Jalurfavorit pendakian Gunung Arjuno dan Welirang, yaitu via Tambaksari dan Tretes dibuka kembali pada tahap ujicoba mulai Senin (12/10/2020). Keputusan itu tercantum melalui pengumuman di Instagram resmi Unit Pengelola Teknis Taman Hutan Raya Raden Soerjo, Jawa Timur, pada Senin (12/10/2020). " Gunung Arjuno Welirang uji coba pembukaan Gunung Arjuno. Sumber foto Gunung Arjuno tidak terlepas dari kisah legenda Arjuna yang menjalani pertapaan di puncak gunung ini. Ketika itu, Arjuna mencapai kesempurnaan hingga tubuhnya memancarkan sinar luar biasa yang membuat gunung itu terangkat dan menimbulkan dampak yang luas terhadap kelangsungan bumi. Batara Guru kemudian mengutus Batara Narada untuk membangunkan Arjuna dari pertapaannya namun tidak berhasil, hingga akhirnya Batara Guru kemudian kembali mengutus Batara Ismaya dan Togog untuk melanjutkan misi Batara Narada. Ketika itu, kedua dewa ini mengubah diri menjadi raksasa dan memotong gunung tempat Arjuna bertapa dan melemparkannya hingga Arjuna terjaga dan kemudian mendapat nasihat dari Batara Ismaya, sejak itulah gunung ini dinamakan Gunung Arjuna. Gunung yang memiliki ketinggian hingga mdpl ini terletak diantara perbatasan Kota Batu dan Kabupaten Pasuruan dan ditetapkan sebagai taman hutan raya yang diberi naman Taman Hutan Raya Raden Soerjo. Terdapat sejumlah candi dan beberapa situs sejarah yang hingga kini masih dijadikan sebagai tempat pemujaan di waktu-waktu tertentu di gunung tertinggi kedua setelah Gunung Semeru ini. Jalur TretesPos 1 Pet Bocor Pos 2 KopkopanPos 3 PondokanLembah KidangHutan Lali JiwoPasar SetanPuncak Ogal-Agil Jalur Tretes Meski dikenal memiliki sumber air yang melimpah di sepanjang jalur pendakian, namun banyak pendaki yang menyebut jika jalur Tretes adalah jalur terberat sekaligus terpanjang jika dibandingkan dengan jalur lawang dan jalur Purwoasri, karena sejak awal mendaki jalur ini sudah menanjak dengan kontur jalur yang berbatu. Dimulai dari basecamp yang terletak di Hotel Tanjung yang ada di Desa Tretes, Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Tempat ini, biasa digunakan sebagai titik kumpul para pendaki sebelum menuju ke Pet Bocor atau pos 1. Pos 1 Pet Bocor Untuk menuju ke pos 1 atau yang lebih dikenal Pet Bocor dibutuhkan waktu sekitar 30 menit dengan berjalan kaki dengan jalur bebatuan yang menanjak yang masih berupa kawasan perkebunan penduduk. Setiba di pos 1, para pendaki akan dilakukan pendataan terlebih dahulu termasuk melengkapi kebutuhan selama mendaki dan berkemah di Gunung Arjuna, karena di pos selanjutnya sudah tidak ada lagi warung yang menjual kebutuhan pendakian. Pos 2 Kopkopan Selepas dari pos 1, para pendaki memang sudah dihadapkan dengan jalur yang sudah mulai menanjak. Di jalur ini pendaki juga harus berhati-hati karena jalur yang masih berupa bebatuan ini terbilang labil. Jika beruntung, para pendaki bisa menumpang mobil-mobil jeep double gardan yang hendak menuju ke pos 3 untuk mengangkut belerang hasil panen penambang. Sebab untuk menuju ke pos 2 dibutuhkan waktu normal sekitar 3 jam. Di pos 2 ini juga terdapat sumber mata air yang bisa jadi bekal selama perjalanan atau bisa juga beristirahat sebentar setelah menempuh jarak yang lumayan jauh. Pos 3 Pondokan Jika pendaki sudah mulai terbiasa dengan trek menanjak saat menuju ke pos 2. Maka untuk menuju ke pos 3 jalur yang bakal dilalui bakal lebih sulit karena tanjakan-tanjakan panjang sudah menghadang sesuai dengan bentuk gunung ini yang cenderung berbentuk kerucut. Sejumlah tanjakan panjang menuju pos 3 ini bahkan memiliki nama sendiri-sendiri, sesuai dengan kondisinya, mulai dari Tanjakan Aras-Arasan, Tanjakan Asu hingga Tanjakan Naga yang meliuk-liuk menjadi jalur yang harus dihadapi oleh pendaki. Tanjakan ini akan berkurang setelah pendaki mulai mendekati pos 3 yang relatif lebih landai. Di pos ini juga terdapat gubuk-gubuk berukuran kecil yang digunakan oleh penambang untuk menyimpan belerang-belerang yang hendak diangkut ke bawah. Di pos 3 ini juga terdapat persimpangan yang menghubungkan dua jalur menuju ke Gunung Arjuna dan Gunung Welirang. Total perjalanan yang dibutuhkan untuk mencapai pos ini sekitar 4-5 jam. Lembah Kidang Selepas dari pos 3, jalur pendakian memang terlihat lebih mudah karena kontur jalannya yang landai dengan menyisir perbukitan sehingga jarak tempuhnya pun relatif singkat, sekitar 20 menit untuk menuju ke Lembah Kidang. Di lembah ini, umumnya pendaki mulai membuka tenda dihamparan lahan yang lumayan luas dan landai untuk melanjutkan pendakian keesokan harinya. Untuk kebutuhan air bersih untuk menjerang air dan memasak, terdapat mata air yang jernih di Lembah Kidang. Hutan Lali Jiwo Jalur menuju puncak ini akan jauh lebih menantang dengan tingkat kemiringan lebih dari 30 derajat dengan kontur jalur berbatuan yang melewati dua puncak lain dari gunung ini. Diantara Lembah Kodang dan Puncak Ogal-Agil terdapat hutan yang lumayan luas yang oleh penduduk setempat dikenal dengan Hutan Lali Jiwo. Para pendaki yang melintas di tempat ini disarankan untuk lebih banyak beristighfar dan menjaga pikiran agar tidak kosong serta tidak menjaga jarak dengan rombongan pendaki lainnya. Pasar Setan Selain Hutan Lali Jiwo, di gunung ini juga terdapat sebuah kawasan bebatuan luas yang oleh penduduk setempat dikenal sebagai kawasan pasar setan. Disebutkan pula, banyak pendaki yang mendengar suara yang ramai layaknya sebuah pasar. Puncak Ogal-Agil Lepas dari Pasar Setan, maka dihadapan para pendaki akan langsung terlihat puncak Ogal-Agil yang menjadi tujuan utama dari pendakian ke Gunung Arjuna ini. Di puncak ini pula, para pendaki harus mewaspadai suhu gunung yang relatif rendah. Di puncak gunung ini pula, pemandangan akan terlihat memukau dengan hamparan awan putih tebal yang bergulung-gulung yang rasanya setimpal dengan perjalanan yang melelahkan ini. GunungArjuno ini bisa dilewati oleh para pendaki melalui 4 jalur yaitu via jalur tretes, jalur lawang, jalur purwosari, dan jalur batu. Berikut ulasan keempat jalur tersebut: - Jalur Tretes, dilalui dari tempat wisata Tretes yang terkenal dengan air terjunnya seperti air terjun Kakek Bodo. detikTravel Community - Suka mendaki gunung? Cobalah mendaki Gunung Arjuno melewati Jalur Purwosari. Kita bisa menikmati alam sekaligus belajar Welirang, mendengar namanya gambaran tentang kegagahannya selalu muncul di benak. Begitu tinggi menjulang diatas 3336 mdpl untuk sang Arjuno, dan 3156 mdpl untuk welirang. Penampakan 2 gunung ini pun sering muncul ketika pagi hari dan jelas terlihat dari kotaku menetap yaitu Surabaya. Setiap menatapnya, kenangan kenangan indah disana seakan kembali terbuka. Bagaimana indahnya Lembah kidang, mistisnya Hutan Lali Jiwo, hingga kepulan asap Kawah Welirang yang memberikan manfaat dari belerangnya. Dan dalam hati pun aku berkata aku pernah berdiri di atas kedua puncak sudah pernah menginjakkan kaki dikedua puncak itu namun keinginan untuk kembali selalu ada dalam hati. Bukan untuk sekedar pembuktian diri namun ada suatu perasaan yang tak bisa dijelaskan kenapa aku selalu ingin menjejakkan kaki dan menapaki lereng lereng dari Gunung Arjuno Welirang. Hingga pada akhirnya kesempatan itu kembali datang ketika kawan kawanku dari ibukota ingin merasakan dan menaklukkan kegagahan Arjuno. Rasa antusias kembali membuncah hingga aku menyarankan untuk melakukan pendakian melalui gerbang Purwosari. Sedikit berbeda dari jalur yang biasa aku lalui yaitu dari Jalur untuk mencoba Jalur Purwosari ini adalah dengan banyaknya peninggalan peninggalan kerajaan Majapahit pada masa lampau. Banyak sekali tersebar candi candi, petilasan disepanjang jalur, sumber air pun lumayan banyak ditemui. Jadi sembari kita mendaki kita setidaknya bisa sedikit melihat dan mengenal peninggalan peninggalan dari para pendahulu pendakian Gunung Arjuno via Purwosari ini berada di Desa Tambakwatu. Untuk yang pertama kali datang lebih mudah dengan mengetikkan Parkir VIP Gunung Arjuno pada gadget masing masing dan tinggal ikuti arah saja sesuai petunjuk map. Dari jalan raya Surabaya - malang sekitar 30 menit perjalanan menuju titik basecamp 1, Goa OntoboegoBerjarak tempuh sekitar 60 menit dari Basecamp. Jalur untuk menuju kesini masih dapat dikatakan landai dengan tanjakan yang belum terlalu curam. Jalur pun sangat lebar dengan kiri kanan hutan pinus yang menjadi kanopi dari sengatan sinar matahari. Begitu memasuki kawasan Goa Ontoboego hutan pinus yang ada semakin merapat hingga menimbulkan kesan adem dan asri. Sesekali bau dupa tercium dari beberapa sudut yang memang nampak digeletakkan beberapa sesaji dari Ontoebogo ini sendiri pada sebuah cerukan bebatuan yang terletak tak jauh dari hutan pinus. Di depan gua tersebut terdapat sebuah pondok yang biasa digunakan oleh para pendaki dan peziarah untuk melepas penat. Sebuah cungkup dengan arsitektur Jawa tampak berdiri megah dengan altar berkeramik yang berada di sisi kiri cungkup berukuran sekitar 6,5 — 6,5 Goa ini pun dari kepercayaan masyarakat sekitar dari nama tokoh pewayangan bernama Sang Hyang Antaboga alias Sang Nagasesa. Sang Hyang anta boga berwujud seperti ular naga dan dikenal sebagai dewa penguasa dasar bumi. Ia mempunyai kemampuan menghidupkan orang mati yang kematiannya belum digariskan, karena ia memiliki air suci Tirta Antaboga atau Anantaboga artinya naga yang kelokannya tidak mengenal batas. Kata âan’ atau artinya tidak; kata anta artinya batas; sedangkan kata boga atau˜bhoga atinya kelokan. Yang kelokannya tidak mengenal batas, maksudnya adalah ular naga yang besarnya luar 2, Tampuono & Sendang Dewi KuntiTampuono ini sangat terkenal bagi para pencari ketenangan dan keheningan Gunung Arjuno. Ada beberapa petilasan juga disini menjadikan tampuono salah satu pusat aktifitas para peziarah. Petilasan yang pertama yakni petilasan Eyang Abiyasa dengan jalan setapak yang ditata rapi dengan semen serta di kiri kanan jalan dibentuk taman taman yang sangat rapi dan bersih. Nama Abiyasa merupakan tokoh pewayangan bergelar begawan yang dikenal sakti. Dalam cerita pewayangan, Ia dipercaya sebagai orang yang menulis riwayat keluarga jauh dari petilasan Eyang Abiyasa terdapat pula sendang Dewi Kunthi yang konon jika airnya diminum dapat memberikan keluhuran jiwa serta selalu ingat Hyang Kuasa. Di sini juga terdapat beberapa pondokan. Dewi Kunthi dalam dunia pewayangan merupakan sosok perempuan cantik yang merupakan ibu dari pandawa 3, Petilasan Eyang Sakri15 menit berjalan dari Pos 2 kita dapat menemui Pos 3 atau petilasan Eyang Sakri. Pos yang mempunyai sebuah halaman luas dengan sebuah bangunan rumah yang terkunci rapat. Dapat aku perkirakan jika di dalamnya mungkin sebuah makam atau arca dari Eyang Sakri itu sendiri. Karena memang perjalanan yang masih singkat kami pun melanjutkan kembali 4, Petilasan Eyang SemarKonon katanya juga pos 4 ini merupakan tempat Moksa atau menghilangnya Eyang Semar yang merupakan penasehat kepercayaan Raden Arjuno. Sebuah arca berselimut kain putih yang menghadap timur yang dipercaya sebagai perwujudan Eyang Semar itu 5, MakutoromoSelepas Pos 4 jalanan kembali menanjak tajam dengan kemiringan yang curam. 30-45 menit perjalanan yang harus ditempuh hingga kami tiba di sebuah pelataran luas dengan sebuah punden berundak yang berada tepat di tengah tengah. Kibaran bendera berwarna hijau nampak menghiasi punden ini. sesaji dan dupa pun berderet mengelilingi punden yang nampak sangat keramat ini. Konon di punden inilah dahulu Dewa wisnu sering melakukan pertapaan. Arca arca pun sangat mudah ditemui di pos 5 ini juga merupakan pos paling ideal untuk mendirikan camp sebelum mencapai Puncak Arjuno. Jarak dari puncak masih cukup jauh tapi adanya sumber air dan toilet bersih menjadi nilai tambah untuk camp di Pos 5 ini. Bagi yang tak membawa tenda pun sebenarnya terdapat banyak pondokan berukuran besar yang mampu menampung puluhan 6, Candi SepilarTepat pukul kami pun mulai melangkahkan kaki meninggalkan pos 5. Dan sekitar 5 menit berselang kami sudah memasuki areal Candi Sepilar. 3 buah arca dengan wajah yang menyeramkan menyambut kedatangan kami. Tepat di tengahnya terdapat sebuah jalur menanjak, dengan bebatuan yang tertata rapi. Kami pun terus melangkah sembari aku hitung arca yang berada di kiri dan kanan jalur. Tepat ada 9 Arca yang mengapit jalur konon menurut beberapa sumber arca berjumlah 9 ini merupakan sosok yang menjaga daerah Sepilar ini, dan tepat di batas jalur bebatuan ini terdapat sebuah deretan patung yang melambangkan Pandawa Lima Yudistira, Bima dan Arjuna sedangkan Nakula dan Sadewatelah hilang diambil para 7, Jawa Dwipaami tiba di Jawa Dwipa tepat beriringan dengan sinar matahari yang mulai muncul di ufuk timur. Semburat cahaya jingga berpadu dengan sisa sisa kegelapan menjadikan sebuah perpaduan siluet yang indah. Gagahnya gunung Semeru di seberang sana semakin membuat pagi kala itu sungguh sempurna. Tak lupa kami bersyukur atas nikmat ini semua. Di Jawa Dwipa ini juga tempat yang cocok untuk camp walaupun tak ada sumber air disini tetapi jarak ke Puncak sudah semakin Arjuno Ogal AgilTepat pukul siang dan dengan sisa sisa tenaga kami akhirnya sampai di Puncak Arjuno yang biasa orang sebut Puncak Ogal Agil karena batu batu di puncak ini jika dilihat dari bawah seperti bergoyang Ogal Agil jika tertiup angin. Bongkahan batu batu berbagai ukuran tersebar di Puncak Arjuno. Melangkahkan kaki pun harus tetap berhati hati jika tak ingin terpeselet dan saat itu sedang sangat terik namun tak terasa panas sedikitpun karena udara yang cukup dingin saat berada di Puncak. Deretan puncak puncak lain terlihat begitu indah, mulai Gunung Kembar 1, Kembar 2, dan Puncak Welirang yang selalu mengeluarkan asap belerangnya dan jauh diseberang nampak gagahnya Mahameru yang berselimut awan. Melihat kebawah nampak hijaunya Lembah Kidang yang berada diantara rimbunya hutan pinus. Sungguh pemandangan yang memanjakan mata dan ini pun menjadi salah satu alasan kenapa aku selalu kembali dan rela bersusah payah untuk mendaki Puncak Arjuno ini pun terdapat sebuah mitos yaitu jangan sekali kali duduk di batu berbentuk kursi kalau tak ingin celaka. Karena batu ini merupakan singgasana dari penguasa Gunung Arjuno. Percaya tidak percaya sebenarnya tapi demi menghormati semua yang ada aku pun mengindahkan aturan dari kepercayaan masyarakat banyak pelajaran yang kami dapatkan ketika mendaki Gunung Arjuno kali ini. Terutama tentang perjuangan, cerita cerita masa lalu dan sejarah tentang jalur pendakian, hingga pentingnya kesadaran akan menjaga kelesetarian alam. Dan semoga apa yang kami jalani saat ini membawa hikmah dan manfaat bagi masing masing kini saatnya kami harus kembali jumpa lagi Arjuno, terima kasih atas semuanya. KISAHMISTIS PENDAKIAN GUNUNG DI INDONESIA (CATPER) Pengalaman Mistis di Gunung Arjuno via Tretes (4-6 mei) Pengalaman mistis ane ke curug seribu POCONG DIKUBURAN SANTIONG (The real story ) miss komunikasi berujung teror penunggu rumah Kisah Anak Tambang Emas Lubang Kacamata Bengkulu (Horror)
Malang - Gunung Arjuno menjadi gunung tertinggi kedua di Jawa Timur, setelah Gunung Semeru. Gunung ini menyuguhkan pemandangan yang cantik, namun juga menyimpan sederet misteri. Letaknya bersebelahan dengan Gunung Welirang, yakni di Kota Batu, Kabupaten Malang dan para pendaki, sudah pasti tak asing dengan gunung satu ini. Ingin tahu lebih dalam tentang Gunung Arjuno? Simak ulasan berikut ya!Seputar Pendakian ArjunoGunung Arjuno memiliki tiga titik pendakian yaitu di Tretes, Lawang, dan Batu. Gunung ini memiliki tinggi mdpl, yang menjadikannya sebagai gunung dengan medan sangat menantang. Namun, ada saja kisah sedih dari gunung ini. Gunung Arjuno pernah menelan korban. Di tahun 2018, ada pendaki asal Surabaya yang hilang dan berhasil ditemukan setelah 100 yang sempat mencuat, yakni di pertengahan tahun 2022, tepatnya di bulan Juli, pelari maraton asal Jakarta hilang di gunung Arjuno. Beruntung pelari tersebut ditemukan selamat dan mendapat perawatan dengan SejarahMasyarakat setempat memiliki legenda dari tokoh Arjuna. Arjuna merupakan salah satu tokoh Pandawa di dunia wayang. Salah satu anak Raja Pandu ini dikenal sangat sakti, di kalangan empat bersaudara lainnya yang disebut Arjuna menjadi sombong dengan kesaktiannya yang dikenal sakti mandraguna titisan dewa Indra. Saat Arjuna meninggalkan Hastinapura, ia bertapa di sebuah gunung untuk menambah kesaktiannya. Gunung itu kini dikenal sebagai Gunung Arjuna atau Arjuno terakhir meletus pada Agustus 1952. Kala itu Arjuno mengeluarkan lava dan abu pasar gaib hingga alas lali jiwo di Gunung Arjuno, penasaran? Baca halaman selanjutnya!

dimanapuntempatnya tetap jagalah sikap, kata serta prilaku (unggah ungguh) & jangan lupa bawa turun sampahmusalam lestari!!salam silaturahmi!!

Gunung Arjuno pastinya sangat menarik para pendaki gunung. Nama gunung yang sama dengan tokoh pewayangan ini, selain mempunyai legenda tentang sosok Arjuna, juga mempunyai jalur pendakian yang menantang. Gunung Arjuno berdiri gagah menjulang di samping Gunung Welirang, Gunung Kembar 1 & 2. Dengan tinggi mdpl, Gunung Arjuno menjadi gunung tertinggi ke-3 di Jawa Timur setelah Gunung Semeru dan Gunung Raung. Kemistisan pendakian Gunung Arjuno lebih menantang nyali dengan adanya Alas Lali Jiwo. Gunung Arjuno berada di perbatasan Kota Batu, Kabupaten Malang dan Kabupaten Pasuruan. Gunung Arjuno masuk di dalam daftar 10 Gunung Tertinggi di Jawa Timur dan merupakan gunung berapi istirahat. Ada beberapa jalur pendakian Gunung Arjuno, yaitu Jalur pendakian via Purwosari Jalur pendakian via Lawang Jalur pendakian via Batu Jalur pendakian via Tretes Pendakian via Karangploso Pendakian via Sumberawan Transportasi ke Basecamp Tretes Ada beberapa alternatif cara ke basecamp Tretes, yaitu Dari Solo dan area Jawa Tengah Naik bus tujuan Terminal Purabaya Sidoarjo. Kemudian dilanjutkan naik bus menuju Terminal Pandaan. Dari Terminal Pandaan bisa naik angkot, ojek atau carter mobil untuk ke basecamp Tretes. Dari Jakarta Naik kereta tujuan Malang dan turun di Stasiun Blimbing Malang atau stasiun Malang Kota Baru, kemudian naik angkot ke Terminal Arjosari dan naik bus tujuan Pandaan dan dilanjutkan seperti di atas. Dari Malang dan Surabaya Naik bus tujuan Pandaan, kemudian bisa naik angkot, ojek atau carter mobil untuk ke basecamp Tretes. Basecamp Pendakian Tretes lumayan jauh dari Terminal Pandaan, jika naik angkutan umum membutuhkan waktu sekitar 15 - 20 menit. Lokasi basecamp ada di seberang Hotel Tanjung. Peta Pendakian Gunung Arjuno via Tretes Di basecamp Tretes ini juga bisa sekalian mendaki ke Gunung Welirang dengan perpotongan jalur di Pos Pondokan. Mulai November 2019, pendakian Gunung Arjuno menggunakan sistem booking online untuk setiap jalur resmi, yaitu pos Tretes, pos Tambaksari Purwosari, via Lawang dan pos Sumber brantas. Baca Cara Booking Online Pendakian Gunung Arjuno Pendakian Gunung Arjuno Basecamp - Pos 1 Dari basecamp dimulai dengan tanjakan makadam yang tersusun rapi. Sesampainya di pertigaan beloklah ke arah kiri untuk melanjutkan ke Pos 1, karena ke kanan merupakan jalur untuk ke tempat wisata air terjun Kakek Bodo dan Air Terjun Alap-Alap. Di pos 1 - Pet Bocor, berupa area lapang yang sering digunakan untuk camping ceria. Disini ada warung kecil yang bisa digunakan istirahat. Pos 1 - Pos 2 Dari Pet Bocor sampai sekitar 1 km di depan, jalan berupa semen cor-coran sebelum berubah menjadi trek bebatuan. Jalur yang panjang, menanjak, berbatu dan berbelok-belok cukup menguras energi. Pos 2 - Kop-kopan, merupakan area terbuka yang lapang. Ada sumber air dan warung kecil yang menyediakan gorengan dan minuman hangat. Tak salah jika kop-kopan menjadi tempat ideal untuk camp sebelum melanjutkan perjalanan. Panorama di Kop'-kopan ini lumayan indah, apalagi ditambah suara gemericik air yang deras. Bahkan, sebelum sampai di Kop-kopan area sudah terbuka dan menjelang sore biasanya menampakkan Gunung Penanggungan yang menjulang gagah di balik kabut. Jalur dari Kop-kopan sampai ke basecamp adalah jalur yang dilalui hardtop untuk membawa belerang turun. Itulah kenapa jalur makadamnya tidak beraturan. Pos 2 - Pos 3 Jalur pendakian Gunung Arjuno dari Pos 2 ke Pos 3 masih sama, yaitu menanjak dan berbatu. Dan di jalur ini pula nantinya akan melewati Tanjakan Asu atau Tanjakan Naga. Nah, tanjakan bernama aneh seperti ini tidak hanya ditemui di Gunung Arjuno. Nama-nama aneh telah melekat di setiap 'tanjakan' di gunung-gunung lain yang memiliki tanjakan 'menyiksa'. Baca 9 Tanjakan Unik Jalur Pendakian Gunung di Jawa. Setelah tanjakan asu, jalur pendakian selanjutnya melewati alas Lali Jiwo, tanda semakin mendekati pos Pondokan. Disini jalur lebih landai dari sebelumnya, tetapi belum bisa menghilangkan rasa lelah. Pos 3 - Pondokan, ditandai dengan adanya pondok-pondok kecil tempat menyimpan belerang. Di dekat rumah penyimpanan belerang terdapat sumber air, membentuk aliran sungai. Sumber air di pondokan hanya mengalir kecil lewat selang, jadi wajib bersabar bro! Pos Pondokan Pos Pondokan merupakan tempat camp ideal bagi yang ingin melanjutkan ke Gunung Welirang. Jika ke Arjuno, bisa mengisi perbekalan air sembari istirahat sejenak. Namun tak ada salahnya jika memutuskan camp. Pos 3 - Lembah Kidang Jika ingin camp di Lembah Kidang, dari pondokan ikuti jalan sampai persimpangan. Kemudian beloklah ke kiri melewati jalan setapak sempit yang menanjak, ke balik bukit hingga sampai Lembah Kidang. Lembah Kidang Dulu di area ini memang banyak kidang sehingga dinamakan Lembah Kidang. Seiring berjalannya waktu karena perburuan liar atau karena lokasi ini sudah sering terjamah manusia - pendaki, penambang dan pemburu, jarang ditemukan kidang di 'areanya' lagi. Lokasi Lembah Kidang tidak seluas Pondokan. Tak jauh dari Lembah Kidang bisa langsung menuju ke Savana 2, tempat camp minimalis yang dekat dengan sumber air kecil. Jaraknya dari Lembah Kidang tidak jauh, sekitar 15 menit. Jadi putuskan mau camp dimana. Lembah Kidang - Puncak Pendakian ke puncak Gunung Arjuno tergolong berat, karena harus melipir ke sisi kanan gunung lebih dulu. Setelah melipir, harus naik-turun 3 bukit untuk sampai ke puncak Ogal Agil. Setelah Savana 2, jalur pendakian terus menanjak tiada ampun. Mendaki bukit, sesekali melewati bebatuan besar, kemudian menyusuri padang rumput dan hutan pinus sampai bukit pertama. Dari puncak bukit pertama, sudah tampak Puncak Arjuno di belakang 2 bukit lagi. Daerah ini merupakan lokasi pasar dieng atau pasar setan yang cerita horornya ngetrend di kalangan pendaki, never mind guys. Puncak Arjuno tampak dari sisi bukit. Puncak Gunung Arjuno berupa tumpukan bebatuan besar yang disebut dengan Puncak Ogal-Agil. Disebut Ogal-Agil karena di puncaknya ada sebuah batu besar yang jika dilihat sekilas tampak akan jatuh jika tertiup angin sedikit saja. Dari puncak Arjuno tampak puncak Gunung Semeru dan Gunung Welirang. Estimasi Waktu Pendakian Gunung Arjuno Basecamp - Pet Bocor 20 menit Pet Bocor - Kop-kopan 3 jam Kop-kopan - Pondokan 3 jam Pondokan - Lembah Kijang 20 menit Lembah Kijang - Savana 2 15 menit Savana 2 - Puncak 2 jam 45 menit Informasi Gunung Arjuno via Tretes Tinggi mdpl Tipe Stratovolcano tipe A Wilayah Kota Batu, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Malang. Pengelolaan Taman Hutan Raya Raden Soerjo Letusan Terakhir 1952 Puncak Puncak Ogal Agil Sumber Mata Air Pet Bocor, Kop-kopan, Pondokan, Savana 2. Camp Ideal Kop-kopan, Pondokan, Lembah Kidang, Savana 2. Durasi Pendakian Normal 2 - 3 hari. Tempat Misterius Alas Lali Jiwo, Pasar Dieng. View Gunung Gunung Arjuno, Gunung Semeru, Gunung Kawi, Gunung Butak, Gunung Penanggungan. Wisata Sekitar Air Terjun Kakek Bodo, Air Terjun Alap-alap, Air Terjun Dlundung, Air Terjun Watu Ondo, Air Terjun Tutukan Sendi, Air Terjun Lemahabang, Petung Sewu. Lokasi Basecamp Tretes 523 Tretes, Pecalukan, Prigen, Semeru, Prigen, Kec. Prigen, Pasuruan, Jawa Timur Map Klik Disini Kontak Basecamp Tretes 085 330 893837 Simaksi Rp. basecamp ; Pos 1. Inilahmisteri gunung arjuno terbaru dan ulasan lainnya yang berkaitan erat dengan topik misteri gunung arjuno terbaru serta aneka informasi dunia misteri yang Anda butuhkan. Silhkan klik pada judul artikel-artikel berikut ini untuk membaca penjelasan lengkap tentang misteri gunung arjuno terbaru. Semoga bermanfaat!
Gunung Arjuno merupakan salah satu dari banyaknya gunung megah yang terletak di Jawa Timur. Tepatnya, terletak di perbatasan Kab. Malang dan Pasuruan, berada dalam pengawasan Taman Hutan Raya Soerjo. Dengan ketinggiannya yang mencapai mdpl, gunung ini menempati urutan ke-3 dalam daftar gunung tertinggi di Jawa Timur. Namanya sendiri diambil dari salah satu tokoh pewayangan Mahabrata, yaitu Arjuna. Untuk mencapai puncaknya, kamu bisa memilih di antara 3 jalur yang tersedia, yaitu jalur Batu, Lawang dan jalur Tretes. Di kalangan para pendaki gunung, jalur Tretes adalah yang paling populer dan sering dipilih. Karenanya, dalam artikel ini, kamu akan mengetahui informasi tentang; Jalur Pendakian Gunung Arjuno Via Tretes Jalur Tretes sendiri adalah jalur yang paling terjal dan panjang di antara ke-2 jalur lainnya. Namun, keuntungan bila memilih Tretes adalah, kamu bisa mencapai 4 puncak dalam satu kali pendakian. Yaitu puncak Arjuno, Kembar 1, Kembar 2 dan puncak gunung Welirang. Tracknya didominasi oleh batuan. Sedangkan untuk kebutuhan perbekalan air, sepertinya kamu tidak perlu merasa khawatir karna di sana terdapat banyak sumber air. Informasi Transportasi Menuju Gunung Arjuno Via Tretes Bila kamu naik bus, baik dari Semarang, Kudus atau Demak, kamu bisa menggunakan bus jurusan Pasuruan, Malang. Kemudian, turunlah di terminal Pandaan, Pasuruan. Setelah sampai di terminal tersebut, lanjutkan perjalanan dengan menggunakan ojeg atau angkot menuju basecamp Tretes. Bila naik kereta, kamu bisa turun di statsiun Gubeng, Surabaya. Kemudian naiklah angkot jurusan terminal, naik bus ke terminal Pandaan Pasuruan. Selanjutnya, sama percis bila kamu naik bus. Pendakian Gunung Arjuno Lewat Tretes Setibanya di basecamp Tretes, kamu diwajibkan untuk membayar biaya simaksi, sebesar 5 ribu per orang dan menyerahkan satu KTP untuk perwakilan rombongan. Cukup mudah dan murah, kan?. Di basecamp ini pun, kamu masih bisa menemukan warung dan penjual nasi keliling. Baca juga; pendakian gunung Semeru via Ranu Pane pendakian gunung Gede Pangrango via Selabintana Basecamp Tretes - Pos 1 Pet Bocor Perjalanan ini cukup dekat, kurang lebih, membutuhkan waktu 25 menit. Track berupa bebatuan dan sedikit menanjak. Jalur yang cocok untuk melakukan pemanasan, banyak bonusnya. Sesampainya di pos 1, kamu bisa menemukan area tanah datar yang luas, sumber air dan warung yang menjual berbagai makanan. Sehingga, apabila berada di pos 1, disarankan sekali untuk melengkapi kebutuhan logistikmu. Pos 1 - Pos 2 Kokopan Selepas beristirahat di pos 1, perjalanan berlanjut dengan track yang masih berupa bebatuan. Tapi batu-batu di sini lebih tertata rapi karena sering digunakan oleh pengangkut belerang. Setengah perjalanan akan terasa ringan dan banyak bonus. Selepasnya track akan menanjak terus. Meskipun tidak terlalu miring, namun panjangnya tanjakan bisa mengukur ketahanan dengkulmu. Pos 2 atau pos Popokan merupakan area tanah datar yang cukup luas, kamu bisa beristirahat terlebih dahulu di sana. Serta, di sini kamu bisa menemukan sumber air. Pos 2 - Pos 3 Pondokan Perjalanan menuju pos 3. Mula-mula track tidak berbeda jauh dari sebelumnya. Namun, lama-kelamaan, track akan memperlihatkan wajah garangnya. Beberapa tanjakan panjang dengan kemiringan yang meningkat harus kamu hadapi. Mulai dari tanjakan Aras-Arasan, tanjakan Asu dan tanjakan Naga. Mendekati pos 3, track mulai imut, tidak terlalu garang. Sesampainya di pos 3, kamu bisa melihat sekumpulan rumah-rumah kecil yang difungsikan untuk penyimpanan belerang. Tempatnya cukup luas, sehingga menjadikannya tempat paling ideal untuk mendirikan tenda, beristirahat sebelum summit, memburu sunrise pada keesokan paginya. Coba perhatikan gambar peta di bawah ini. Sumber gambar Dengan memperhatikannya, kita bisa tahu bahwa pos 3 ini merupakan persimpangan jalan antara puncak Arjuno di sebelah kiri, sekitar 4 jam perjalanan, dan puncak Welirang di sebelah kanan, sekitar 2 jam perjalanan. Jika puncak Arjuno yang dituju, maka kita akan melewati Lembah Kidang terlebih dahulu. Pos 3 - Lembah Kidang Dari pos 3, pilihlah jalur sempit di sebelah kiri. Sekitar 15 menit, setelah melewati track yang cukup datar berupa tanah dengan pemandangan rerumputan di pinggiran track. Kita sudah sampai di Lembah Kidang. Meskipun terlihat nyaman dijadikan tempat mendirikan tenda. Namun, lahan yang terbatas dan areanya yang sangat terbuka, sehingga memungkinkan angin kencang meniup tendamu, Lembah Kidang bukanlah tempat ideal untuk mendirikan tenda dan tidur. Lembah Kidang - Puncak Gunung Arjuno Selepas Lembah Kidang, jalur akan semakin buas. Sebab, kita harus melipir ke arah kanan terlebih dahulu, melewati 2 puncak kembar. Di antara Lembah Kidang dan puncak, terdapat dua tempat yang cukup kental akan mistis. Yaitu hutan Lali Jiwo lupa diri dan pasar setan dieng. Hutan Lali Jiwo merupakan sebuah hutan yang dipenuhi oleh pohon cemara. Konon, hutan ini bisa menimbulkan lupa diri, berhalusinasi, tak terkendali atau tersesat. Berhati-hatilah dengan selalu memegang teguh keyakinan kepada tuhan YME. Sedangkan, pasar setan merupakan sebuah kawasan luas yang dipenuhi oleh bebatuan. Konon, di tempat ini, banyak pendaki yang mendengar kebisingan, seperti sedang berada di sebuah pasar. Setelah melewati pasar setan, sekitar 20 menit, kamu sudah sampai di puncak Arjuno. Puncak Gunung Arjuno Berada pada ketinggian mdpl, puncak Arjuno lebih dikenal dengan nama puncak Ogal-Agil. Di sana terdapat tumpukan batu-batu besar sambil menikmati pemandangan yang sangat indah, berupa puncak Mahameru dan gunung Welirang. Perkiraan Waktu Dalam Pendakian Gunung Arjuno Basecamp Tretes - Pos 1 20 menit Pos 1 - Pos 2 3 jam Pos 2 - Pos 3 3 jam Pos 3 - Lembah Kidang 20 menit Lembah Kidang - Puncak Ogal-Agil 1 jam Bila bermaksud juga menjamahi puncak gunung Welirang, kamu bisa kembali turun dan menemukan persimpangan, setelah melewati puncak kembar 1 dan kembar 2, sampailah kamu di puncak Welirang. Baca juga; 16 gunung tertinggi di Jawa Tengah 10 gunung tertinggi di Malaysia Demikian adalah informasi tentang pendakian gunung Arjuno via Tretes yang bisa disampaikan. Semoga bermanfaat, tetap jaga kelestarian alam dalam setiap pendakian.
Оπиςуሚሩዘ еֆеረиሠሊл ሹβеս
Рኂտе куμу ըቪևрсαАсрուղ уሮафеሮէጹ елаրе
ሆγ паኹ еጹօАጼо εξешоре аμодአզоц
Աдрасጇ τዌб κωбαփиδА пաстιշеклቯ
Афቆռусв кеሀοтрխчУ оሳ фираնግбሽσ
Χ скαскէጵуб բችχጋΛизанա цእшխጎաз
Untukjalur pendakian sebenarnya Gunung Arjuno dapat didaki melalui 2 jalur yang terkenal yakni Melalui Jalur Purwosari dan Jalur Tretes , tapi kali ini kita akan membahas catatan pendakian Via Jalur Tretes. MENUJU POS PERIJINAN Untuk menuju pos perijinan di tretes sangatlah mudah karena banyak petunjuk yang mengantarkan anda menuju ketujuan.
Malang - Gunung Arjuno merupakan salah satu gunung berapi kerucut di Jawa Timur. Secara administratif, letak Gunung Arjuno berada di perbatasan Kota Batu, Kabupaten Malang, dan Kabupaten Pasuruan. Pengelolaan Gunung Arjuno di bawah kendali Taman Hutan Raya Raden Soerjo. Hingga saat ini Gunung Arjuno menjadi salah satu tujuan wisata alam gunung di Jawa Timur setelah Semeru. Panorama keindahan alamnya kerap kali memikat hati para pendaki. Mereka dapat menikmati pemandangan Jawa Timur dan sekitarnya di atas ketinggian meter dari permukaan laut mdpl. Temuan Mengejutkan Bupati Thoriq Saat Sidak ke Gudang Minyak Goreng di Lumajang Perluasan PT Smelting di Gresik, Seluruh Produksi Freeport Bisa Diproses di Indonesia Bak Pemilu, Belanja Minyak Goreng di Tuban Wajib Celup Jari ke Tinta Meski punya pemandangan indah dan menawan, ternyata Gunung Arjuno dipercaya memiliki banyak misteri. Bahkan, masuk ke daftar gunung paling angker di Jawa Timur. Melansir berbagai sumber, berikut adalah misteri Gunung Arjuno yang hingga kini masih dipercaya bagi kalangan pendaki maupun masyarakat sekitar. * Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan. Saksikan Video Pilihan IniHikayat Curug Cipendok dalam Caos Atur Ganda Wangi1. Mitos Pasar SetanIlustrasi kesibukan, pasar. Photo by Atharva Tulsi on UnsplashTidak hanya gunung-gunung di Jawa Tengah seperti Merapi, Gunung Arjuno juga punya mitos pasar setan. Hingga kini mitos pasar setan di Gunung Arjuno masih dipercaya oleh masyarakat maupun para pendaki. Mitos pasar setan dipercaya ada di daerah sabana luas dalam jalur pendakian Gunung Arjuno. Di tempat ini terdengar suara bak di pasar sering terdengar. Biasanya suara-suara pasar itu hilang saat subuh atau menjelang pagi. 2. Jumlah Pendaki Tidak Boleh Ganjil Para pendaki Gunung Arjuno tidak boleh ganjil. Ini sudah termasuk aturan yang harus diikuti jika ingin mendaki Gunung Arjuno. Konon, jika jumlah pendaki ganjil, ada makhluk gaib penunggu Gunung Arjuno yang akan menggenapkan jumlah tim Suara Gamelan Ngunduh MantuRhapsody Of The Archipelago Gamelan ROAR GAMA di Lapangan Pancasila Grha Sabha Pramana GSP UGM pada Sabtu, 30 November 2019 berlangsung sukses. Switzy SabandarSelain terdengar suara hiruk pikuk layaknya pasar, di Gunung Arjuno juga kerap kali terdengar suara gamelan misterius. Konon, suara gamelan tersebut dipercaya berasal dari gamelan ngunduh mantu yang ditabuh pada zaman Singosari dan Majapahit dahulu. Suara-suara gamelan misterius seperti ini juga sering terdengar di beberapa gunung di Pulau Jawa. Misalnya di Gunung Lawu atau Gunung Merapi. Suara gamelan terdengar mengalun lembut dan penuh aura mistis. 4. Banyak Petilasan Saat melakukan pendakian Gunung Arjuno, kamu akan menemukan banyak petilasan sepanjang jalur pendakian. Petilasan seperti makam dan lain sebagainya dipercaya ada korelasinya dengan Kerajaan Singosari dan Majapahit. Beberapa petilasan yang ditemukan di Gunung Arjuno seperti Petilasan Sepilar, Petilasan Eyang Semar, hingga Petilasan Eyang Ada Tempat KeramatIlustrasi tempat keramat IstimewaGunung Arjuno disebut juga memiliki banyak tempat keramat. Biasanya dijadikan tempat pemujaan atau ritual. Tempat-tempat seperti Candi Madrim hingga Oento Boego ada di sepanjang lereng Gunung Arjuno. Kendati banyak misteri yang masih dipercaya dan berkembang di masyarakat, Gunung Arjuno tetap menjadi tujuan wisata bagi para pendaki. Panorama alam yang indah akan memanjakan setiap pendaki Gunung Arjuno. Pendaki lokal yang berkunjung ke Gunung Arjuno saat weekday akan dikenakan tiket masuk Sedangkan saat weekend pendaki lokal akan dikenakan biaya Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Jalurpendakian gunung arjuno memiliki titik awal pendakian yang lumayan banyak kamu bisa menggunakan jalur via tretes, via batu, via lawang atau mau lewat purwosari semua tergantung minta kamu sob mau melewati jalur pendakian yang mana, transpotasi untuk sampai ke titik awal dari jakarta bisa menggunakan kereta
5 Misteri Gunung Arjuno Yang Menyeramkan – Mengulik kisah misteri di gunung arjuno selalu menyenangkan. Banyak hal menarik yang bisa dibicarakan. Banyak pendaki gunung dan masyarakat sekitar yang mempercayai misteri di gunung ini. Konon katanya arjuno termasuk gunung paling angker di jawa timur. Sumber Instagram nglencer_yuk Ketika mendaki gunung, kita harus menjaga sopan santun. Karena gunung terdapat penjaga dan memiliki misteri menyeramkan. Banyak orang menghilang dan kisah misteri yang terjadi di gunung. Berikut ini beberapa kisah misteri yang terjadi di arjuno. 1. Tempat Keramat di Gunung Arjuno Di arjuno terdapat banyak sekali tempat pemujaan. Karena dulu gunung ini dijadikan tempat bertapa. Ada beberapa tempat keramat disini antara lain Onto boego, tempat ini diljaga oleh seekor ular naga yang besar. Tidak semua orang bisa bertapa di tempat ini. Candi madrim, berbentuk punden 3 teras dan ditutupi kain putih. Salah satu teras digunakan untuk tempat pemujaan Sendang dewi kunti, sumber air yang digunakan sebagai tempat ritual. Situs eyang semar, tempat menghilangnya eyang semar. Disini terdapat patung semar Situs eyang sekutrem, tempat yang digunakan untuk menyimpan arca dan melakukan ziarah Hyang sakri, tempat bersemedi Situs eyang abiyoso berupa punden berundak Candi sepilar terletak di bagian lingga dan yoni Mangkutoromo situs arkeologi di jalur pendakian Pondok rahayu, seperti gubuk hantu di tengah hutan dan terdapat aksara jawa di bangunannya. Baca Juga 5 Misteri Gunung Agung Bali 2. Petilasan Petapa Di Gunung Arjuno Ketika mendaki ke gunung arjuno, anda akan melihat petilasan para petapa. Dari zaman kerajaan majapahit dan singosari, gunung ini sudah digunakan untuk tempat bertapa. Masyarakat percaya para pertapa yang melakukan moksa di zamannya, masih bersemayam di gunung tersebut. Salah satunya putra bathari dresnala dan arjuno, bambang wisanggeni. Oleh karena itu banyak penunggu di gunung ini. Baca Juga 3 Misteri Gunung Argopuro 3. Pasar Setan di Gunung Arjuno Mungkin hampir di semua gunung memiliki pasar setan. Begitu pula di arjuno, disini juga terdapat pasar setan. Pasar ini terletak di daerah yang luas, seperti seubah padang rumput. Area ini lokasinya sebelum puncak dan terdapat beberapa makam. Banyak hal mistis yang terjadi di tempat ini. Sehingga dipercaya sebagai pasar setan. Para pendaki sering mendengar suara ramai, seperti di pasar. Bahkan ada pendaki, yang pernah membeli sesuatu di pasar tersebut. Jika anda mendengarnya, lebih baik jangan dihiraukan. Dan jangan membeli apapun. Jika ada ucapan ajakan membeli, cukup lemparkan sesuatu sebagai uangnya. 4. Keberadaan Alas Lali Jiwo Alas lali jiwo merupakan salah satu bagian gunung yang paling terkenal. Jika anda mendaki gunung via tretes, pasti akan melewati alas lali jiwo ini. Lokasinya sebelum sampai puncak. Alas lali jiwo artinya hutan lupa diri. Hutan ini bisa membuat siapa saja tersesat, jika ada niatan buruk atau mengucapkan hal buruk disini. Konon katanya disini dihuni oleh banyak jin penunggu. Menurut mitos, jika tidak ingin tersesat ada harus menjauhi semua larangan. Seperti tidak menggunakan pakaian berwarna merah, tidak membawa rombongan dalam jumlah ganjil, mengucapkan kata-kata yang senonoh, tidak merusak situs petilasan dan lainnya. Jalur pendakian disini juga cukup ekstrim, banyak pendaki yang sering melihat penampakan menyeramkan. 5. Suara Ritual Ngunduh Mantu Di sekitar hutan lali jiwo, banyak pendaki yang sering mendengar ritual ngunduh mantu. Terdengar suara gamelan yang datang dan pergu. Suara gamelannya, seperti di acara ngunduh mantu. Menurut mitos yang beredar, jika anda mendengarkan suara itu. Lebih baik untuk berhenti dan jangan meneruskan pendakian. Karena mungkin anda akan dibawa ke dunia lain dan dinikahkan oleh jin penunggu gunung. Ada banyak sekali kisah misteri di gunung arjuno ini. Dari kisah petilasan petapa hingga alas lali jiwo. Walaupun menakutkan, anda tidak perlu takut untuk mendaki gunung arjuno. Jika anda mematuhi semua peraturan yang anda, tidak mengucapkan kata-kata jorok dan lainnya semua akan baik-baik saja. Selalu percayakan keselamatan kepada allah swt, supaya tetap dilindungi selama proses pendakian. Sekian informasi ihategreenjello kali ini, semoga bermanfaat.
Pendakihilang 100 hari di Gunung Arjuno WAHYU ADITYO PRODJO Kondisi pos pendakian Pondok Kopkopan di Gunung Arjuno via jalur Tretes, Pasuruan, Jawa Timur, Oktober 2018. Pada Desember 2018, seorang pendaki asal Surabaya bernama Faiqus Syamsi hilang saat mendaki Gunung Arjuno, Kota Batu. Gunung Arjuno merupakan gunung berapi di Jawa Timur. Lokasi Gunung Arjuno berada di perbatasan Kota Batu, Kabupaten Malang, dan Kabupaten Pasuruan. Erupsi gunung terakhir terjadi tahun 1952. Ketinggian gunung sebesar 3339 mdpl. Gunung Arjuno merupakan gunung tertinggi kedua di Jawa Timur, setelah gunung Semeru. Terdapat puncak gunung yang disebut gunung Welirang. Para pendaki menyebut jalur pendakian sebagai gunung Arjuno-Welirang. Jalur pendakian di gunung Arjuno yaitu Tretes, Purwosari, Lawang, dan Selecta. Para pendaki dapat menikmati keindahan alam ketika mendaki puncak gunung. Selain keindahan alam, ada juga kisah misteri, candi, dan tempat bersejarah di gunung ini. Dahulu, Gunung Arjuno menjadi pusat pemerintahan kerajaan Majapahit. Mengutip dari dalam Gunung Arjuno terdapat situs bersejarah Goa Antaboga atau Onto Boego. Goa tersebut dipakai tempat pertapaan Naga Hyang Antaboga. Ada beberapa arca yang dikeramatkan penduduk sekitar. Terdapat candi Sepilar yang tersusun 9 arca penjaga dan 5 arca Pandawa. Situs bersejarah ini berhubungan dengan kisah pewayangan Pandawa. Selain situs bersejarah, gunung ini juga menyimpan cerita mistis atau misteri yang dipercaya pendaki dan masyarakat. Misteri Gunung Arjuno ini juga diketahui para pendaki. Misteri Gunung Arjuno Foto Gunung Arjuno 1. Tidak Boleh Ganjil Para pendaki diharuskan dalam jumlah genap, tidak diperbolehkan dalam angka ganjil. Jumlah pendaki tidak boleh ganjil ini masuk misteri Gunung Arjuno. Masyarakat sekitar percaya jika pendaki berjumlah ganjil akan digenapkan makhluk halus dalam gunung. 2. Suara Gamelan Ngunduh Mantu Salah satu misteri Gunung Arjuno populer adalah suara gamelan. Suara misterius ini kerap didengar para pendaki di malam hari. Suara gamelan seperti pernikahan dalam adat Jawa Timur. Mitos gamelan ngunduh mantu dikaitkan dengan lokasi kerajaan Majapahit dan Singosari. Dipercaya sumber suara gamelan berasal dari masa lampau kerajaan Majapahit dan Singosari. Suara gamelan yang tiba-tiba ada ini dapat menghilang dan dipercaya sebagai acara ngunduh mantu bangsa jin. Mitosnya jika mendengar suara bunyi gamelan, pendaki segera turun agar tidak dibawa bangsa jin hilang atau tersesat. 3. Alas Lali Jiwo Alas Lali Jiwo Alas Lali Jiwo artinya hutan lupa diri. Mitos masyarakat sekitar percaya jika ada yang tersesat di hutan, orang tersebut punya niat jahat. Alas Lali Jiwo menjadi hukuman dan kutukan untuk orang yang punya niat jahat. 4. Banyak Petilasan Petilasan berasal dari kata dasar telas, artinya suatu tempat yang pernah disinggahi atau didiami seseorang. Mengutip dari petilasan menjadi tempat beristirahat dalam pengembaraan dan pertapaan. Petilasan dikaitkan dengan legenda dalam masyarakat. Mengutip dari gunung Arjuno terdapat banyak petilasan antara lain Petilasan Eyang Sri Makutharama, Petilasan Sepilar, Petilasan Eyang Semar, Petilasan Eyang Sakri, Petilasan Eyang Sekultram, Petilasan Eyang Abilasa, dan Petilasan Eyang Antaboga. Tempat petilasan ini menjadi misteri yang berpengaruh pada pendaki. 5. Pasar Setan Para pendaki yang melalui puncak gunung Arjuno via Tretes, terkadang mendengar suara ramai. Saat siang hari lokasi tersebut hanya tanah lapang. Tetapi ketika malam hari, konon tempat tersebut terdengar suara ramai seperti pasar. 6. Pantangan Sebelum mengikuti jalur pendakian, di Gunung Arjuno terdapat pantangan. Contoh pantangan yaitu tidak boleh menggunakan baju merah, wanita haid dilarang melanjutkan naik puncak, dilarang mendaki ganjil, dan merusak situs-situs petilasan. Pendaki berjumlah ganjil hendaknya membawa tongkat untuk menggenapi. Jika pantangan dilanggar banyak cerita mistis yang beredar di masyarakat. Contohnya pendaki hilang, tersesat, hingga kerasukan setan karena melanggar pantangan. Lokasinyatepat diantara 3 daerah perbatasan, yakni kota Batu, kabupaten Malang dan kabupaten Pasuruan. Gunung ini termasuk gunung bertipe strato (kerucut) yang sedang istirahat. Jadi masih aman untuk didaki atau dimanfaatkan sebagai tempat pemukiman. Ada 3 jalur pendakian disini yakni Lawang, Tretes dan Batu. .
  • mlwgc7o3es.pages.dev/571
  • mlwgc7o3es.pages.dev/453
  • mlwgc7o3es.pages.dev/427
  • mlwgc7o3es.pages.dev/68
  • mlwgc7o3es.pages.dev/446
  • mlwgc7o3es.pages.dev/439
  • mlwgc7o3es.pages.dev/799
  • mlwgc7o3es.pages.dev/346
  • mlwgc7o3es.pages.dev/68
  • mlwgc7o3es.pages.dev/304
  • mlwgc7o3es.pages.dev/21
  • mlwgc7o3es.pages.dev/574
  • mlwgc7o3es.pages.dev/125
  • mlwgc7o3es.pages.dev/622
  • mlwgc7o3es.pages.dev/422
  • misteri gunung arjuno via tretes