. 8 Konsepsi Landasan Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi. Parepare Kaaffah Learning. Sudrajat, A. 2011 Mengapa Pendidikan Karakter’, Jurnal Pendidikan Karakter, I1, pp. 47–58. doi Daftar Pustaka 103 Suryana 2008. Kewirausahaan. Pedoman Praktis Kiat dan Proses menuju sukses. Bandung. Salemba Empat Suryana, Y. dan K. B. 2011 Kewirausahaan Pendekatan Karakteristrik Wirausaha Sukses. Jakarta. Kencana. Suryana. 2001. Kewirausahaan. Penerbit Salemba Empat. Jakarta. Suryana. 2003. Kewirausahaan Pedoman Praktis, Kiat dan Proses Menuju Sukses. Jakarta Salemba Empat. Suzanti, L., & Maesaroh, S. 2017. Entrepreneurship Learning for Early Childhood p. 410. Science and Technology Publications, Lda. Syaifudin, A. 2017. The Impact of Creativity and Innovation on Increasing Micro Enterprise Income PKL Gading Fajar Sidoarjo. IJEBD International Journal Of Entrepreneurship And Business Development, 11, 88. Thompson, J. L. 2004. The facets of the entrepreneur Identifying entrepreneurial potential. Management Decision, 422, 243–258. TK Alfaatih Official. 2020. Kewirausahaan untuk anak Entrepreneur Kid TK Alfaatih—Genteng. Wikipedia. 2014. Kewiraswastaan. Diakses pada tanggal 26 Juli 2021 Wikipedia.2021. Pendidikan. Diakses pada tanggal 25 Juli 2021. Winardi. 2003. Entrepreneur & Entrepreneurship, Kencana, Jakarta Yuriani, Y., Marwanti, M., Komariah, K., Ekawatiningsih, P., & Santosa, E. 2012 Pengembangan Model Pembelajaran Kursus Kewirausahaan Melalui Kerja Sama Dunia Usaha Dan Dunia Industri’, Jurnal Kependidikan Penelitian Inovasi Pembelajaran, 421, p. 120355. doi Zimmerer, W. T. 1996 Entrepreneurship and The New Venture Formation. new jersey Prentice Hall International, Inc. 104 Pendidikan Kewirausahaan Zimmerer, W. Thomas. 1996. Entrepreneurship and The New Venture Formation. New Jersey Prentice Hall Inc Zimmerman, J. L. 2001 Conjectures regarding empirical managerial accounting research’, Journal of Accounting and Economics, 321-3, pp. 411–427. Biodata Penulis Rizky Fajar Ramdhani lahir di Bandung, pada tanggal 19 Maret 1991. Ia tercatat sebagai lulusan SMAN 2 Bandung, menyelesaikan studi dengan gelar sarjana sains terapan Jurusan Elektro program studi Teknik Telekomunikasi di Politeknik Negeri Bandung. Menyelesaikan Studi Magister Teknik Industri di Universitas Pasundan Bandung dengan gelar Magister Teknik . Bergabung di Perhimpinan Insinyur Indonesia sebagai anggota muda. Aktif dalam media pembelajaran dengan channel Youtube Canpekcander Media yang berisikan tentang materi perkuliahan teknik. Ia kerap berusaha menunaikan kewajibannya sebagai dosen untuk dapat memberikan pengajaran, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Nenny Ika Putri Simarmata lahir di Tarutung, pada 16 Agustus 1982. Ia menyelesaikan Sarjana S-1 di Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara USU, Magister S-2 Psikologi di Universitas Indonesia, serta Program Doktoral S3 Ilmu Psikologi di Universitas Padjadjaran Bandung pada tahun 2019. Ia telah menikah dengan Allan Victor Pakpahan, ST dan dikaruniai tiga 3 orang anak yaitu Sascha Pakpahan, Celine Pakpahan dan Michael Pakpahan. Ia merupakan Dosen Tetap di Fakultas Psikologi - Universitas HKBP Nommensen, Medan Sumatera Utara. Saat ini menjabat sebagai Dekan di Fakultas Psikologi Universitas HKBP Nommensen periode 2020-2024. Ia aktif sebagai Psikolog Industri dan Organisasi yang melakukan kegiatan seleksi dan rekrutmen, konseling bagi karyawan, pelatihan serta pengembangan organisasi. Selain itu juga melakukan 106 Pendidikan Kewirausahaan tes minat bakat untuk siswa serta konseling di sekolah. Aktif menulis di Jurnal ilmiah nasional dan internasional, serta telah menghasilkan 4 buku referensi secara kolaboratif dengan judul Pengembangan & Budaya Organisasi 2021, Metode Penelitian untuk Perguruan Tinggi 2021, Dasar Ilmu Manajemen 2021, Perkembangan Peserta Didik 2021 Email nennysimarmata Agung Prihatmojo, Penulis Lahir di Tejosari, Kota Metro, Provinsi Lampung pada tanggal 19 Februari 1989. Menyelesaikan Sarjana Strata Saru S1 Program Studi Pendidikan Geografi di FKIP Universitas Lampung lulus tahun 2012. Melanjutkan Studi Pasca Sarjana S2 di Pasca Sarjana Pendidikan IPS, lulus tahun 2015. Sejak Tahun 2018 bekerja sebagai Dosen Tetap di Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas Muhammadiyah Kotabumi UMKO. Nur Kholifah, lahir di Grobogan, pada tanggal 11 Juli 1992. Beliau adalah Tenaga Pengajar di Program Studi Tata Busana, Jurusan Pendidikan Teknik Boga dan Busana, Universitas Negeri Yogyakarta. Beliau menyelesaikan studi di SDN Barusari 02 Semarang, MTsN Al-Khoiriyah 01 Semarang dan SMKN 6 Semarang. Pada tahun 2015 menyelesaikan pendidikan sarjana Tata Busana Universitas Negeri Semarang dengan predikat cumlaude. Pada tahun 2017 menyelesaikan pendidikan Magister Pendidikan Kejuruan di Universitas Negeri Semarang dengan predikat cumlaude. Dan pada tahun 2020 melanjutkan studi S3 Pendidikan Teknologi dan Kejuruan di Universitas Negeri Yogyakarta. Selain aktif mengajar, beliau juga menulis buku di bidang pendidikan dan jurnal ilmiah serta membimbing mahasiswa di bidang kewirausahaan. Beliau juga bergabung dalam organisasi Akademisi Profesi Dosen Vokasi Indonesia APDOVI dan Asosiasi Dosen dan Guru Vokasi Indonesia ADGVI serta Komunitas Mata Garuda LPDP Jawa Tengah. Biodata Penulis 107 Dr. Muhammad Hasan, Lahir di Ujung Pandang, 6 September 1985. Merupakan dosen tetap dan peneliti di Program Studi Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Negeri Makassar. Memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Ekonomi dari Universitas Negeri makassar, Indonesia 2007, gelar magister Pendidikan Ekonomi dari Universitas Negeri Makassar, Indonesia 2009, dan gelar Dr. Doktor dalam bidang Pendidikan Ekonomi dari Universitas Negeri Makassar, Indonesia 2020. Tahun 2020 hingga tahun 2024 menjabat sebagai Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi, Universitas Negeri Makassar. Sebagai peneliti yang produktif, telah menghasilkan lebih dari 100 artikel penelitian, yang terbit pada jurnal dan prosiding, baik yang berskala nasional mapun internasional. Sebagai dosen yang produktif, telah menghasilkan puluhan buku, baik yang berupa buku ajar, buku referensi, dan buku monograf. Selain itu telah memiliki puluhan hak kekayaan intelektual berupa hak cipta. Muhammad Hasan merupakan editor maupun reviewer pada puluhan jurnal, baik jurnal nasional maupun jurnal internasional. Minat kajian utama riset Muhammad Hasan adalah bidang Pendidikan Ekonomi, Literasi Ekonomi, Pendidikan Informal, Transfer Pengetahuan, Bisnis dan Kewirausahaan. Disertasi Muhammad Hasan adalah tentang Literasi dan Perilaku Ekonomi, yang mengkaji transfer pengetahuan dalam perspektif pendidikan ekonomi informal yang terjadi pada rumah tangga keluarga pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, sehingga dengan kajian tersebut membuat latarbelakang keilmuannya lebih beragam dalam perspektif multiparadigma, khususnya dalam paradigma sosial. Muhammad Hasan sangat aktif berorganisasi sehingga saat ini juga merupakan anggota dari beberapa organisasi profesi dan keilmuan, baik yang berskala nasional maupun internasional karena prinsipnya adalah kolaborasi merupakan kunci sukses dalam karir akademik sebagai dosen dan peneliti. 108 Pendidikan Kewirausahaan Hani Subakti lahir di Kota Samarinda, pada 19 Januari 1989. Ia tercatat sebagai lulusan terbaik di Magister Pendidikan Bahasa Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mulawarman. Dosen Bahasa Indonesia yang kerap disapa Bapak Hani ini adalah anak dari pasangan Alm. H. Sukardi bapak dan Hj. Mudjiati mama. Hani Subakti telah malang melintang di dunia pendidikan. Ia tercatat sebagai dosen tetap yayasan di Universitas Widya Gama Mahakam Samarinda Kalimantan Timur. Ia mengajar mata kuliah bahasa Indonesia dihampir seluruh fakultas yang ada di Universitas Widya Gama Mahakam Samarinda Kalimantan Timur. Dr. Badawi., Penulis Lahir di Tulus Rejo, pada tanggal 15 Mei 1961. Menyelesaikan Sarjana Strata Saru S1 S1 Pendidikan Luar Sekolah di Universitas Lampung lulus tahun 1985. Melanjutkan Studi Pasca Sarjana S2 di Pasca Sarjana S2 Administrasi Pendidikan Universitas Negeri Padang, lulus tahun 1999. Melanjutkan Studi Doktoral S3 Pendidikan Luar Sekolah di Universitas Pendidikan Indonesia. Bekerja sebagai Dosen PNS dengan homebase di Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas Muhammadiyah Kotabumi UMKO. Biodata Penulis 109 Ir. Muhammad Nurtanto, IPM., adalah Dosen Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Jurusan Pendidikan Teknik Mesin sejak Agustus 2015. Lahir di Grobogan, pada tanggal 23 September 1990. Penulis menamatkan pendidikan magister di Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Universitas Negeri Yogyakarta Tahun 2015 dan saat ini tercatat sebagai mahasiswa Doktor di Pendidikan Teknologi dan Kejuruan di Universitas Negeri Yogyakarta, dengan topik disertasi “Studi Fenomenologi Guru Profesional Abad ke XXI di Sekolah Menengah Kejuruan” yang lolos dalam hibah PDD tahun 2021-2022. Penulis aktif dalam publikasi ilmiah di beberapa buku, conference, dan jurnal nasional maupun internasional. Penulis juga berpartisipasi aktif sebagai editor maupun reviewer di beberapa jurnal diantaranya helyon Q1, IJAME Q2, TUSED Q2, JTET Q3. Dalam organisasi professional, penulis terlibat dalam ADGVI, APDOVI, LPPOM MUI, dan PII. Penulis dapat dihubungi via email mnurtanto23 Moh Fawaid lahir di Demak 30 Agustus 1980. Menyelesaikan pendidikan Diploma Teknik Mesin dan Sarjana Pendidikan Teknik Mesin di Universitas Negeri Yogyakarta. Melanjutkan studi pada Magister Teknik Mesin di Universitas Diponegoro Semarang serta menjadi Mahasiswa Program Doktor Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Universitas Negeri Yogyakarta. Pengalaman kerja di SMK Fatahillah Kota Cilegon sebagai Wakil Kepala Sekolah Bidang Hubungan Industri. Sekretaris Pada Ikatan Alumni UNY Banten. Organisasi yang diikuti Asosiasi Dosen Guru Vokasi Indonesia ADGVI, Asesor Badan Akreditasi Sekolah Madrasah Provinsi Banten 2016-2020 dan 2021-2025. Pernah diberikan amanah Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Mesin 2014-2020 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan FKIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Banten ResearchGate has not been able to resolve any citations for this experience is the guiding light in entrepreneurship education, then where is the philosophy of experience? This article illuminates the philosophical foundations of entrepreneurship education by discussing learning through experience. We introduce a diagram that addresses primary and secondary experiences and their interplay as well as a model that further reveals how educative entrepreneurial experience can be researched through empirical phenomenology. We suggest that although entrepreneurship is currently positioned as an experiential subject in academia, the theoretical and philosophical roots of experience in learning have not been fully addressed, leading to a deficit in our understanding of how knowledge is derived from experience, and how experience may differ depending on its philosophical is a growing interest in ecosystems as an approach for understanding the context of entrepreneurship at the macro level of an organizational community. It consists of all the interdependent actors and factors that enable and constrain entrepreneurship within a particular territory. Although growing in popularity, the entrepreneurial ecosystem concept remains loosely defined and measured. This paper shows the value of taking a systems view of the context of entrepreneurship understanding entrepreneurial economies from a systems perspective. We use a systems framework for studying entrepreneurial ecosystems, develop a measurement instrument of its elements, and use this to compose an entrepreneurial ecosystem index to examine the quality of entrepreneurial ecosystems in the Netherlands. We find that the prevalence of high-growth firms in a region is strongly related to the quality of its entrepreneurial ecosystem. Strong interrelationships among the ecosystem elements reveal their interdependence and need for a systems perspective. Imam HanafiEko Adi SumitroTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji perkembangan kognitif menurut Jean Piaget”. Penelitian ini merupakan jenis penelitian Telaah Pustaka Library Research. Adapun hasil dari kajian memberikan sebuah pandangan baru bahwa perkembangan anak dalam hal ini perkembangan kognitifnya memiliki keunikan tersendiri dalam setiap tahap perkembangannya. Dalam praktek pembelajaran, Piaget menekankan akan pentingnya keterlibatan langsung secara realistik terhadap objek yang dipelajari. Selain itu, piaget juga menghimbau kepada setiap orang guru untuk membantu menyelesaikan tahap perkembangan kognitif setiap anak secara the last decades, sustainable development has become an important topic of discussion for scholars and practitioners concerned with environmental issues. Since the publication of Brundtland Report, which represents a milestone in triggering awareness for sustainability issues, sustainable development has steadily gained popularity to become one of the most important environmental discourses today. Together with innovation, the United Nations identified entrepreneurship as a key element for addressing sustainable development challenges. Due to its growing recognition as a driver of sustainable development, entrepreneurship is subject to research across many scientific disciplines. To systemize the current state of knowledge the purpose of this paper is to systematically review recent literature and to outline how sustainable development influences entrepreneurial activities and vice versa. In addition, it investigates whether and under what circumstances entrepreneurship can simultaneously contribute to the economic, environmental and social dimension of sustainable development. The systematic literature review shows that several research areas, such as opportunities, motivations, competencies, strategies and business models of sustainability-oriented entrepreneurs have already received wide coverage by academic literature. However, our knowledge about how entrepreneurial activities contribute to the achievement of the United Nations sustainable development goals is still limited and should be addressed by further research. Muhammad HasanThis article examines aspects of knowledge transfer in family business that are implemented in informal economic education through Bandura's social cognitive theory model. This study uses literature studies by looking for theoretical references that are relevant to the case or problem found. The results of this study indicate that economic education forms knowledge in family business through the role of modeled behavior and will be studied in observational learning. The observational learning process itself is governed by four interrelated components, namely the process of attention, the process of retention, the process of motor reproduction, and the process of motivation. Abstrak. Artikel ini mengkaji aspek transfer pengetahuan dalam bisnis keluarga yang terimplementasikan dalam pendidikan ekonomi informal melalui model teori sosial kognitif Bandura. Kajian ini menggunakan studi literatur dengan mencari referensi teori yang relevan dengan kasus atau permasalahan yang ditemukan. Hasil kajian ini menunjukkan bahwa pendidikan ekonomi membentuk pengetahuan dalam bisnis keluarga melalui peran perilaku yang dimodelkan dan akan dipelajari dalam pembelajaran observasional. Proses belajar observasional sendiri diatur oleh empat komponen yang saling terkait, yaitu proses perhatian, proses retensi, proses reproduksi motorik, dan proses motivasi. Kata Kunci Pendidikan ekonomi, pendidikan informal, transfer pengetahuanNurhafizah NurhafizahEntrepreneur education should be started in early-childhood start from introduction stages then be an entrepreneur agent. It is taught to children to be mentally an entrepreneur. Due to this activity which is design to support their business. The students began to comprehend themselves, control their emotion and stress, time management, flexible communication, and decision maker. Developing student's entrepreneur mentality increases the students’ characteristic and behavior, responsibility towards an entrepreneur theoretical and practically, which is taken the long term period SudrajatAbstrak Sudah menjadi kesadaran bersama bahwa dunia pendidikan merupakan cara yang telah dilakukan umat manusia sepanjang kehidupannya untuk menjadi sarana dalam melakukan transmisi dan transformasi baik nilai maupun ilmu pengetahuan. Demikian strategisnya dunia pendidikan sebagai sarana transmisi dan transformasi nilai dan ilmu pengetahuan ini, maka dalam rangka menanamkan dan mengembangkan karakter bangsa ini, tidak lepas pula dari peran yang dimainkan oleh dunia pendidikan. Pendidikan karakter penting bagi kehidupan manusia, maka peran yang dimainkan dunia pendidikan haruslah tidak sekadar menunjukkan pengetahuan moral, tetapi juga mencintai dan mau melakukan tidakan moral. Kata kunci pendidikan karakter, strategi pendidikan karakter Muhammad HasanBuku ini sangat penting dibaca, dikaji, dan ditelaah oleh para peneliti, pendidik dan pengambil kebijakan pendidikan kewirausahaan, khususnya yang terkait dengan pengembangan kewirausahaan melalui pendidikan ekonomi yang sifatnya informal. Tingkah laku manusia bukan semata-mata refleks otomatis dan stimulus melainkan juga akibat reaksi yang timbul sebagai hasil interaksi antara lingkungan dengan skema kognitif manusia itu sendiri. Teori belajar observasional, merupakan pembelajaran dengan cara melihat perilaku orang lain, atau model, karena pendasarannya pada observasi terhadap orang lain, sehingga sudut pandang yang diambil oleh ini sering disebut dengan pendekatan kognisi sosial tentang belajar. Pembelajaran observasional adalah pembelajaran yang meliputi perolehan keterampilan, strategi dan keyakinan dengan cara mengamati orang lain. Melalui pembelajaran observasional diperoleh representasi kognitif dari pola perilaku lainnya, yang kemudian dapat berfungsi sebagai model untuk perilaku individu. Teori kognitif sosial menyatakan bahwa banyak dari kebiasaan cara kita menanggapi gaya kepribadian kita telah dipengaruhi oleh belajar observasional. Pendidikan ekonomi membentuk pengetahuan dalam bisnis keluarga melalui peran perilaku yang dimodelkan dan akan dipelajari dalam pembelajaran observasional. Proses belajar observasional sendiri diatur oleh empat komponen yang saling terkait, yaitu proses perhatian, proses retensi, proses reproduksi motorik, dan proses x motivasi. Dengan memahami empat komponen dalam proses belajar observasional, tampak bahwa pendekatan kognitif sosial telah membuat kontribusi penting dalam pendidikan ekonomi informal. Sehingga berdasarkan hal tersebut, pendidikan ekonomi informal yang bertujuan untuk mengembangkan kompetensi kewirausahaan harus dilaksanakan dengan proses penciptaan lingkungan berwirausaha yang baik, khususnya dalam hal menciptakan model yang akan menjadi contoh perilaku dalam MulyaniPemerintah telah berupaya untuk memasyarakatkan kewirausahaan, namun upaya tersebut belum membawa pengaruh yang signifikan karena masih banyak penduduk yang tidak produktif setiap tahun. Dalam praktik di sekolah, untuk menanamkan nilai-nilai kewirausahaan pada peserta didik ada beberapa hal yang dapat dilakukan antara lain1 pembenahan dalam Kurikulum; 2 peningkatan peran sekolah dalam mempersiapkan wirausaha; 3 pembenahan dalam pengorganisasian proses pembelajaran; 4 pembenahan pada diri guru. Pelaksanaan pendidikan kewirausahaan mulai dari PAUD – SMA/SMK, SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMK/SMALB, merupakan suatu hal yang tidak bertentangan dengan butir-butir kebijakan nasional dalam bidang pendidikan yang terdapat dalam dokumen RPJMN 2010 - 2014, yang telah menetapkan sebanyak 6 substansi inti program aksi bidang pendidikan diarahkan demi tercapainya pertumbuhan ekonomi yang didukung keselarasan antara ketersediaan tenaga terdidik dengan kemampuan 1 menciptakan lapangan kerja atau kewirausahaan, 2 menjawab tantangan kebutuhan tenaga kerja. Untuk itu, substansi inti program aksi bidang kependidikan yang terkait dengan pendidikan kewirausahaan adalah penataan ulang kurikulum sekolah yang dapat mendorong penciptaan hasil didik yang mampu menjawab keutuhan SDM untuk mendukung pertumbuhan nasional dan daerah dengan memasukkan pendidikan kewirausahaan di antaranya dengan mengembangkan model link and match. Di samping itu pelaksanaan pendidikan kewirausahaan sesuai dengan amanah Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3, yang menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung program pendidikan kewirausahaan dapat diketahui melalui pencapaian kriteria oleh peserta didik, guru, dan kepala sekolah yang antara lain meliputi 1 peserta didik memiliki karakter dan perilaku wirausaha yang tinggi, 2 lingkungan kelas yang mampu mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang sesuai dengan nilai-nilai kewirausahaan yang diinternalisasikan, dan 3 lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan belajar yang bernuansa Pekkala Kerr William Revill KerrTina XuWe review the extensive literature since 2000 on the personality traits of entrepreneurs. We first consider baseline personality traits like the Big-5 model, self-efficacy and innovativeness, locus of control, and the need for achievement. We then consider risk attitudes and goals and aspirations of entrepreneurs. Within each area, we separate studies by the type of entrepreneurial behavior considered entry into entrepreneurship, performance outcomes, and exit from entrepreneurship. This literature shows common results and many points of disagreement, reflective of the heterogeneous nature of entrepreneurship. We label studies by the type of entrepreneurial population studied Main Street backed by venture capital to identify interesting and irreducible parts of this heterogeneity, while also identifying places where we anticipate future large-scale research and the growing depth of the field are likely to clarify matters. There are many areas, like how firm performance connects to entrepreneurial personality, that are woefully understudied and ripe for major advances if the appropriate cross-disciplinary ingredients are assembled. Admindari blog Kumpulan Kerjaan 2019 juga mengumpulkan gambar-gambar lainnya terkait analisa harga satuan pekerjaan dinding partisi hpl dibawah ini. KISAH INSPIRATIF PANJI WIDIARDA RABOWO CORPORATE ACTUARY YANG BEKERJA DENGAN INTEGRITAS DAN PROFESIONALISME. Contoh Proposal Kegiatan Yang Menarik Contoh Proposal Kegiatan Yang Menarik Simak Artikel Di Bawah Ini Ya Untuk Mendapatkan In 2021

Entrepreneurship has become a hot topic in the world of education, especially for students who are looking to make a difference in their lives and the world around them. It is a way for students to learn valuable skills such as critical thinking, problem-solving, communication, and leadership. In this article, we will explore the objectives of entrepreneurship for students and the education world. Menumbuhkan Minat Kewirausahaan One of the primary objectives of entrepreneurship in education is to cultivate an interest in entrepreneurship among students. By introducing them to the concept of entrepreneurship at an early age, they are encouraged to think creatively and develop innovative solutions to problems they encounter in their daily lives. This fosters a sense of independence and self-reliance among students, which can help them become successful entrepreneurs in the future. Entrepreneurship education can help students identify their strengths and weaknesses, develop their skills, and learn how to turn their ideas into a viable business. With the right guidance and support, students can learn how to create a business plan, conduct market research, and develop a product or service that meets the needs of their target audience. Moreover, entrepreneurship education can help students develop essential life skills that they can use in their personal and professional lives. These skills include problem-solving, critical thinking, communication, leadership, and teamwork. Membangun Karakter dan Kemandirian Another objective of entrepreneurship in education is to build character and independence among students. Entrepreneurship education encourages students to take risks, be creative, and think outside of the box. This fosters a sense of self-confidence and self-reliance that can help students become successful in their personal and professional lives. Entrepreneurship education teaches students how to take responsibility for their actions and decisions. They learn how to manage their time, set goals, and prioritize their tasks. These skills are essential for success in any field, whether it is entrepreneurship or a traditional career path. Moreover, entrepreneurship education can help students develop a sense of purpose and vision. They learn how to identify their passions and interests and turn them into a business idea. This can be a powerful motivator for students and can help them stay focused and committed to their goals. Meningkatkan Keterampilan Kerja dan Persaingan Entrepreneurship education can also help students develop valuable work-related skills that can help them succeed in the job market. These skills include communication, problem-solving, critical thinking, leadership, and teamwork. By developing these skills, students can become more competitive in the job market and increase their chances of success. Moreover, entrepreneurship education can help students learn how to adapt to change and uncertainty. They learn how to be flexible and resilient in the face of challenges and setbacks. These skills are essential in today’s rapidly changing world, where new technologies and innovations are constantly emerging. Entrepreneurship education can also help students develop a global perspective. They learn how to identify opportunities and challenges in different parts of the world and develop strategies to address them. This can be a valuable skill in today’s globalized economy, where businesses are increasingly operating across borders. Conclusion In conclusion, entrepreneurship education has many objectives for students and the education world. It can help students develop valuable skills, build character and independence, and increase their chances of success in the job market. Moreover, it can help students become more creative, innovative, and resilient in the face of change and uncertainty. As the world becomes more complex and challenging, entrepreneurship education is becoming more important than ever. By cultivating an interest in entrepreneurship among students and providing them with the tools and resources they need to succeed, we can create a brighter future for our students and our world. Navigasi pos Hai teman-teman! Bagaimana kabar kalian hari ini? Saya harap kalian semua baik-baik saja dan siap untuk belajar menulis dengan benar.… Setiap hotel memiliki sejarah unik yang menarik untuk dijelajahi. Hotel Sari Pan Pacific Jakarta bukanlah sebuah pengecualian. Berdiri di atas…

.
  • mlwgc7o3es.pages.dev/434
  • mlwgc7o3es.pages.dev/241
  • mlwgc7o3es.pages.dev/447
  • mlwgc7o3es.pages.dev/967
  • mlwgc7o3es.pages.dev/80
  • mlwgc7o3es.pages.dev/691
  • mlwgc7o3es.pages.dev/384
  • mlwgc7o3es.pages.dev/588
  • mlwgc7o3es.pages.dev/866
  • mlwgc7o3es.pages.dev/402
  • mlwgc7o3es.pages.dev/176
  • mlwgc7o3es.pages.dev/947
  • mlwgc7o3es.pages.dev/541
  • mlwgc7o3es.pages.dev/131
  • mlwgc7o3es.pages.dev/990
  • sebutkan tujuan wirausaha untuk siswa dan dunia pendidikan