179 Bahasa Indonesia C. Menelaah Struktur dan Kebahasaan pada Puisi Rakyat Setelah membaca dan memahami pada bagian ini kamu akan belajar menelaah puisi rakyat dari segi bentuk dan bahasa. 1. Menelaah Beragam Pola Pengembangan Pantun Bacalah pantun berikut Pola 1 Buanglah sampah pada tempatnya, Jangan membuang di tengah jalan; Kalau kita tidak mau bertanya, Tidak bisa mencapai semua harapan. Pola 2 Penghasil batik di Yogyakarta, Penghasil ulos Sumatera Utara; Kalau kamu memiliki cita-cita, Hendaklah mau sedikit sengsara. Pola 3 Membeli buku di daerah pecinan Membeli buku lebih dari satu Janganlah menunda pekerjaan Hindari menyia-nyiakan waktu Pola 4 Beli masi ke tempat Mbak Lulu Beli pensil ke toko Cak Mamat Sebaiknya kau pikir dahulu Demi keputusan yang tepat Pola15 Di Bengkulu tumbuh bunga ralesia Bunga unik tanpa duri Alangkah indahnya alam Indonesia Marilah kita jaga agar lestari Pola 6 Fatamorgana ternyata semu Namun indahnya tiada terkira Patuhilah selalu nasihat ibumu Agar hidupmu tidak sengsara Berdiskusilah untuk membuat pembahasan beberapa cara pengembangan isi pantun Jelaskan dengan contoh Lihat contoh berikut 180 Kelas VII SMPMTs 2. Menelaah Struktur Pantun Bacalah pantun berikut Ambillah kapas menjadi benang Ambillah benang menjadi kain Kalau kamu ingin dikenang Berbuat baiklah dengan orang lain Contoh telaah Struktur penyajian pantun dua larik sampiran dan dua larik isi pantun. Dua larik pertama merupakan pengantar untuk masuk pada isi larik 3 dan 4. Makna isi pada larik 1 dan 2 dengan larik 3 dan 4 tidak berhubungan. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan, pantun larik 1 dan larik 2 menggunakan kalimat perintah. Larik satu dan larik 2 merupakan kalimat berdiri sendiri. Larik 3 dan 4 merupakan kalimat saran dengan pola hubungan syarat kalau, pada larik 3 dan larik 4 merupakan hasil . Larik 3 dan 4 merupakan satu kalimat majemuk. Kegiatan Berhitunglah 1 sampai 6 Tiap siswa menelaah pantun sesuai dengan nomor yang diterima Lakukan seperti yang dicontohkan 3. Menelaah Struktur dan Bahasa Gurindam Bacalah gurindam berikut Apabila kelakuan baik berbudi Hidup menjadi indah tak akan merugi Dengan orang tua jangan pernah melawan Kalau tidak mau hidup berantakan Jagalah hati jagalah lisan Agar kau tidak hidup dalam penyesalan Sayangilah orang tua dengan sepenuh hati Itulah cara menunjukan bakti 181 Bahasa Indonesia Belajar janganlah ditunda-tunda Karena kamu tidak akan kembali muda Jika kamu terus menunda Hilanglah sudah kesempatan berharga Masa lalu biarlah berlalu Masa depan teruslah kau pacu Lestarikan alam kita sebelum alam menjadi murka Belajarlah demi masa depan Untuk mencapai semua harapan Apabila mata terjaga Hilanglah semua dahaga Apabila mulut terkunci rapat Hilanglah semua bentuk maksiat Apabila tangan tidak terikat rapat Hilanglah semua akal sehat Jika hendak menggapai cita-cita Bekerjalah lebih dari rata-rata Jika hendak hidup bahagia Jangan penah melakukan perbuatan sia-sia Barang siapa tidak takut tuhan Hidupnya tidak akan bertahan Apabila dengki sudah merasuki hati Tak akan pernah hilang hingga nanti Apabila hidup selalu berbuat baik Tanda dirinya berhati cantik 182 Kelas VII SMPMTs Kegiatan Telaahlah gurindam di atas dari segi struktur penyajian, jenis kalimat yang digunakan, dan hubungan isi antarlarik. Lakukan seperti contoh berikut Contoh menelaah gurindam Apabila kelakuan baik berbudi Hidup menjadi indah tak akan merugi Penelaahan Struktur penyajian gurindam dua larik merupakan isi yang berhubungan. Larik 1 merupakan syarat terjadinya keadaan pada larik 2. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan, gurindam tersebut menggunakan kalimat dengan pola hubungan syarat larik 1 apabila ... dan pada larik 2 kondisi keaadaan jika syarat dilakukan. 4. Menelaah Struktur dan Aspek Kebahasaan pada Syair
- Эзаበኽձኦцы кла
- ጷвретеμωρ θд κըцюյ
- Шሡпዳбቴпፆղ ш о
- Χастሪյуχуδ оጥቱጌըнιс уктωւ եвኝти
- Учови шугэዶ гомըτ
- Увθ оδօσиցеծич υգ
Struktur teks Bagian-bagian sebuah teks yang mencirikan suatu teks. Aspek kebahasaan merupakan sarana dalam berkomunikasi atau berinteraksi satu individu dengan individu lainnya atau suatu kelompok dengan kelompok lainnya, untuk menyampaikan atau menerima suatu informasi Puisi Rakyat adalah kesusastraan rakyat yang sudah tertentu bentuknya, biasanya terjadi dari beberapa deret kalimat, ada yang berdasarkan mantra, ada yang berdasarkan panjang pendek suku kata, lemah tekanan suara, atau hanya berdasarkan irama. Puisi rakyat berisi nilai-nilai yang berkembang dalam kehidupan masyarakat. Termasuk puisi rakyat adalah puisi lama yang berisi pesan-pesan dan nilai- nilai warisan leluhur bangsa Republic of indonesia. Berikut ini adalah telaah struktur dan kebahasaan pada puisi rakyat. 1. Menelaah Beragam Pola Pengembangan Pantun Pola 1 Pola 2 Buanglah sampah pada tempatnya, Jangan membuang di tengah jalan; Kalau kita tidak mau bertanya, Tidak bisa mencapai semua harapan. Penghasil batik di Yogyakarta, Penghasil ulos Sumatera Utara; Kalau kamu memiliki cita-cita, Hendaklah mau sedikit sengsara. Pola 3 Pola 4 Membeli buku di daerah pecinan Membeli buku lebih dari satu Janganlah menunda pekerjaan Hindari menyia-nyiakan waktu Beli masi ke tempat Mbak Lulu Beli pensil ke toko Cak Mamat Sebaiknya kau pikir dahulu Demi keputusan yang tepat Pola 5 Pola 6 Di Bengkulu tumbuh bunga raflesia Bunga unik tanpa duri Alangkah indahnya alam Republic of indonesia Marilah kita jaga agar lestari Fatamorgana ternyata semu Namun indahnya tiada terkira Patuhilah selalu nasihat ibumu Agar hidupmu tidak sengsara 2. Menelaah Struktur Pantun Ada beberapa aspek yang perlu dipahami untuk memudahkan kita dalam pemahaman struktur kebahasaan pada puisi rakyat tersebut. Aspek-aspek yang dimaksud seperti kalimat perintah,kalimat ajakan, kalimat seru,dan kalimat larangan. Kalimat Perintah. Kalimat perintah adalah kalimat yang berisi atau bermaksud memberi perintah atau suruhan. Contoh Buanglah sampah pada tempatnya Kalimat saran. Kalimat saran adalah kalimat yang berisi tentang saran kepada orang lain untuk kebaikan orang lain sebaiknya, seyogyanya. Contoh Sebaiknya kau pikir dahulu Demi keputusan yang tepat Kalimat ajakan. Kalimat ajakan adalah kalimat yang berisi ajakan kepada orang lain untuk melakukan suatu perbuatan ayo dan mari. Contoh Marilah kita jaga agar lestari Kalimat seru Kalimat seru adalah kalimat yang mengungkapkan rasa hati, seperti kagum, heran, senang, dan sedih alangkah, betapa, dan bukan primary. Contoh Alangkah indahnya alam Indonesia ini. Wahai, pemuda Indonesia teruslah berjuang melestarikan budaya kita. Kalimat larangan. Kalimat larangan adalah kalimat yang berisi larangan agar orang lain tidak melakukan kegiatan jangan, hidari. Contoh Janganlah berprasangka buruk kepada sesama Kalimat Tunggal dan Kalimat Majemuk Kalimat tunggal adalah kalimat yang memiliki satu subjek dan satu predikat. Contoh Pagi-pagi saya sarapan. Kalimat majemuk. Kalimat majemuk adalah kalimat yang memiliki lebih dari satu subjek atau predikat. Kalimat majemuk terjadi dari penggabungan dua kalimat dasar atau lebih. Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat yang terjadi dari beberapa kalimat tunggal yang kedudukannya tidak setara/sederajat. Kalimat majemuk hubungan syarat. Ditandai dengan jika, seandainya, asalkan,apabila, andaikan Contoh Jika hidup bermalas-malasan, masa depan tak tentu arah. Kalimat majemuk hubungan tujuan. Ditandai dengan agar, supaya, biar. Contoh Agar hidup tercapai tujuan, hendaklah pemuda rajin belajar. Kalimat majemuk konsensip. Ditandai dengan walaupun, meskipun, biarpun, kendatipun, sungguh pun Contoh Walaupun belajar banyak godaan, tetaplah teguh mencapai harapan. Kalimat majemuk hubungan penyebaban. Ditandai dengan sebab, karena, oleh karena Contoh Hari ini aku bersedih karena berpisah dengan sahabat. Hari ini aku bersedih karena berpisah dengan orang terkasih. Kalimat majemuk hubungan perbandingan. Ditandai dengan ibarat, seperti, bagaikan, laksana, sebagaimana, lebih baik. Contoh Belajar di waktu kecil seperti melukis di atas batu. Kalimat majemuk hubungan akibat. Ditandai dengan sehingga, sampai-sampai, maka Contoh Dian belajar begitu keras sehingga dapat memenangi olimpiade itu. Kalimat majemuk hubungan cara. Contoh Dengan cara menjual koran, dia mendapatkan uang untuk hidup Dengan berpikir cermat generasi muda menggapai asa. Bacalah pantun berikut! Ambillah kapas menjadi benang Ambillah benang menjadi kain Kalau kamu ingin dikenang Berbuat baiklah dengan orang lain Contoh telaah Struktur penyajian pantun dua larik sampiran dan dua larik isi pantun. Dua larik pertama merupakan pengantar untuk masuk pada isi larik 3 dan 4. Makna/ isi pada larik 1 dan 2 dengan larik 3 dan iv tidak berhubungan. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan, pantun larik 1 dan larik 2 menggunakan kalimat perintah. Larik satu dan larik two merupakan kalimat berdiri sendiri. Larik 3 dan 4 merupakan kalimat saran dengan pola hubungan syarat kalau, pada larik 3 dan larik 4 merupakan hasil . Larik 3 dan 4 merupakan satu kalimat majemuk. Pola 1 Telaah Buanglah sampah pada tempatnya, Jangan membuang di tengah jalan; Kalau kita tidak mau bertanya, Tidak bisa mencapai semua harapan. Struktur pantun diatas terdapat 2 larik sampiran dan 2 larik isi. Larik 1 dan 2 merupakan sampiran,sedangkan larik iii dan 4 merupakan isi. Bersajak akhiran a-b-a-b. Pantun larik pertama buanglah merupakan kalimat perintah Pantun larik kedua merupakan kalimat larangan jangan. Pantun larik ketiga merupakan kata penghubung syarat kalau. Sedangkan pada larik keempat merupakan akibat /jawaban dari larik ketiga. Pola 2 Telaah Penghasil batik di Yogyakarta, Penghasil ulos Sumatera Utara; Kalau kamu memiliki cita-cita, Hendaklah mau sedikit sengsara Struktur penyajian pantun dua larik sampiran dan dua larik isi. Larik one dan 2 merupakan pengantar untuk masuk pada isi larik 3 dan four. Makna/isi pada larik ane dan 2 dengan larik 3 dan 4 tidak berhubungan. Pantun tersebut bersajak a-a-a-a. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan larik i dan ii merupakan kalimat berita dan pada larik 3 dan 4 merupakan kalimat saran dengan hubungan syarat. Larik 3 dan 4 merupakan satu kalimat majemuk Pola 3 Telaah Membeli buku di daerah pecinan Membeli buku lebih dari satu Janganlah menunda pekerjaan Hindari menyia-nyiakan waktu Penyajian pantun dengan dua larik sampiran 1 dan 2 dan dua larik isi three dan 4 . Makna isi pada larik sampiran dan larik isi tidak berhubungan. Pantun bersajak a-b-a-b. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan larik i dan ii merupakan kalimat berita dan pada larik three dan 4 merupakan kalimat larangan dengan pola hubungan cara. Pola 4 Telaah Beli nasi ke tempat Mbak Lulu Beli pensil ke toko Cak Mamat Sebaiknya kau pikir dahulu Demi keputusan yang tepat Penyajian pantun dengan dua larik sampiran 1 dan 2 dan dua larik isi 3 dan 4 . Makna isi pada larik sampiran dan larik isi tidak berhubungan. Pantun bersajak a-b-a-b. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan larik ane dan two merupakan kalimat berita dan pada larik three dan 4 merupakan kalimat saran dengan hubungan akibat. Pola 5 Telaah Di Bengkulu tumbuh bunga raflesia Bunga unik tanpa duri Alangkah indahnya alam Indonesia Marilah kita jaga agar lestari Penyajian pantun dengan dua larik sampiran i dan 2 dan dua larik isi 3 dan iv . Makna isi pada larik sampiran dan larik isi tidak berhubungan. Pantun bersajak a-b-a-b. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan larik 1 dan 2 merupakan kalimat berita dan pada larik 3 dan four merupakan kalimat seru alangkah dan kalimat ajakan marilah. Pola 6 Telaah Fatamorgana ternyata semu Namun indahnya tiada terkira Patuhilah selalu nasihat ibumu Agar hidupmu tidak sengsara Penyajian pantun dengan dua larik sampiran 1 dan 2 dan dua larik isi 3 dan four . Makna isi pada larik sampiran dan larik isi tidak berhubungan. Pantun bersajak a-b-a-b. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan larik 1 dan ii merupakan kalimat berita dan pada larik 3 dan 4 merupakan kalimat perintah patuhilah dengan hubungan akibat. Larik 3 dan 4 merupakan satu kalimat majemuk three. Menelaah Struktur dan Bahasa Gurindam Kata penghubung yang sering digunakan pada puisi rakyat Kata penghubung tujuan. Merupakan kata penghubung modalitas yang menjelaskan maksud dan tujuan suatu acara atau tindakan supaya, untuk, agar, dan guna. Kata penghubung sebab kausal. Menjelaskan bahwa suatu peristiwa atau tindakan terjadi atas sebab tertentu sebab, sebab itu, karena, dan oleh karena itu. Kata penghubung akibat. Konjungsi yang menggambarkan suatu peristiwa atau tindakan terjadi atas sebab peristiwa lain. Konjungsi yang dipakai adalah sehingga, sampai, dan akibatnya. Kata penghubung syarat. Konjungsi syarat yang menjelaskan suau hal bias terpenuhi apabila syarat yang ada dipenuhi, atau dijalankan. Contoh kata yang digunakan adalah jika, jikalau, apabila, asalkan, kalau, dan bilamana. Bacalah gurindam berikut! Apabila kelakuan baik berbudi Hidup menjadi indah tak akan merugi Dengan orang tua jangan pernah melawan Kalau tidak mau hidup berantakan Jagalah hati jagalah lisan Agar kau tidak hidup dalam penyesalan Sayangilah orang tua dengan sepenuh hati Itulah cara menunjukan bakti Belajar janganlah ditunda-tunda Karena kamu tidak akan kembali muda Jika kamu terus menunda Hilanglah sudah kesempatan berharga Masa lalu biarlah berlalu Masa depan teruslah kau pacu Lestarikan alam kita sebelum alam menjadi murka Belajarlah demi masa depan Untuk mencapai semua harapan Apabila mata terjaga Hilanglah semua dahaga Apabila mulut terkunci rapat Hilanglah semua bentuk maksiat Apabila tangan tidak terikat rapat Hilanglah semua akal sehat Jika hendak menggapai cita-cita Bekerjalah lebih dari rata-rata Jika hendak hidup bahagia Jangan penah melakukan perbuatan sia-sia Barang siapa tidak takut tuhan Hidupnya tidak akan bertahan Apabila dengki sudah merasuki hati Tak akan pernah hilang hingga nanti Apabila hidup selalu berbuat baik Tanda dirinya berhati cantik Telaahlah gurindam di atas dari segi struktur penyajian, jenis kalimat yang digunakan, dan hubungan isi antarlarik. Lakukan seperti contoh berikut! Contoh menelaah gurindam Apabila kelakuan baik berbudi Hidup menjadi indah tak akan merugi Contoh Telaah Struktur penyajian gurindam dua larik merupakan isi yang berhubungan. Larik 1 merupakan syarat terjadinya keadaan pada larik ii. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan, gurindam tersebut menggunakan kalimat dengan pola hubungan syarat larik i apabila … dan pada larik 2 kondisi/ keaadaan jika syarat dilakukan. Gurindam ii Telaah Dengan orang tua jangan pernah melawan Kalau tidak mau hidup berantakan Struktur penyajian gurindam dua larik merupakan isi yang berhubungan. Larik 1 merupakan syarat agar terjadinya keadaan pada larik 2. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan, gurindam tersebut menggunakan kalimat dengan pola hubungan syarat kalau dan pada larik two keadaan jika syarat dilakukan. Gurindam 3 Telaah Jagalah hati jagalah lisan Agar kau tidak hidup dalam penyesalan Struktur penyajian gurindam dua larik merupakan isi yang berhubungan. Larik 1 merupakan tujuan dari keadaan pada larik 2. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan, gurindam tersebut menggunakan kalimat dengan pola hubungan tujuan agar dan pada larik 2 adalah tujuan Gurindam 4 Telaah Sayangilah orang tua dengan sepenuh hati Itulah cara menunjukan bakti Struktur penyajian gurindam dua larik merupakan isi yang berhubungan. Larik 1 merupakan syarat terjadinya keadaan pada larik 2. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan, gurindam tersebut menggunakan kalimat dengan pola hubungan syarat dan pada larik 2 kondisi/ keaadaan jika syarat dilakukan. Gurindam 5 Telaah Belajar janganlah ditunda-tunda Karena kamu tidak akan kembali muda Struktur penyajian gurindam dua larik merupakan isi yang berhubungan. Larik 1 merupakan sebab terjadinya keadaan pada larik two. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan, gurindam tersebut menggunakan kalimat dengan pola hubungan sebab-akibat karena larik 1 adalah sebab dan larik 2 adalah akibat. Gurindam vi Telaah Jika kamu terus menunda Hilanglah sudah kesempatan berharga Struktur penyajian gurindam dua larik merupakan isi yang berhubungan. Larik 1 merupakan syarat terjadinya keadaan pada larik 2. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan, gurindam tersebut menggunakan kalimat dengan pola hubungan syarat jika dan pada larik 2 kondisi/ keaadaan jika syarat dilakukan. Gurindam seven Telaah Masa lalu biarlah berlalu Masa depan teruslah kau pacu Struktur penyajian gurindam dua larik merupakan isi yang berhubungan. Larik i merupakan syarat terjadinya keadaan pada larik 2. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan, gurindam tersebut menggunakan kalimat dengan pola hubungan syarat dan pada larik 2 kondisi/ keaadaan jika syarat dilakukan. Gurindam 8 Telaah Lestarikan alam kita sebelum alam menjadi murka Struktur penyajian gurindam dua larik merupakan isi yang berhubungan. Larik 1 merupakan sebab terjadinya keadaan pada larik ii. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan, gurindam tersebut menggunakan kalimat dengan pola hubungan sebab-akibat larik 1 adalah sebab dan larik 2 adalah akibat. Gurindam 9 Telaah Belajarlah demi masa depan Untuk mencapai semua harapan Struktur penyajian gurindam dua larik merupakan isi yang berhubungan. Larik two merupakan sasaran terjadinya dari larik 1. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan, gurindam tersebut menggunakan kalimat dengan pola hubungan sasaran untuk larik 2 adalah sasaran dari larik 1. Gurindam 10 Telaah Apabila mata terjaga Hilanglah semua dahaga Struktur penyajian gurindam dua larik merupakan isi yang berhubungan. Larik ane merupakan syarat terjadinya keadaan pada larik two. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan, gurindam tersebut menggunakan kalimat dengan pola hubungan syarat apabila dan pada larik 2 kondisi/ keaadaan jika syarat dilakukan. Gurindam 11 Telaah Apabila mulut terkunci rapat Hilanglah semua bentuk maksiat Struktur penyajian gurindam dua larik merupakan isi yang berhubungan. Larik i merupakan syarat terjadinya keadaan pada larik ii. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan, gurindam tersebut menggunakan kalimat dengan pola hubungan syarat apabila dan pada larik 2 kondisi/ keaadaan jika syarat dilakukan. Gurindam 12 Telaah Apabila tangan tidak terikat rapat Hilanglah semua akal sehat Struktur penyajian gurindam dua larik merupakan isi yang berhubungan. Larik ane merupakan syarat terjadinya keadaan pada larik ii. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan, gurindam tersebut menggunakan kalimat dengan pola hubungan syarat apabila dan pada larik ii kondisi/ keaadaan jika syarat dilakukan. Gurindam 13 Telaah Jika hendak menggapai cita-cita Bekerjalah lebih dari rata-rata Struktur penyajian gurindam dua larik merupakan isi yang berhubungan. Larik ane merupakan syarat terjadinya keadaan pada larik 2. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan, gurindam tersebut menggunakan kalimat dengan pola hubungan syarat jika dan pada larik 2 kondisi/ keaadaan jika syarat dilakukan. Gurindam fourteen Telaah Jika hendak hidup bahagia Jangan penah melakukan perbuatan sia-sia Struktur penyajian gurindam dua larik merupakan isi yang berhubungan. Larik one merupakan syarat terjadinya keadaan pada larik 2. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan, gurindam tersebut menggunakan kalimat dengan pola hubungan syarat jika dan pada larik ii kondisi/ keaadaan jika syarat dilakukan. Gurindam 15 Telaah Barang siapa tidak takut tuhan Hidupnya tidak akan bertahan Struktur penyajian gurindam dua larik merupakan isi yang berhubungan. Larik 1 merupakan sebab terjadinya keadaan pada larik 2. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan, gurindam tersebut menggunakan kalimat dengan pola hubungan sebab-akibat larik 1 adalah sebab dan larik 2 adalah akibat Gurindam 16 Telaah Apabila dengki sudah merasuki hati Tak akan pernah hilang hingga nanti Struktur penyajian gurindam dua larik merupakan isi yang berhubungan. Larik i merupakan syarat terjadinya keadaan pada larik two. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan, gurindam tersebut menggunakan kalimat dengan pola hubungan syarat apabila dan pada larik 2 kondisi/ keaadaan jika syarat dilakukan. Gurindam 17 Telaah Apabila hidup selalu berbuat baik Tanda dirinya berhati cantik Struktur penyajian gurindam dua larik merupakan isi yang berhubungan. Larik 1 merupakan syarat terjadinya keadaan pada larik 2. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan, gurindam tersebut menggunakan kalimat dengan pola hubungan syarat apabila dan pada larik 2 kondisi/ keaadaan jika syarat dilakukan. 4. Menelaah Struktur dan Aspek Kebahasaan pada Syair Syair Perteguh jua alat perahumu Hasilkan bekal air dan kayu Dayung pengayuh taruh di situ Supaya laju perahumu itu Wahai muda, kenali dirimu Ialah perahu tamsil hidupmu Tiadalah berapa lama hidupmu Ke akhirat jua kekal hidupmu Hai muda arif budiman Hasilkan kemudi dengan pedoman Alat perahumu jua kerjakan Itulah jalan membetuli insan Contoh Hai muda arif budiman Hasilkan kemudi dengan pedoman Alat perahumu jua kerjakan Itulah jalan membetuli insan Contoh Telaah Struktur penyajian syair satu allurement terdiri atas 4 larik. Pola rima sama a-a-a-a. Keempat larik syair merupakan isi dan terkait dengan bait-bait yang lain. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan syair tersebut larik 1 menggunakan kalimat untuk menyapa menggunakan kata seru Hai …. Larik larik ii dan 3 merupakan kalimat perintah kepada generasi muda yang disapa pada larik i. Larik 4 pada kutipan syair tersebut merupakan akibat yang akan ditemui jika melakukan apa yang diperintahkan pada larik two dan three. Pilihan kata yang digunakan pada syair tersebut merupakan kata bersifat simbolik dan ungkapan lama. Pilihan kata sangat indah dengan makna yang dalam. Allurement 1 Telaah Perteguh jua alat perahumu Hasilkan bekal air dan kayu Dayung pengayuh taruh di situ Supaya laju perahumu itu Struktur penyajian syair satu bait terdiri atas 4 larik. Pola rima sama a-a-a-a. Keempat larik syair merupakan isi dan terkait dengan bait-allurement yang lain. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan syair tersebut larik 1, two, dan 3 menggunakan kalimat perintah Perteguh….. Larik 4 pada kutipan syair tersebut merupakan tujuan yang akan ditemui jika melakukan apa yang diperintahkan pada larik 1, two dan three. Pilihan kata sangat indah dengan makna yang dalam. Allurement 2 Telaah Wahai muda, kenali dirimu Ialah perahu tamsil hidupmu Tiadalah berapa lama hidupmu Ke akhirat jua kekal hidupmu Struktur penyajian syair satu allurement terdiri atas 4 larik. Pola rima sama a-a-a-a. Keempat larik syair merupakan isi dan terkait dengan bait-bait yang lain. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan syair tersebut larik 1 menggunakan kalimat untuk menyapa menggunakan kata seru Wahai …. Larik larik 2 dan 3 merupakan kalimat perintah kepada generasi muda yang disapa pada larik one. Larik iv pada kutipan syair tersebut merupakan tujusn yang akan ditemui jika melakukan apa yang diperintahkan pada larik ii dan iii. Pilihan kata sangat indah dengan makna yang dalam.
- Advertisement - RPP 1 Lembar Menelaah Beragam Pola Pengembangan Pantun ini disusun berdasarkan Indikator Pencapaian Kompetensi Menentukan struktur pantun yang dibaca dan didengar. Menelaah struktur pantun yang dibaca dan didengar. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RPP SMP/                   SMP Mata Pelajaran             Bahasa Indonesia Kelas/Semester            VII/Genap Waktu                          2 Jam Pelajaran Materi Pokok/Tema      Menelaah Beragam Pola Pengembangan Pantun Kompetensi Dasar Menelaah struktur dan kebahasaan puisi rakyat pantun, syair, dan bentuk puisi rakyat setempat yang dibaca dan didengar. Tujuan Pembelajaran  Melalui pembelajaran berbasis masalah problem-based learning, peserta didik diharapkan dapat Menentukan struktur pantun yang dibaca dengan benar. Menelaah teks pantun berdasarkan pola penyajiannya dengan cermat. Membuat pembahasan tentang cara pengembangan isi pantun dengan baik. Langkah-langkah Pembelajaran 1. Kegiatan Pendahuluan 10 menit Mengucapkan salam, berdoa, mengondisikan kelas ke dalam situasi belajar, dan mengabsen siswa. Dibuka dengan hal-hal yang berkaitan dengan materi yang dapat menggairahkan peserta didik untuk belajar. Guru bertanya-jawab tentang materi yang sudah dipelajari yang ada kaitannya dengan materi yang akan dipelajari. Mengungkapkan kompetensi dasar dan indikator yang akan dicapai. Bertanya jawab tentang manfaat pembelajaran yang akan dipelajari. 2. Kegiatan Inti 60 menit Tahap 1 Orientasi terhadap masalah Guru menyajikan masalah nyata kepada peserta didik tentang beragam pola pengembangan pantun. Tahap 2 Organisasi belajar Guru memfasilitasi peserta didik untuk memahami masalah nyata tentang beragam pola pengembangan pantun. Peserta didik mengidentifikasi apa yang mereka ketahui, apa yang perlu mereka ketahui, dan apa yang perlu dilakukan dalam menentukan pengertian pola pengembangan pantun. Peserta didik berbagi peran/tugas. Tahap 3 Penyelidikan individual maupun kelompok Guru membimbing peserta didik melakukan pengumpulan data/informasi pengetahuan, konsep, teori melalui berbagai macam cara. Tahap 4 Pengembangan dan penyajian hasil penyelesaian masalah Guru membimbing peserta didik untuk menentukan penyelesaian masalah yang paling tepat dari berbagai alternatif pemecahan masalah. Peserta didik menyusun laporan hasil penyelesaian masalah, misalnya dalam bentuk gagasan, model, bagan, atau Power Point slides. Tahap 5 Analisis dan evaluasi proses penyelesaian masalah Guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap proses penyelesaian masalah. 3. Kegiatan Penutup 10 menit Bersama-sama menyimpulkan butir-butir pokok materi yang telah dipelajari. Umpan balik tentang proses pembelajaran. Mewajibkan Peserta didik untuk membaca buku, menyampaikan materi pokok/tema untuk pertemuan berikutnya. Salam, doa dan tutup dipimpin oleh perwakilan kelas. Penilaian Hasil Pembelajaran 1. Teknik Penilaian Penilaian pengetahuan dilakukan dengan teknik tes tulis dan atau lisan. Penilaian keterampilan dilakukan dengan teknik kinerja. Penilaian sikap dilakukan dengan observasi selama kegiatan berlangsung. 2. Bentuk tes                  Pilihan ganda dan Uraian 3. Instrumen Penilaian  Soal, kunci dan pedoman penskoran tes terlampir. Lihat LKPD Menelaah Pola Pengembangan Pantun Berikutnya RPP 1 Lembar Menelaah Kebahasaan pada Pantun Mengetahui, Kepala Sekolah  ………………………………. NIP. ………………………….  Bandung, Januari 20 …. Guru Mata Pelajaran  Ii Syamsul Farid, NIP. 196805141993011001 . - Advertisement -ProsaAdalah - Pengertian, Jenis, Ciri, Bentuk, Contoh. Prosa - Pengertian, Jenis, Ciri, Bentuk, Contoh : Prosa adalah jenis tulisan yang dibedakan dengan puisi sebab variasi ritme yang dipunya lebih besar, dan bahasanya yang sesuai dengan arti leksikalnya. Kata prosa berasal dari bahasa Latin yang artinya "terus terang". 180 Kelas VII SMPMTs 2. Menelaah Struktur Pantun Bacalah pantun berikut Ambillah kapas menjadi benang Ambillah benang menjadi kain Kalau kamu ingin dikenang Berbuat baiklah dengan orang lain Contoh telaah Struktur penyajian pantun dua larik sampiran dan dua larik isi pantun. Dua larik pertama merupakan pengantar untuk masuk pada isi larik 3 dan 4. Makna isi pada larik 1 dan 2 dengan larik 3 dan 4 tidak berhubungan. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan, pantun larik 1 dan larik 2 menggunakan kalimat perintah. Larik satu dan larik 2 merupakan kalimat berdiri sendiri. Larik 3 dan 4 merupakan kalimat saran dengan pola hubungan syarat kalau, pada larik 3 dan larik 4 merupakan hasil . Larik 3 dan 4 merupakan satu kalimat majemuk. Kegiatan Berhitunglah 1 sampai 6 Tiap siswa menelaah pantun sesuai dengan nomor yang diterima Lakukan seperti yang dicontohkan 3. Menelaah Struktur dan Bahasa Gurindam Bacalah gurindam berikut Apabila kelakuan baik berbudi Hidup menjadi indah tak akan merugi Dengan orang tua jangan pernah melawan Kalau tidak mau hidup berantakan Jagalah hati jagalah lisan Agar kau tidak hidup dalam penyesalan Sayangilah orang tua dengan sepenuh hati Itulah cara menunjukan bakti 181 Bahasa Indonesia Belajar janganlah ditunda-tunda Karena kamu tidak akan kembali muda Jika kamu terus menunda Hilanglah sudah kesempatan berharga Masa lalu biarlah berlalu Masa depan teruslah kau pacu Lestarikan alam kita sebelum alam menjadi murka Belajarlah demi masa depan Untuk mencapai semua harapan Apabila mata terjaga Hilanglah semua dahaga Apabila mulut terkunci rapat Hilanglah semua bentuk maksiat Apabila tangan tidak terikat rapat Hilanglah semua akal sehat Jika hendak menggapai cita-cita Bekerjalah lebih dari rata-rata Jika hendak hidup bahagia Jangan penah melakukan perbuatan sia-sia Barang siapa tidak takut tuhan Hidupnya tidak akan bertahan Apabila dengki sudah merasuki hati Tak akan pernah hilang hingga nanti Apabila hidup selalu berbuat baik Tanda dirinya berhati cantik Pengertianroman pada mulanya ialah cerita yang ditulis dalam bahasa Romana. Dalam perkembangannya kemudian, roman berupa cerita yang mengisahkan peristiwa/pengalaman lahir/batin sejumlah tokoh pada satu masa tertentu. Hal ini terjadi pada akhir abad ke-17. Perkembangan roman mencapai puncaknya pada abad ke-18.